#R34'Pertemuan Dua Wanita'

155 9 0
                                    

Sudah satu bulan setelah pertemuan Risa dan Angga saat dimana Angga yang menjelaskan secara gamblang apa yang menjadi titik permasalahan hubungan dengan Risa, kini hubungan mereka jauh lebih baik dari sebelumnya. Tak ada lagi kesalah pahaman yang tercipta diantara mereka. Seperti hari ini Angga mengajak Risa melalui Paris untuk bertemu di kafe biasa, memang jika Angga ingin bertemu dengan Risa yang diajak Angga bukanlah Risa tetapi Paris.

"Pasti ya kalau kalian mau pacaran saya yang dijadiin obat nyamuknya, yang ngajak pinter lagi pas hari libur pas lagi gak dinas yang jadi obat nyamuknya" Ujar Paris saat dirinya telah duduk tepat disamping Angga.

"Sorry kak, kalau engga sama kakak sama siapa lagi, kecuali kalau kaka izinin Angga yang jemput Risa" Jawab Angga yang tertengar lebih akrab dengan Paris.

"Gak, udah kalau mau ngobrol ngobrol aja, anggap aja saya gak ada" Ujar Paris sambil menyedot minuman yang dipesannya.

"Rama kemana kok aku gak pernah lihat" Tanya Risa yang masih setia menunduk menghindari kontak mata dengan Angga.

"Ngurung diri di kamar kaya anak perawan" Ujar Angga membuat Risa tersenyum dalam tundukannya.

Mereka terus mengobrol sesekali Paris selalu menimpali obrolan mereka saat topik yang mereka bicakan terdengar menarik dalam pendengarannya. 'Tetap seperti ini sa, jangan pernah berubah, jika kamu berubah aku hancur'batin Angga saat merasa begitu bahagia dia bisa kembali bersama dengan Risa. Melihat senyum nyata di wajah Risa adalah kebahagiaan Angga.

"Kak Angga" Suara panggilan yang menyerukan nama itu membuat tiga orang yang duduk dimeja yang sama itu menoleh kearah sumber suara.

Tepat disamping kursi yang Eisa dudukki berdiri seorang perempuan anggun berbalut dress selutut dengan rambut berwarna hitam legam yang dibiarkannya tergerai. Cantik dan menawan dua kata itu pantas disandang oleh gadis yang masih berdiri kaku karena kini dia merasa tak nyaman diperhatikan tiga pasang mata.

"Anggita" Gumam Risa sedikit kaget sekaligus bingung saat matanya menatap sosok perempuan yang dikenalnya.

"Git duduk git sini" Ujar Risa berusaha menormalkan mimik wajahnya sambil menarik satu buah kursi kosong yang ada disampinya yang dibalas sebuah anggukan kepala oleh Anggita.

"Wah teh Risa makin cantik aja, aku iri deh sama teteh, teteh udak tertutup gini aku dari sampai sekarang masih gini gini aja" Ujar Anggita sambil menatap kagum kearah Risa yang tengah menggunakan setelan baju syar'i berwarna biru muda membuat Risa memang terlihat sangat cantik dan Anggun.

"Kamu jangan berlebihan gitu ah gak baik, aku memang sudah menutup aurat tapi siapa yang tahu dibalik aku yang sudah tertutup ini aku mempunyai begitu banyak aib yang tidak diketahui banyak orang, bukan hal yang tidak mungkin jika sikap dan amal baik mu lebih baik dari aku" Ujar Risa sambil tersenyum lembut dan mengelus punggung tangan Anggita yang ada di atas meja.

Mendengar penuturan Risa dan Paris yang sejak tadi diam menoleh menatap wajah Risa yang tengah tersenyum lembut kepada Anggita. Kedua laki laki itu khususnya Angga tahu betul bahwa perempuan yang kini menjadi lawan bicara Risa adalah perempuan yang menjadi penyebab renggangnya hubungan Risa bersama Angga. Tapi tak ada sedikitpun sorot kebencian yang terpancar dari mata Risa pada Anggita, kedua laki laki itu hanya dapat melihat Risa yang tengah tersenyum kepada Anggata dengan penuh kasih sayang dan kelembutan layaknya seoranv kakak kepada adiknya.

"Selalu ingatkan aku ya teh untuk selalu berusaha menjadi lebih baik, bantu aku untuk pelan pelan bisa seperti teteh. Bantu aku agar aku bisa terus menjadi lebih baik karena aku juga ingin mendapatkan jodoh yang baik" Ujar Anggita sambil terkekh diakhir kalimatnya dan menoleh kaarah Angga saat mengucapkan jodoh yang baik.

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang