Pulang Sekolah

31 4 1
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, Gesa yang terlebih dulu berada di parkiran sedang duduk diatas motornya sembari mencari Grisa. Cowok itu sesekali memeriksa ponselnya untuk membalas pesan di grup miliknya.

Sebagian siswi sudah ada yang keluar, pandangan Gesa mencari-cari gadis itu, nampaknya dia belum keluar. Lagi, dia mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya lalu menguncinya kembali.

Pada tempat yang berbeda, Grisa sedang asik mengobrol dengan teman-temannya. Mejanya sudah rapih karena buku-buku miliknya sudah dimasukkan ke tas.

"Jeje lagi deket sama Naka ya? Nempel mulu anjir," ucap Tania.

"Iya kalii, lagian mereka cocok ko, gue dukung dah." Sahut Grisa.

"Lo mah apa-apa langsung ngedukung mulu Sa, kita tu harus cari tau dulu dalem-dalem, bibit bebet bobotnya si Naka. Tu orang baik apa ngga, tanggung jawab apa ngga-"

"Kaya pengen cari mantu aje lo, sampe ke bibit bebet bobotnya." Ucap Nisrin.

Ponsel yang ada di pangkuan Grisa bergetar, tanda adanya notif.

'Gesa added you as a friend by LINE ID'

Nama cowok itu serta kata-kata berikutnya membuat Grisa menutup mulut rapat-rapat. Dia menoleh ke arah temannya yang masih sibuk mengobrol lalu pandangannya kembali lagi ke ponsel.

Tidak lama ponselnya bergetar lagi, kini Gesa mengirimi Grisa pesan.

Gesa: gue ada di parkiran.

Grisa memekik pelan, dia memukul dahinya setelah ingat kalau dia pulang bareng dengan Gesa. Sebelum tangannya membuka pesan itu, Gesa mengirimi lagi.

Gesa: gak usah dandan

Gesa: udah buru keparkirann

Setelah melihat balasan terakhir, Grisa pamit pulang lebih dulu pada Nisrin dan Tania.

Di sepanjang jalan menuju parkiran, Grisa membaca berkali-kali pesan Gesa. Lalu tangannya memencet foto profil Line Gesa. Dia berjalan sembari mengamati poto setengah badan milik Gesa.

Sudah dekat dengan parkiran motor, Grisa memasukkan ponselnya di kantong rok. Di atas motor miliknya, Gesa duduk dengan helm yang ada dipangkuannya.

"Maaf ya, lama."

Gesa mendongak, membenarkan duduknya lalu berdiri, "maaf ya gue gabawa helm lagi. Apa lo mau pake helm gue?"

"Ngga usah Sa."

"Yaudah deh."

Gesa menaiki motornya diikuti dengan Grisa di belakang. Mereka berdua keluar lingkungan sekolah setelah mengelakson Pak Satpam yang memang Gesa sudah sangat mengenalnya.

"Sorry ya rambut lo jadi berantakan." Gesa melirik spion kanan, suaranya agak kecil karena dia pakai helm full face.

"Jangan minta maaf mulu, Saa. Lagian ngga berantakan kok, biasa aja." Grisa tersenyum tau maksud Gesa.

"Eh iya, maaf. Sekalinya berantakan juga masih cantik si, jadi ga perlu khawatir."

GESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang