-Kalau Rindu-

73 10 2
                                    

"Hoam." Vaira baru saja menguap. Jam pelajaran Sejarah Indonesia memang sangat membosankan.

Tak terasa Vaira sudah lima kali menguap, membuat Ayu yang berada di sebelahnya tertawa. Vaira balas menyengir dan memfokuskan matanya pada papan tulis lagi.

Gerrel malah asik memainkan hp miliknya. Ia meletakkannya di dalam laci agar pak guru tidak melihatnya. Dengan iseng, Gerrel membuka ruang chat antara dirinya dan Vaira dan melakukan spaming chat.

Vaira terlonjak kaget lantaran hp miliknya mengeluarkan bunyi notifikasi sangat keras. Tadi pagi dia lupa mengecilkan volumenya. Pesan spam tadi langsung membuat ribut satu kelas. Vaira jadi ditatap seisi kelas dan tak lupa oleh pak guru juga.

"Vaira!" Guru Sejarah memberi pelototan mematikannya.

"I-iya, Pak?" Vaira menundukkan kepala saat tatapannya bertemu dengan mata guru tersebut.

Gerrel tersenyum, menatap lucu Vaira yang kini tengah gugup. Dia bersiap-siap untuk melakukan sesuatu.

"Berani-beraninya kamu main hp di jam pelajaran saya!"

Vaira kehabisan kata-kata. Dia terlalu takut untuk menghadapi guru sejarah, salah satu guru yang dijuluki killer di sekolah ini.

Gerrel melihat Vaira dari belakang, sepertinya inilah saatnya. Gerrel kemudian pura-pura bertingkah layaknya ingin muntah dan mual. Cowok itu juga sengaja meminum air kemudian memuntahkannya di lantai.

"Kamu lagi! Kenapa kamu?" Guru Sejarah kini menatap Gerrel.

"Saya sakit perut Pak." Tangan Gerrel tak lupa diletakkan di atas mulut.

Vaira memejamkan matanya pelan. Ia sudah hapal dengan tingkah Gerrel yang seperti ini. Cowok itu hanya berpura-pura dan ingin bolos saja dari pelajaran di sekolah.

"Ya sudah, kamu ke UKS."

Gerrel berdiri dengan semangat. Saking semangatnya, ia lupa untuk berlagak layaknya orang sakit perut. Guru Sejarah langsung menatapnya dengan curiga. Gerrel cepat-cepat mengerutkan dahi, membuat mimik wajah ingin muntah lagi. "Hoek."

Cowok itu kemudian mengantungi hp nya ke dalam saku. Sebelum benar-benar pergi, Gerrel kembali dan menghadap guru Sejarah itu. "Pak, seksi kesehatan kelas gak ikut nih?"

Vaira langsung menatap ke arah Gerrel. Cowok itu sebenarnya mau apa sih?

"Hmm. Vaira, kamu ikut sama Gerrel."

Vaira memalingkan wajahnya sebentar ke arah dinding, menyumpahi Gerrel. "I-iya Pak."

Mereka berdua kemudian keluar dari kelas dan berjalan beriringan di koridor.

"Pak," Adriel mengangkat tangan. "Saya mau ijin ke kamar mandi."

"Silahkan."

Adriel melangkah keluar dari kelas. Saat di koridor Adriel memperhatikan Vaira dan Gerrel yang berjalan beriringan. Gerrel menganggu Vaira dengan menarik rambut Vaira dari belakang.

"Siapa sih tadi yang ngirim pesan?" Vaira menggerutu. Gadis itu mengeluarkan hpnya dari dalam saku baju untuk melihat si pengirim pesan.

"Lo kenapa?" Tanya Gerrel saat melihat Vaira dengan pipi menggembung. Gadis itu kelihatannya kesal.

"Itu tadi, siapa sih yang ngirim spam chat," Vaira mulai membuka whatsapp. Mata Vaira kemudian melebar saat melihta bahwa si pengirim pesan menyebalkan adalah orang di sebelahnya, Gerrel.

"Gerrel, lo yang ngirim?" Vaira menyorot Gerrel dengan mata tajam.

"Emang gue." Gerrel berkata enteng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adriel Vaira GerrelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang