#R23'Sebuah Harapan'

202 11 0
                                    

Terkadang keinginan memang menjadikan seseorang memiliki ambisi yang begitu besar dan memiliki semangat yang begitu besar pula untuk berjuang mendapatkan apa yang diingkannya. Itulah tuntutan kehidupan , jika berjuang maka kamu akan mendapatkan apa yang di inginkan tetapi jika hanya terucap dalam lisan bersiaplah menerima kenyataan bahwa apa yang kamu inginkan hanya akan menjadi angan angan.

Hembusan angin yang berhembus kencang menerpa tubuh dengan begitu lembut membuat kerudung gadis yang sejak tadi merenung terapung tetapi tak sampai terlepas dari kepalanya.

"Jangan melamun didepan pantai Risa, sudah jangan dijadikan beban pikiran, Angga paham dan bisa menerima keputusanmu dia tahu bahwa yang kamu ucapkan kemarin bukanlah sebuah penolakan, kamu tahu mungkin hampir dalam setiap bait do'a dan sujud panjangnya dia menyebut namamu, meskipun aku sendiri itu dia lakukan atau tidak tetapi percayalah rasa cinta yang dimilinya bukanlah rasa cinta yang diperdaya oleh setan ataupun nafsu , Insya allah" Ujar Rama yang tiba - tiba muncul dan kini sudah duduk di samping sebelah kiri Risa dengan jarak yang cukup jauh.

" Do'akanlah untuk keberhasilannya, dia akan kuliah ke Jakarta, dia cerita kepadaku bahwa dia ingin berangkat ke jakarta setelah menikah dengan mu. Tetapi setelah mendengar ucapan mu, itu tak membuatnya runtuh ataupun goyah percayalah Risa " UJar Rama yang kala itu tengah duduk disamping Risa. Cukup lama Risa terdiam.

"Aku tak pernah ragu pada yang kuasa karena aku percaya jika dia pemilik tulang rusukku sejauh manapun dia pergi pasti akan kembali padaku" Jawab Risa sambil tersenyum diujung kalimatnya. Sesaat Rama menatap lukisan senyuman yang terlukis dari bibir Risa, indah dan cantik 2 kata itulah yang bisa menggambarkan apa yang jadi target penglihatannya.

"Bolehkan aku egois dengan meminta kepada tuhan agar yang menjadi pemilik tulang rusukmu adalah aku bukan Angga sa ?" Batin Rama. Hatinya kerap kali merasa damai kala melihat perempuan yang kini ada disampingnya, hatinya merasa tenang saat melihat perempuan yang kini duduk termenung disampingnya, dan hatinya kerap kali merasa terusik kala Risa dan sahabatnya Angga terlihat begitu dekat mungkin itu bisa dinamakan rasa sakit. Karena nyatanya hati Rama mungkin telah jatuh pada Risa sahabat masa kecil hingga kini mereka dewasa.

Tetapi meskipun begitu Rama akan ikhlas seikhlas ikhlasnya jika memang takdir Risa adalah Angga karena memang Rama tau dengan sangat pasti perjuangan 2 insan itu saling menjaga hati.

"Lusa aku dan Rama berangkat sa, do'akan agar kami bisa kuliah dengan baik dan segera mendapatkan gelar sarjana" Sesaat Risa menolehkan kepalanya memastikan siapa pemilik suara yang tiba tiba muncul dari arah sbelah kanannya meskipun dia sudah begitu mengenalnya.

Diam tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Risa. Entah apa yang ada didalam pikirannya tetapi kedatangan Angga berhasil membuat Risa tak mampu berucap apapun.

"Kamu tahu diammu itu terkadang selalu membuatku bingung dan rindu sa" Ujar Angga dengan tatapannya yang menatap lurus kearah laut lepas. Sedangkan Risa hanya mampu menundukan kepalanya karena malu mendengar ucapan Angga.

"Perjuangkan aku dalam setiap lantunan do'a mu hingga kelak perjuangan itu berakhir diwaktu yang tepat" Ujar Angga sambil menoleh dan menatap Risa yang berada disampingnya.

"Percayalah do'a yang terucap dari lisanku dan lisanmu akan membangun kekuatan untuk kita bisa bersama mencapai ridhonya" Lanjut Angga masih dalam posisi dimana matanya masih memandang wajah ayu Risa.

"Memperjuangkanmu dalam setiap sujud dan lantunan do'aku itulah adalah caraku berjuang untukmu" Batin Risa tanpa mau membalas tatapan Angga yang kini masih saja menatapnya

"Maraneh ek nyieun urang nu jomblo pinsan ngadange omongan maraneh 2 an" Ujar Rama yang langsung disambit tawa oleh Angga.

"Urang ge masih jomlo Rama" Ujar Angga setelah tawanya mereda

"Statusmah jomblo tapi modusna Astagfirullah" Ujar Rama sambil menggelengkan kepala dan berlalu pergi sambil menenteng sepatunya. Sedangkan Angga hanya mampu tertawa melihat tingkah kesal sahabatnya itu.

#R05

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang