16; the truth

421 72 2
                                    

"Jadi, bisa lo jelasin kenapa lo pacaran sama cici gue dan Lalisa di waktu yang sama, dulu?" tanya Guanlin kepada Samuel. Sekarang ini, mereka sedang berada di sebuah cafe dekat rumah Guanlin.

"Sebenernya emang gue suka sama kakak lo itu dari dulu," Jawab Samuel menjeda kalimatnya, "dari semenjak gue pacaran sama Lalisa, tepatnya pas Lisa dulu ngenalin Jennie sebagai sahabatnya ke gue." Lanjutnya.

"Apa?! Lo gila?!Sejak awal—segampang itu?" maki Guanlin yang terdengar kaget.

Enggan menanggapi makian Guanlin, Samuel lebih memilih untuk melanjutkan kalimatnya. "Mulai saat itu gue jadi sering kontakan sama kakak lo. Kita bahkan nggak jarang untuk saling sapa atau malah sengaja ketemuan,"

"Dan, ya. Nggak lama setelahnya kita pacaran...." Tambahnya kemudian.

"Kenapa lo nggak mutusin Lalisa dulu?"

"Kenapa lo berani-beraninya selingkuh dari Lalisa, dan itu sama ci Jeje, yang notabenenya sahabatnya Lalisa?" tanya Guanlin tidak santai.

"Gue nggak mau ngebuat persahabatan mereka hancur karena gue suka sama mereka berdua sekaligus. Kalo gue putusin Lalisa dan langsung pacaran sama kakak lo, yang ada malah mereka bakalan berantem. Akhir—"

"Dan lo malah lebih milih selingkuh?! Gila. Lo nggak liat Kak, apa yang terjadi sekarang? Lo bikin masalahnya tambah runyam dengan memilih jalan untuk selingkuh sama sahabat pacar lo sendiri. Mereka tetep aja berantem kan?" Guanlin memotong ucapan Samuel dengan rentetan pertanyaan yang ia lontarkan kepada laki-laki itu.

"Harusnya lo bisa selesaiin itu baik-baik. Nggak dengan cara selingkuh."

"Dengan cara apa, Lin?! Ngomong ke Lalisa langsung kalo gue juga suka sama sahabatnya, iya?" tanya Samuel dengan suara tak kalah keras. "Gue sayang banget sama Lalisa..." Lanjutnya lirih.

"Kalo lo sayang kenapa lo tega duain dia? Kenapa lo tega nyelingkuhin dia, sama sahabatnya sendiri?"

"Lo tau istilah 'Kalo lo sayang sama dua orang, itu tandanya lo harus milih orang yang kedua. Karena kalo lo sayang sama orang yang pertama, nggak mungkin bisa lo sayang sama orang yang kedua'? dan mungkin gue juga pakai istilah itu untuk lebih memilih kakak lo dibanding Lalisa." Jelas Samuel panjang lebar.

"Setelah Lalisa tau kalo gue selingkuh sama Jennie, dia langsung mutusin gue. Ngeblokir semua kontak dan social media gue."

"Gue memang pantes untuk ngedapetin itu, sih. Tapi, ada rasa bersalah yang kemudian muncul di hati gue. Persahabatan mereka kemudian hancur. Ini lebih parah dari yang gue bayangin sebelumnya. Mereka bener-bener benci satu sama lain. Jadi musuh, musuh yang tahu kelemahan masing-masing. Karena dulunya mereka sahabat."

"God damn!" Maki Guanlin lagi.

"Gue beneran suka, ah, lebih tepatnya cinta sama kakak lo. Dan, Lalisa. Dia cuman perasaan sesaat yang muncul di hati gue."

Guanlin menghembuskan nafasnya lelah. Tak habis pikir akan kejadian masa lalu yang dialami kakaknya bersama pacar dan (mantan) sahabatnya dulu.

"Cewek yang lo selingkuhin itu kak, dia orang yang gue suka." Lirihnya kemudian.

by your side

"Lis... Temen kamu ada yang nyariin nih. Turun cepetan!" teriak mamah Lalisa dari lantai bawah. Lalisa yang sedang asyik membaca novel sambil mendengarkan musik dari headset-pun menggerutu pelan. "Siapa sih? siang bolong begini ada aja yang namu."

Gadis itu lalu turun dari kasurnya, mengenakan sandal rumahan berbentuk kepala kelinci dan membalas teriakan mamahnya, "Iya Mah. Suruh nunggu bentar."

By Your SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang