#R1'Senja Bersama Sahabat'

1.5K 42 2
                                    

"Risa kamu tau aku sangat begitu berterimakasih pada Allah karena telah memberiku sahabat sebaik kamu Sa"

Ujar seorang anak laki - laki berusia 15 tahun yang tengah duduk menikmati waktu senja bersama seorang gadis yang seumuran dengannya, gadis itu adalah sahabatnya, sahabat yang selalu menjadi teman Angga menikmati waktu senja, waktu dimana matahari sudah sampai  pada peraduannya yang menyisakan goresan - goresan berwakna kuning keemasan diatas awan.

Gadis yang dipanggil Risa itu menoleh pada sosok  sahabat yang sudah melewati waktu bersama hampir seumur hidup mereka, matanya menatap Angga yang pada saat itu masih memandang lurus kearah laut lepas, baru setelah beberapa menit laki - leki itu menoleh dan membuat mereka saling bertatapan tepat dibagian mata tanpa disengaja.

"Muhamad Raga Angga, kamu itu teman yang Insya Allah akan menjadi teman dunia akhirat ku Ga, Insya Allah kita akan bersama bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak, Insya Allah. Jika nanti kamu lebih dulu masuk surga dan tidak menemukan aku maka carilah aku dan bantulah aku, selamatkan aku"

Gadis bernama Risa itu kembali memalingkan wajahnya kearah laut lepas, wajahnya terlihat begitu damai memandang indahnya lautan, angin yang berhembus kencang membuat kerudung Risa ikut berkibar - kibar, jangan tanyakan seperti apa paras Risa karena meskipun tumbuh disebuah kampung Risa dapat dikategorikan sebagai gadis yang cantik. dia memiliki kulit kuning langsat, mata yang bulat dengan iris mata berwarna hitam, hidung yang mungkin dapat dikategorikan mancung, belum lagi bulu matanya yang lentik membuat Risa menjadi semakin terlihat cantik.

Angga menoleh pada Risa, menatap gadis disampingnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, kemudian tidak lama dia segera memalingkan kepalanya dia sadar jika perempuan disampingnya tidak halal untuknya, dia masih belum bisa Angga pandang semaunya. Masih butuh waktu panjang bagi Angga untuk bisa memandang dan menatap Risa tanpa ada batas dan aturan yang harus dia langgar, karena jika sekarang dia tetap memaksa menikmati indahnya wajah Risa dia masih takut akan hukum yang kuasa.

Muhamad Raga Angga adalah dia laki - laki yang tengah duduk menikmati semilir Angin di pinggir pantai sambil menikmati waktu senjanya bersama sahabat kecil yang dia panggil Risa. Nama lengkap gadis itu Diana Merisa, kebiasaan keduanya menikmati waktu senja, menikmati indahnya detik - detik dimana matahari yang akan pergi keperaduannya, menyisipkan sebuah lukisan indah dilangit berwarna kuning keemasan hingga waktu menjelang adzan magrib. Baru setelah itu keduanya akan beranjak menuju masjid dipinggir pantai untuk mengaji bersama beberapa teman mereka, karena sudah menjadi rutinitas mereka pergi ke masjid dan mendapat bibingan mengaji dari ustadz hingga waktu Isya.

Dulu saat keduanya masih kecil, saat mereka masih belum mengenal arti sebuah batasan Angga selalu bisa menikmati indahnya rambut panjang Risa yang selalu tergerai indah, Angga suka saat dia melihat Risa yang berlarian bermain air berkejaran dengan ombak dengan rambut lurus tebal berwarna hitam legam yang dibiarkan tergerai, rambut Risa selalu ikut terayun kekiri kekanan seiring langkah kaki gadis itu. Manis sekali rasanya jika bisa Angga ingin tetap dimasa itu, masa dimana dia bisa berinteraksi dengan bebas bersama Risa. Namun, waktu tidak dapat ditahan, waktu terus berjalan hingga akhirnya keduanya tumbuh menjadi remaja, usia mereka semakin bertambah seiring berjalannya waktu, dan sejak usia Risa menginjak angka 9 tahun sejak saat itu pula Angga tisa melihat indahnya rambut Risa, karena sejak saat itu kepala Risa selalu tertutup kerudung.

Meskipun Risa dan Angga sahabat kecil yang sudah terbilang lama tapi belum pernah Angga melihat sehelaipun rambut Risa setelah usianya menginjak angka 9tahun. Alasannya karena Risa tahu seorang anak perempuan baligh di usia 9 tahun, maka dari itu dia memutuskan untuk selalu menutup kapalanya dengan hijab. Ada seberkas rasa bangga dan bahagia dihati Angga dengan keputusan pilihan Risa, dia bangga karena disaat remaja lain diluar sana berusaha tampil mempesona dengan mempertontonkan aurat mereka tapi tidak dengan Risa, gadis itu justru lebih memilih menyembunyikan keindahan tubuhnya sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh Islam, Angga bahagia karena saat Risa memilih menutup kepalanya dengan kerudung maka tidak akan ada lagi pasang - pasang mata tidak halal yang melihat keindahan rambut Risa.

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang