#R19'Mengukir(1)'

183 10 0
                                    

Risa, Angga dan Rifqo kini mereka sudah berdiri tepat dipuncak gunung Galunggung. Sejak pukul 6 hari mereka sudah memulai mendaki.

Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Untuk mencapai puncak Galunggung, dibangun sebuah tangga yang memiliki 620 anak tangga. Di wilayah ini terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain objek wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektare di bawah pengelolaan perum perhutani. Objek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas.

"Teh kita game - game man yu siapa yang menang harus di teraktir sama yang kalah" Ujar Rifqo saat mereka tengah beristirahat setelah mendaki 620 tangga gunung Galunggung.

"Game apa" Tanya Risa yang masih ngos - ngosan , wajahnya terlihat merah karena kepanasan.

"tahan napas" Ujar Rifqo enteng dengan keadaannya juga yang masih ngos - ngosan.

"Hah maneh gelo Rifqo urang teh keur engap -engapan kalah di ajak lomba tahan napas , tehararayang teuing" Ujar Angga disela napas pendeknya yang berhasil mengundang tawa Risa dan Rifqo. Karena jarang - jarang kakak dari Rifqo Miftahul Arzak itu mengeluarkan logat sundanya dengan begitu kental.

"Kitu da aki akimah, karek ge sakieu , kantun we Gunung galalunggung mah cetek ,, kalau mau mendaki gunung yang tinggi dikit Rinjani ke, huh ah" Ujar Rifqo dengan nada sebalnya pada sang kakak yang pernah mengejeknya kerena mengajak muncak digunung Galunggung yang memiliki tinggi tidak ada apa apanya bila dibandingkan gunung Rinjani. Sedamgkan Risa malah semakin tertawa saat Rifqo mengingatkan kemabali waktu dimana Angga berlaga so.

"Siapa bilang aki - aki ayo siapa takut"
Jawab Angga berlaga so kuat.

"Oke kalau aku bilang 123 langsung tahan nafas ya " Ujar Rifqo .

"Yang meneng di teraktir apa aja yang mau sama yang kalah ya" Usul Risa.

"Deal " Ujar Rifqo dan Angga kompak.

"1 2 3 " Ujar Rifqo dan saat itulah mereka mulai menahan nafas.

Dalam hitungan beberapa detik keadaan mereka baik -baik saja saat waktu terus bertambah dan dalam hitungan 30 detik wajah mereka mulai memerah.

"Aaaaah "
Angga menghembuskan nafasnya saat dia sudah tak mampu menahan nafasnya sedangkan.

"Yah kalah atuh euy" Gumam Angga saat melihat Risa dan Rifqo bertahan menahan nafas.

"Whaaaa , aki aki udah udah kalah" Ujar Rifqo dengan tawanya yang pecah di awal saat melihat sang kakak yang putus asa dengan kekalahannya .

"Yeye , aku menang. Yeye aku menang" Ujar Risa saat Rifqo juga telah menghentikan tahan nafasnya sambil berjingkrak jingkrak tidak jelas

"Yaaaah ,, gara gara aa aku kalah" Ujar Rifqo dengan wajah kesalnya.

"Itu kualat karena kamu udah ledekin kakak kamu" Ujar Angga.

"Udah ,, disini emang aku yang paling muda kalian berdua aki aki , sama cewe kok kalah ,, berarti kaliam harus jajanin aku " Ujar Risa dengan tersenyum penuh kemenangan.

"Oke .. Oke kita kalah kamu mau di jajanin apa" Ujar Angga pasrah.

"Kamu harus beliin aku dua ice cream, Rifqo harus jajanin teteh aromanis titik gak ada protes" Ujar Risa sambil tersenyum simpul. Dia tahu pasti kadua kakak beradik ini pasti akan menolak permintaannya karena pedagang ice cream dan aromanis berada di bawah saat awal tangga yang tadi kaki mereka pijak.

"Hah,,, yang bener aja itu kan jauh banget " Ujar Rifqo dan Angga kompak membuat Risa tertawa kecil mendengarnya.

"pokoknya gak mau tau " Jawab Risa tanpa menoleh.

"Teh ayolah teh ,jangan ayeuna nya teh ,teu karunya teteh ka Rifqo, kaki Rifqokan baru aja sembuh" Ujar Rifqo dengan wajah memelasnya.

"Kamu gak kasihan sama aku sa nafas aku udah hampir ilang nih, gimana kalau aku meninggal pas beli ice cream" Ujar Angga mengikuti gaya sang adik yang memelas pada Risa.

Risa memutar bola matanya jengah, mengapa kakak beradik ini tiba -tiba menjadi kompak saat berada dalam situasi ini.

"Oke -oke nanti kalau udah turun jangan sampai lupa sama janji kalian ya" Ujar Risa dengan wajah judes yang di buat buat .

"Ihhh teteh cantik deh" Ujar Rifqo membuat Risa menoleh tajam kearah Rifqo sedang Rifqo malah menatap sang kakak yang tengah pura pura menatap pemandangan padahal Rifqo tahu dengan pasti kakaknya itu pura pura melakukan itu. kenapa ?karena Rifqo sangat yakin kalau kakaknya itu tidak akan pernah berani mengatakan pujian yang baru saja diucapkannya pada Risa.

"Mendadak cantik gitu" Ujar Risa masih dengan wajah judesnya yang dibuat buat.

"Teteh aja yang gak nyadar kalau teteh cantik" Jawab Risa menyembunyikan rasa malunya atas pujian Rifqo.

®®®

Setelah melaksanakan shalat asar Risa , Angga dan Rifqo melakukan perjalanan kembali untuk turun dari gunung. Tak ada yabg memulai pembicaraan diantara mereka semua sibuk dengan pikiran masing masing meskipun Angga yang selalu memperhatikan Risa yang tengah berjalan dihadapannya.

"Cepetan halalin aja a , bentar lagi kan kalian lulus sekolah" Bisik Rifqo yang tiba -tiba mensejajarkan langkahnya dengan Angga . Sesaat Angga menolehkan kepalanya menatap sang adik yang kini tengah berjalan disampingnya dan tak terasa kini tinggi sang adik sudah hampir menyusulnya.

"Nanti kalau aa udah ada pekerjaan biar hidupnya terjamin dan gak bakalan kesusahan sama kelaparan" Ujar Angga menimpali ucapan sang adik kemudian kembali memfokuskan matanya menatap Risa. Sedangkan Rifqo hanya mengedikkan bahu saat mendengar jawaban sang kakak.

"Udah sampe, sekarang mana aromanis sama dua ice cream nya" Ujar Risa sambil membalik tubuhnya menghadap dua laki laki yang sejak tadi berjalan di belakangnya.

"Sana qo sekalian beliin Ice cream " Ujar Angga membuat Rifqo yang berdiri di sampingnya mendelik kesal mendengar perintah seenaknya dari sang kakak.

"Enak aja , beli sendiri sana aku mau cari aromanis tau " Ujar Rifqo dengan tampang judesnya membuat Risa terkekeh kecil melihat pertengkaran kecil yang kini mulai kembali terjadi pada sepasang kakak beradik di sampingnya.

Rifqo langsung berlalu pergi diikuti dengan Angga sedangkan Risa menunggu di bangku dekat pembelian karcis untuk para pengunjung menikmati kesegaran gunung atau menimati kehangatan kolam cipanas.

#R22R05

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang