Rumah Joshua

56 5 6
                                    

"Jooo," panggil Gesa lalu mengetuk pintu rumah Joshua.

Tidak ada jawaban untuk Gesa, rumah Joshua terlihat sepi. Biasanya Mbak Iin yang selalu membukakan pintu untuk Gesa jika cowok itu berkunjung. Mbak Iin ini yang membantu merapihkan rumah Joshua, Mbak Iin hanya ada di rumah pada pagi sampai sore hari, setelah itu Mbak Iin pulang. Perihal orang tua Joshua, mereka sering kali pergi ke luar kota atau ke luar negeri karena urusan pekerjaan yang mengharuskan mereka tidak pulang setiap hari.

"Joshuaa," Gesa memencet bel berulang kali, bermaksud agar cowok yang ada didalam rumah itu mendengar dan membuka pintu untuknya.

Tidak lama kemudian suara Joshua terdengar, meminta Gesa untuk bersedia menunggu sebentar.

Joshua memutar kunci dua kali lalu membuka pintu, dihadapannya sudah ada Gesa yang menggendong tas miliknya sembari menyengir. Gesa agak mendongak karena penglihatannya sedikit tertutupi ujung topi.

"Selamat pagi menjelang siang, Jo." Ucap Gesa tersenyum sampai lesung pipinya terlihat.

"Jangan sok manis dah lo, anoa." Joshua meninggalkan Gesa didepan pintu.

Cowok yang masih berada didepan pintu itu menggerutu, dia berjalan masuk ke dalam rumah Joshua, tidak lupa menutup pintunya kembali. Cowok itu melewati Joshua yang sudah duduk disofa, sedang menonton Tv, mulutnya sibuk mengunyah sereal pagi miliknya. Gesa berjalan menuju kamar Joshua yang berada di atas, cowok itu mendekati pintu hitam yang terdapat tulisan "Joshua" didepan.

Pemandangan yang Gesa lihat setelah membuka pintu kamar Joshua adalah gelap. Efek dari lampu kamar yang dimatikan dengan gorden hitam belum disingkap itu membuat kamar Joshua seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Gesa menaruh tasnya dilantai, kemudian beralih membuka gorden agar cahaya matahari masuk ke dalam kamar.

Cowok itu kembali menemui Joshua dibawah, dengan membawa handuk.

Tidak jauh beda dengan Gesa, Joshua senang sekali menonton kartun di pagi hari. Jika cowok itu meninggalkan Sabtu paginya dengan tidak menonton kartun, rasanya seperti ada yang kurang lengkap, ini berlaku untuk Joshua tapi tidak dengan Gesa.

"Jo, Mbak Iin mana?" Tanya Gesa melihat ke dapur yang ternyata sepi.

"Cuti doi," ucap Joshua, pandangannya masih lurus ke arah Tv, sesekali tangannya mengarahkan sendok berisi sereal kedalam mulutnya.

"Ohh, lo udah mandi?" Tanya Gesa, "pasti belom." Lanjutnya.

"Ngape emang? Mau mandi bareng kita?"

"Idih,"

"Ngapa?" Tanya Joshua.

"Najis." Ujarnya lalu pergi membawa handuk meninggalkan Joshua.

Dengan seluruh ke-gabut-an yang Joshua rasakan, cowok itu mengambil PS yang ada di kamarnya untuk dibawa ke ruang keluarga. Joshua tidak lupa membawa kaset-kaset PS miliknya.

Tidak ada yang berbeda dari hari libur para cowok jika mereka sedang ada dirumah, Joshua, tangannya mulai sibuk memencet stick PS untuk memenangkan pertandingan bola. Joshua sangat serius, sampai-sampai pandangannya hanya terpaku pada Tv didepan. Karena terlalu serius, Joshua tidak tahu kalau Gesa sudah selesai mandi.

Gesa menghampiri Joshua, tangannya sembari menggosok rambut dengan handuk agar cepat mengering.

Ruang keluarga yang sunyi membuat bunyi stick PS yang ditekan berkali-kali itu terdengar jelas. Gesa menaruh bokongnya di sofa yang menghadap Tv tempat Joshua main PS. Dia mengambil ponselnya yang berada tidak jauh didekatnya. Diperiksanya ponsel tersebut, tetapi yang ditemukan tidak ada notif baru.

GESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang