chapter 24

2.6K 78 1
                                    

"Rio" gumang felica seperti tak mempercayai sosok makhluk alien yang tidak lain pria yang sudah membelinya, Rio.

"Kenapa kau melihat ku seperti itu boneka seks, apa kau merindukan ku" pikirnya sambil mengeluarkan senyum iblisnya, felica yang melihat saja begitu muak. Ingin rasa dia berteriak atau melemparnya pria itu disungai amazon biar dimakan ikan piranha disana.

Felica pun tersenyum semanis mungkin, agar rio tidak akan berpikir untuk membawanya pergi.

"Tidak, siapa bilang.. aku kira kau sudah pergi ke neraka saat itu. Ternyata kau masih dibumi, mungkin kau banyak dosanya makanya kau masih di kasih kesempatan hidup untuk merubah pikiran kotormu yang ada diotakmu itu" sindir felica seperti meremeh.

Rio tersenyum sinis menanggapi sindiran pedas, dari bibir manis wanita yang sudah ia beli 2 minggu yang lalu.

"Sayang, aku tidak bisa pergi secepat itu. Karena kenapa aku belum mencicipi setiap inci tubuhmu itu, itu sebabnya aku masih di kasih kesempatan hidup lagi. Biarpun tuhan ku ingin mencabut nyawa ku saat ini juga, akan aku tantang keras untuk itu." tegas rio berjalan mendekati felica, agar ia lebih leluasa untuk melihat wanita itu.

"Kenapa kau mendekati ku, mundur aku bilang mundur" perintah felica.

"Aku tidak akan mendengarkanmu sayang, tapi kali ini kau yang akan mendengarkan ku" ucap rio yang sudah dekat mendekati felica.

"Kau punya satu kesempatan lagi sayang, ikut dengan ku atau aku akan berbuat yang akan mempermalukanmu. Aku jamin kau tidak akan berani menatap wajahku" bisik rio yang membuat tengkunya merinding, sontak juga felica mendorong rio agar lebih menjauh darinya.

Seketika felica terdiam sejenak, dan kembali bersuara.

"Apa yang kau ingin dari ku rio" tanya felica.

"Tubuhmu"

Deg

💟💟💟💟

Kelvin memasuki kamarnya tanpa bersemangat, entah apa yang dipikirkannya. Ia merasa hidupnya terasa hambar tanpa sosok seorang felica disisinya, ia tidak lagi mendengar suara wanita itu dikamaranya. Ia tidak lagi melihat sosok wanita cantik yang menggunakan mukena berwarna putih ketika ia menunaikan sholatnya, dan tidak ada lagi suara merdu wanita itu ketika dia mengaji. Oh hidupnya begitu menyedihkan, bodohnya ia malah termakan dengan ucapan felica. Coba saja dia bisa mengontor dirinya mungkin wanita itu tidak akan pergi.

"Salahkan aku mencintainya, aku tau aku hanya manusia yang penuh dosa. Dan aku juga tau aku memang tidak pantas mendapatkan seorang istri yang sempurna seperti felica, tapi kenapa hati ini harus memilih dia. Aku tidak tau bagimana takdirku nanti, sampai kapan aku harus bersabar. Aku sudah terlanjur mencintainya, ya aku tau ini cepat. Tapi ini lah kenyataannya, pria yang menyedihkan seperti diriku kembali jatuh cinta." ucap kelvin sambil menyentuh mukena yang felica kenakan ketika doa sholat, dan mencium harum tubuh felica yang masih melekat dimukena itu.

"Harum, tubuh felica begitu menenangkan. Warna kulitnya yang bersinar melambangkan dia begitu rajin beribadah, entah kenapa hatiku berkata. Felica adalah wanita pembawa kebahagaian dan ketenangan, ya tuhan apakah kau mengirim felica kepadaku untuk merubah diriku yang penuh dengan dosa dan menjadikan felica sebagai belahan hidupku."

"Ya mungkin saja itu benar, tidak.. aku salah mengusir dia keluar dari mansion ini, oh bodohnya aku. Kenapa aku bisa melakukan hal itu, iya aku harus mencarinya.. Pokoknya felica harus kembali, tidak perduli dia akan marah ataupun memaki diriku nanti. Yang terpenting felica harus kembali, dia hanyalah milikku dan akan tetapi menjadi milikku. Aku tidak perduli ada berapa banyak pria yang menginginkan felica, tapi aku akan tetap ada diurutan paling depan yang akan membawanya kedalam pelukanku. Anggap saja aku ini egois, tapi aku mohon tuhan bantu aku memperjuangkan cinta ku." tutur kelvin penuh dengan kecemasan dan keyakinan.

The Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang