chapter 2

6.9K 172 0
                                    

     Dipagi hari yang cerah,dan udara pagi yang sejuk membuat felica membuka matanya. Ya walaupun sedikit susah untuk membuka matanya entah kenapa hari ini dia begitu sangat mengantuk dan lelah. Felica mengingat kejadian semalam dimana varoz panik mencarinya.
Membuat felica tertawa dibuatnya,dan pintu pun ada yang mengetuk.

Tok Tok Tok

"Masuk aja kak,pintunya gak dikunci kok" suruh felica sambil menguncir rambutnya asal-asalan.

Pintu pun terbuka
Varoz yang berdiri seperti patung yang mengenakan pakaian kemeja dan jens membuatnya begitu tampan. Felica juga bingung kenapa kakak yang satunya ini belum punya pacar,padahal kalau dilihat-lihat dia tampan,ya emang gak sebanding dengan kakak kandungnya yang ada diItalia..

"Selamat pagi adekku yang cerewet" sergap varoz tersenyum.

Felica yang mendengarnya mendengus kesal.

"Apa-apaan sih kakak,aku itu bukan cerewet tapi cantik." puji felica kepada dirinya sendiri.

"Oh ya,kok aku baru tau kalau adikku yang satu ini cantik" goda varoz dan segera mendekati adiknya itu.

"Iih,kok gitu sih. Aku kan emang cantik,kakak aja yang gak tau." ucap felica manyun.

"Iya iya,adikku yang satu ini memang cantik,dan siapa bilang kalau dia jelek. Pria mana yang menolak adikku ini. Hanya orang buta saja yang menolaknya." ucap varoz sambil mencubit hidung mancung adiknya itu

Felica yang melihat tingkah kakak nya itu,hanya tertawa melihat tingkah konyolnya.

"Ya udah,sana mandi. Tapi maaf ya kakak gak bisa siapin water hot untukmu. Soalnya kakak juga bangun kesiangan hari ini dan untungnya kakak off kerja." ucap varoz tak enak.

Varoz memang sadar kalau dia memang orang yang kurang mampu,tetapi varoz tidak mengerti kenapa ayah felica memberinya tanggung jawab untuk menjaga anaknya itu. Padahal bisa saja felica menginap dihotel atau apartemen. Tetapi felica menolak mentah-mentah dia lebih baik tinggal dirumah sederhana dari pada tinggal di hotel. Ya mau gimana lagi keras kepalanya itu membuat semua orang yang ada dirumah mengalah dari pada berdebat dengan felica.

"Gak apa-apa kok,aku kan emang gak mau mandi water hot.. Udah lah gak perlu merasa gak enak,lagian kan aku yang mandi. Aku juga pengen mandi water cold." ucap felica santai

Mendengar kata felica,varoz pun tersenyum. Varoz bangga kepada adik angkatnya itu,felica tidak pernah sedikit pun mengeluh mengenai kehidupan varoz yang sederhana. Dan ayah felica yang selalu mengirim uang 10 juta setiap minggu,tetapi felica malah memberi kan sebagian uangnya kepada varoz untuk kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan lainnya dan sebagian nya lagi kepada anak yatim piatu. Dirumah nya varoz,felica dikenal anak yang dermawan dia sama sekali tidak pernah pelit kepada orang yang ada disana.

"Benar kah"

"Iya kak"

"Yakin"

"Iya"

"Serius"

"Serius"

"Ya udah kalau begitu,kakak keluar dulu. Bisa-bisa salah fokus lagi" ucap varoz dan melesat keluar.

Terdiam
Felica yang baru sadar kalau dia hanya mengenakan tentop dan hotpen. Pantas saja kakaknya itu dari tadi memperhatikannya dan untungnya saja kakak varoz tidak pernah melakukan sesuatu yang membuat felica marah.

   Ketika felica turun keruang makan,dimeja sudah ada makanan.

"Wow,rajin sekali kakak hari ini.ada apa gerangan." tanya felica tak percaya. "Mungkin bulan terang semalam,makanya kakak rajin" sambung felica.

"Bukan masalah bulan terangnya, kakak gak mau diomelin kamu pagi-pagi. Berisik tau gak" ucap varoz dengan senyum tampannya itu.

"Oh ya,bagus deh kalau gitu. Jadinya kan aku bisa hemat suara hari ini" seru felica santai.

Felica yang sudah duduk manis dimeja makan, dan varoz yang dari dapur sambil membawa ayam goreng,langsung terkejut melihat tingkah konyol adiknya itu.

"Hei,siapa suruh kamu duduk. Aku kan belum suruh." canda varoz.

"Emangnya gak boleh" jawab felica

"Enggak"

"Iih,kok gitu"

"Kenapa gak suka"

"Enggak"

"Ya udah,sana keluar"

"Jahat!!!" seru felica kesal.

Varoz yang melihat tingkah adiknya itu,langsung tertawa dibuatnya.

"Hahaha,felica felica aku kan hanya bercanda. Kok kamu nanggapinya serius." ucap varoz bercanda.

"Kakak sih,suka banget bercanda." kesal felica.

"Ya udah,kakak minta maaf" ucap varos sambil memohon.

"Gimana ya"

"Ayo lah,aku kan sudah minta maaf,masa gak dimaafin" seru varoz dengan wajah sedihnya.

"Eemmz,ya udah deh dari pada kakak nangis. Kan aku jadi kasihan." ucap felica santai.

"Hem,benar kah"

"Iya"

"Masa"

"Udah la kak,udah lapar nih" ucap felica manyun.

"Iya iya,adikku tersayang" kata varoz

The Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang