chapter 4

4.7K 145 0
                                    

"Hei,coba lihat itu wanita yang semalam kan." tanya pria yang memakai baju hitam.

"Iya,itu wanita yang kemarin. Bukankah dia memang target kita." seru yang satunya lagi

Pria yang memakai jaket hitam hanya mengangguk.

"Aku tidak perduli dengan masalah semalam,yang membuat kita gagal mendapatkannya." tak peduli pria yang memakai pakaian hitam.

3 pria itu terus mengamati felica yang berjalan sendirian dari kejahuan. Mereka bertiga bereaksi sebentar lagi dan menunggu jalanan sudah sepi. Dan mereka tidak lupa juga mengamati setiap jalanan apakah pria yang menjemput felica kemarin ada atau tidak???.
Sekitar 10 menit mereka terus mengawasi felica dengan menggunakan mobil dengan pelan..felica yang masih belum sadar,dan membuat 3 pria itu semakin senang mengukutinya.
Setelah jalan sudah sepi pria memakai jaket berwarna hitam turun dari mobil dan membekam mulut felica dengan kuat.felica terus meronta dan minta dilepaskan,tetapi dia kalah  kuat, membuat felica tidak bisa bernafas,dengan cepat pria itu membawa felica kemobil dan pria menyetir pun dengan cepat melajukan mobilnya.
Diperjalanan felica terus meronta,membuat pria memakai jaket kualahan dibuatnya. Karna tidak sanggup lagi pria yang memakai baju hitam memberikan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius kepada temannya..

"Ini cepat ambil lah,tutup mulutnya dan hidungnya. Biarkan dia pingsan selama 3 jam,jadi kita bisa membawanya ke London." ucap pria itu dengan senyum sinisnya kepada felica.

Felica yang mendengarnya terkejut dan membesar matanya.

"Oh ya allah,ternyata firasat ku benar, pasti akan ada terjadi hal yang buruk dan firasat itu benar. Aku mohon lindungilah hambamu ini, aku tidak tau apa yang akan mereka lakukan." batin felica dalam hati.

Dengan cepat pria itu membekap mulut dan hidup felica dengan sapu tangan, felica yang tidak bisa bernafas terus menghirup obat bius itu. Setelah beberapa menit kepala felica sangat pusing dan matanya begitu sangat berat yang rasanya seperti ingin tidur. Karna merasa tidak kuat lagi felica pun menutup matanya   

Varoz yang pulang bekerja,menatap bingung lantaran rumahnya gelap.

"Kenapa rumah ini gelap,apa felica belum pulang. Tetapi sekarang seharusnya felica sudah pulang dan saat ini sudah menunjukkan pukul 20.15" bingung varoz dan langsung masuk kedalam rumah.

"Felica!! Felica!! Felica!!" panggil varoz dari dalam rumah

Varoz yang terus mencari adiknya di setiap ruangan,membuatnya merasa berfirasat buruk mengenai adiknya itu.

"Oh shitt,,sial dimana felica kenapa dia belum pulang juga." gerutu varoz kesal.

Varoz yang terus mencari felica seperti orang gila, membuat danu bingung menatap temannya itu yang terus memanggil felica disetiap jalan.
Danu yang sudah penasaran dengan berani mendekati varoz.

"Hei varoz,apa yang kau lakukan" tanya danu.

"Danu apa kau melihat adikku" tanya varoz dengan wajah yang amburadul.

Danu yang mendengar kata varoz terdiam.

"Danu kenapa kau diam,jawab pertanyaan ku apa kau melihat adik ku" ucap varoz dengan nada meninggi

Danu yang berdiri seperti patung hanya bisa diam.
Dia tidak mengerti apa yang dikatakan varoz barusan. Bagaimana mungkin felica belum pulang juga pada hal sudah seharusnya felica ada dirumah.

"Tunggu dulu!! Apa yang kau katakan tadi varoz" tanya danu kurang yakin.

"Apa loe budek, gue tanya apa loe lihat felica!!" ucap varoz kesal.

"What!! Ada apa ini varoz kau tidak tau dimana adikmu berada sekarang." ucap danu.

"Kalau gue tau felica kemana,gue gak perlu tanya loe,yang terus mencarinya seperti orang gila." jawab varoz ketus.

Danu terkejut "kau yakin sudah mencarinya,siapa tau saja dia ada dirumah temannya dan felica lupa memberi taumu" ucap danu dengan tenang.

"Aku sudah mencarinya dirumah temannya mereka bilang felica tidak ada dan aku juga sudah bertanya dengan vira apakah felica ada disana,tetapi dia bilang felica tidak ada dirumahnya." cemas varos.

"Baiklah kau tenang lah kita akan mencarinya. Dia pasti tidak jauh dari sini" tenang danu " dan seandainya felica belum ketemu juga baru kita berdua kekantor polisi untuk membuat laporan atas menghilangnya felica."sambung danu.

Varoz pun mengangguk

"Bukan itu masalahnya danu,felica adalah anak orang kaya. Ayahnya sudah memberikan aku tanggung jawab atas dirinya,dan sekarang aku seperti kakak yang tidak berguna. Kalau saja berita ini terdengar sampai ditelinga keluarga andertifan bisa-bisa aku dipenggal brienzo karna tidak bisa menjaga adiknya." batin varos kesal bercampur cemas.

LONDON

Ditempat yang felica tidak tau dimana keberadaanya sekarang, hanya bisa berdoa saja kepada tuhannya itu, felica yang kesal dan geram kepada 3 pria itu hanya bisa menyumpah-nyumpah saja.
Dia juga tidak bisa melihat lantaran matanya ditutup dan mulutnya juga dilatban oleh 3 pria brengsek itu. Bukan itu saja kaki dan tangannya diikat,felica yang meringis kesakitan dipergelangan tangannya,hanya bisa menahan sakitnya.

Felica yang berusaha membuka tali ditanganya,tiba mendengar suara tawa pria yang begitu bahagia.

"Cih,apa-apaan mereka. Suka melihat orang lain menderita.dan kenapa juga mereka menculikku apa tidak ada wanita lain yang mereka culik. Tetapi kenapa perasaan ku tidak enak,apa jangan-jangan mereka-- tidak-tidak aku tidak boleh berfikir seperti itu lebih baik mereka membunuh ku saja dari pada mereka melakukan sesuatu yang tidak aku suka." batin felica dengan pikir positif

The Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang