Keempat cowok yang duduk di bale itu fokus pada kartu-kartu yang mereka pegang. Sebagian dari mereka sudah melepas baju seragam putih yang dikenakan, meninggalkan kaos putih dan celana abu-abu. Sebagian lagi, masih betah memakai baju seragam karena alasan tertentu, dasinya ada yang disampirkan dipundak, ada juga yang tergeletak disamping kopi yang mengepul.
"Ahhh mampus lo semua tolol hahahahaa," Teriak Joshua sembari membanting kartu yang dia pegang ke bale, bukti dia menang.
"Eh bego, lo tuh cuma HOKI." Sahut Gesa mengambil dasinya lalu melemparkan ke arah Joshua.
"Biarin. Kasian si Jo baru kali ini menang main kartu." Ucap Dinar.
Gesa dan Dinar tertawa, sedangkan Vallen sibuk dengan ponselnya, yang memang daritadi fokusnya seperti terbagi dengan ponsel itu.
"Oh, gini, gini, untuk ngerayainnya, biarin Jo neraktir kita semua," Celetuk Gesa menaik-turunkan alisnya. "Selama, satu minggu." Lanjutnya.
"BAH!" Sahut Vallen bersemangat.
"JIR HAHAHA," Dinar tertawa sembari menggeleng, Gesa memang sudah tidak waras.
Joshua menengok ke Gesa yang sudah tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Joshua.
"Eh anjing! Seminggu. Makan apa gue, bener dah Sa, tega bener dah lo. Lo juga, Nar, Pal, semuanya, kecuali emak!" Protes Joshua.
"Nah, ini, ini nih yang gue demen. Emang paling cerdas dah si sempak," Ucap Vallen menyengir, "Mak, Allen mesen mie goreng telor, pake air ye dikit aja tapi, nggak usah pake cabe. TAR DIBAYARIN, AMA BANG JO." Vallen sengaja menekan kalimat terakhir yang membuat Joshua garuk-garuk kepala.
"Iyee, ah monyet." Joshua melihat isi dompetnya, hanya ada uang lima puluh ribuan empat dan sisanya beberapa kartu miliknya, "Astaga, empat lembar doang, pantes tipis."
Gesa bersandar ditembok yang menghubungkan warung Emak dan bale yang ada diluar, "Mak, Esa mau bayar kopinya,"
"Ih, kagak usah, Sa. Kan uang kembalian Esa banyak banget di Emak."
"Udah gapapa, tabungin aja ya, buat naik haji. Esa pulang dulu, Assalamualaikum." Pamitnya
"Eh, gue balik dulu ye."
"Iyee. Ati-ati boy." Sahut Dinar.
"Ati-ati, ler." Ucap Joshua.
Cowok itu menaiki motornya lalu memakai helm. Gesa menghidupkan motornya, tidak lupa mengklakson menandakan dia pamit. Cowok itu mengendarai motor menuju rumah.
Sleeping With Sirens - Legends
KAMU SEDANG MEMBACA
GESA
Dla nastolatkówSetelah mengenalnya ada bagian hati yang sepi menuntut untuk diisi. - Gesa Abiyaksa Ananta