chapter 3

5.6K 133 0
                                    

     Seperti biasa felica bekerja di bagian kasir di supermarket. Ya walaupun dia hampir dipecat karena masalah kemarin,felica masih diberi kesempatan untuk berkerja lagi.

"Felica.." panggil Danu.

"Hei,dan senang bertemu denganmu. Sudah lama sekali aku tidak melihatmu." ucap felica senang.

"Oh yeah,bagus dong jadi aku bisa setiap hari kerumah varoz." jawab danu dengan senyum jahil.

"Kalau bisa,emang kamu mau digantung sama kak varoz,karena hanya kamu mau ketemu aku" seru felica menantang.

"Tentu saja bisa,aku kan tidak takut dengan varoz." kata danu.

"Sebenarnya sih takut,ya apa boleh buat. Felica aku pasti akan mendapatkan mu bagaimana pun juga, karna aku tidak bisa berbohong terus dengan perasaan ku ini" batin danur menerima tantangan felica.

"Ya udah felica,aku pergi dulu. Males lihat pak Ori lihatin aku melulu. Kan aku jadi gak enak ganggu kamu kerja." bisik danu sambil memperhatikan pak ori.

"Oh gitu,ya udah. Dah danu.." lambai felica kedanu.

   Hari pun sudah menunjuk pukul 13.00. Saat ini felica harus pergi kekampus dari pada dimarahi sama dosen.
Felica juga tidak lupa untuk berpamitan kepada pak ori,,

"Pak ori,aku permisi kekampus dulu ya. Semua uangnya udah aku cek dan tidak ada masalah apa-apa." ucap felica tersenyum ke pak ori.

"Ya udah,sana pergi la dari pada kamu terlambat." ucap pak ori.

"Terima kasih pak"

    Dengan cepat felica pergi kekampus.
Sesampai dikampus felica begitu senang lantaran bu sella belum datang, kalau terlambat saja sedikit bisa-bisa dia hari dimarahi lagi. Cukup kemarin saja dia dimarahi pak dodi,hari ini felica tidak mau lagi mendengar ocehan dosennya itu.

Dikejahuan vira memanggil felica dengan nafas terengah-engah. Membuat semua orang heran dibuatnya.

"Felica!! Felica!! Tunggu dulu.." teriak vira dari kejahuan.

Felica yang mendengarnya lantaran menoleh.

"Hei,vira kenapa kamu berlari" tanya felica heran.

"Aku itu sudah dari tadi memanggil kamu felica. Bukan itu saja pada saat kamu menaiki tangga." kesal vira dengan nafas sesaknya

"Oh,begitu ya. Tapi kok aku gak dengar ya.." ucap felica tak menyadarinya bahwa temannya itu memanggilnya dari tadi.

"Iihh,felica masih muda aja udah tuli." seru vira kesal.

"Maaf vira,aku kan emang gak dengar." ucap felica dengan wajah sedihnya.

"Ya udah deh, gak perlu diperbesar lagi. Aku udah maafin kamu kok,tapi lain kali jangan gitu lagi kan aku jadi capek ngejar-ngajar kamu." ucap vira tersenyum.

"Terimakasih, sahabat ku tersayang."

"Sama-sama"

"Memangnya ada apa vira,kok kamu panggil aku" tanya felica penasaran.

"Begini felica aku cuman mau kasih ini aja sama kamu,tapi aku gak tau dari siapa?? Soalnya gak ada nama pengirim disitu" ucap vira sambil menyerah kan kotak berwarna biru muda.

"Apa ini??" tanya felica.

"Gak tau,aku temui dimeja kamu kemarin. Kemarinkan selesai pak dodi marahi kamu,kamu kan gak izinin belajar mata pelajaran dia." seru vira santai.

"Oh gitu,ya udah makasih ya vira" kata felica.

"Iya sama-sama,aku pergi dulu ya felica.ada sesuatu yang ingin aku kerjakan."

Felica pun mengambil kotak itu ditangan vira.
"Iya vira,makasih juga untuk perhatiannya"

Vira tersenyum dan pergi meninggalkan felica yang bingung sambil memperhatikan kotak tersebut???
Kira-kira apa ya isinya,jadi penasaran!!??.

   Diperjalanan felica masih terbayang-bayang dengan kotak yang dikasih vira tadi siang. Ya emang sih belum sempat di bukanya,mau gimana lagi felica kan banyak kesibukan.
Felica yang mendengar azan maghrib,langsung menuju masjid yang terdekat. Tak lupa juga dia memberi salam kepada orang yang lebih tua.

"Asalamualaikum" sapa felica kepada penjaga masjid.

"Waalaikumsalam felica,senang bertemu dengan mu" jawab penjaga masjid.

"Hem iya,aku juga senang bertemu dengan bapak" ucap felica dengan senyumnya.

"Bagaimana kabarmu felica??" tanya penjaga masjid.

"Alhamdulila baik, kalau bapak" tanya balik felica

"Alhamdulila baik juga"

"Syukurlah,kalau bapak baik. Baik lah pak aku masuk dulu ya,jaga kesehatan ya pak." ucap felica tersenyum dan masuk kedalam masjid.
  
      Setelah selesai sholat,dia juga tidak lupa untuk berdoa kepada tuhannya itu,dengan tulus dan tenang felica berdoa dalam hati.

"Ya allah,ampuni lah hambamu ini. Kalau memang hamba ini mempunyai salah ampuni ya allah, ya allah hamba tidak mengerti dengan perasaan hamba entah kenapa hamba berfirasat akan ada hal yang buruk yang akan menimpa hambamu ini ya allah,ya allah lindungi la hambamu ini dari maha bahaya. Amin.." batin felica yang tidak tenang dan tidak mengerti kenapa perasaanya tidak enak.

The Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang