#R6'Senja dan Hilang'

278 19 0
                                    

Saat Angga melihat tubuh sang kake yang sedang terbaring dengan keadaan tidak sadar hatinya merasa begitu menyesal karena meninggalkan mereka. Saat mereka tengah berjuang menyelamatkan diri dia justru sedang bersantai - santai di kepadatan kota tanpa mengingat keluarga dan saudaranya warga jati maju, tatapan mata Angga beralih menatap adik semata wayangnya yang terbaring di atas ranjang peskitan tepat disamping ranjang kakeknya, tubuh anak itu dibalut perban di beberapa bagiantubunya, kata neneknya tangan sebelah kanan Rifqo patah, dan ada luka dibagian kepalanya hingga saat awal masuk Rifqo dinyatakan geger otak jika pada saat itu Rifqo tidak siuman dalam waktu 4 jam maka dia bisa saja mengalami koma. Namun, untungnya Rifqo tersadar setelah 3 jam 45 menit, semua orang merasa lega saat mata Rifqo terbuka kala itu, tidak bisa dipungkiri memeng, saat mengetahui kabar Rifqo bisa separah itu Angga juga merasakan sebuah kekhawatiran yang begitu besar kepada Rifqo meskipun terkadang sikap anak itu selalu membuat Angga kesal tapi Angga tetap menyayanginya.

"A Angga, kapan pulang ?"

Suara itu muncul dari ranjang samping kakenya, Angga menoleh dan menapati adiknya tengah menatapnya dengan tatapan kebingungan,

"Rifqo ,maaf yah aa udah ninggalin kamu ,kalau tahu bakal kaya gini aa bakal ajak kalian semua pergi ke kota "
Ujar Angga dengan suaranya yang melemah dan kepalanya yang menunduk .

"Sejak kapan aa jadi cowo lebay "Ujar Rifqo sambil tertawa .
Anak itu memang luar biasa sekalipun tangannya di perban karena luka dan kakinya patah, tetap bisa meledek kakanya itu .

"teh Risa gak suka cowo lemah a ,dia suka cowo maco tau "
lanjutnya dilanjut tawa lagi .

"dasar ade nyebelin lagi sakit juga masih bisa ngatain "
ujar Angga sambil memencet hidung Rifqo .

"Aduh sakit tau "
Ujar nya .

"udah ah aa mau pergi dulu . Nanti aa kesini lagi ya "
Ujar Angga yang hanya di jawab Anggukan kepala oleh Rifqo .

Angga berjalan menuju ruamg tunggu Rumah sakit untuk menemui neneknya tanpa sengaja Angga melihat ibu Risa . Akhirnya Angga menghampiri .

"Asalamu'alaikum bu "
Ujar Angga demgan senyuma yangmengembang .

"Wa'alaikumsalam nak Angga kapan pulang "
Jawab ibu Risa . Matanya terlihat merah seperti habis menangis .

"Alhamdulilah tadi bu "
Jawab Angga masih dengan senyum di wajahnya .

"Isa pasti senang jika melihat nak Angga sudah pulang "
Ujar Ibu Risa . Ada segaris kesedihan.di wajahnya ketika menyebut nama Risa .

"Bagaimana sekarang kabarnya Risa bu"
Tanya Angga

Ibu Risa diam .Terlihat dari sudut matanya ada setetes air bening yang sejak tadi berusaha iya tahan namun kini tumpah tanpa sengaja .

"dia sampai sekarang belum juga di temukan "
Ujar ibu Risa di sela isak tangisnya dan perkataannya cukup membuat Angga beku di tempatnya .

"apa bu ibu jangan bohong bu sama Angga "
Ujar Angga tak percaya .

"untuk apa na ibu bohong "
Jawab ibu Risa masih dengan isak tangisnya.

Angga benar benar tidak bergerak dari tempatnya . hatinya sakit ketika mengetahui kabar sahabat termasuk kabar perempuan yang memgajari nya mencintai dalam doa dan diam itu sedang berada di ujung tanduk .
Matanya perih mendengar penuturan ibu gadis itu

"Sabar lah na sahabat mu itu Insyaalloh slalu berada dalam lindungannya .Kami disini juga sedih dengan belum di temukannya Risa ,sabarlah na ,do'akan saja agar Risa bisa di temukan baik dalam keadaan hidup atau mati "
Ujar ibu Risa sambil mwnepuk bahu Angga bersamaan dengan jatuhnya air mata Angga.

"Apakah kamu ingin melihat ayah Risa ,dia juga dirawat di sini "
Ujar ibu Risa setelah keadaannya lebih tenang .

"nanti saya menyusul bu "
Ujar Angga .

Ibu Risa pergi untuk menemui suaminya ,dan kini tinggalah Angga. Rasanya ingin sekali dia marah namun entah pada siapa. ingin sekali dia teriak namun tak ada gunanya .

Angga berjalan dengan pandangan nanarnya , lututnya terasa begitu lemas untuk melangkah.

Ketika kakinya mengajak untuk berjalan ke tepi pantai ,disanalah Angga meluapkan segala emosinya .

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"terik Angga sambil menjambak rambutnya .
Dia menendang pasir menjadikan pasir berterbangan .

kemudian dia duduk di tepi pantai sambil mengusap wajahnya dengan gusar .

"Sa dimana kamu ,tahu semua akan seperti ini mana mau aku pergi dari kampung ini "
Gumam Angga dengan tatapan kosongnya.

"Sa kamu dimana sa, senjanya udah ada kamu dimana , kamu gak mau liat apa senja yang biasa kita lewati bareng ini "
lajut Angga .

"Risaaaaaa"
Teriak Angga tiba tiba .

Sampai sebuah tangan yang menepuknya dari belakang membuatnya berbalik .

"Risa"
Ujar Angga ketika sebuah tangan mendarat di bahunya .

"Maaf ga "
Ujar Fifah gadis yang baru saja menepuk punggung Angga Adalah Fifah sahabat perempuan Risa .

"Risa mana fah "
Tanya Angga denga suaranya yang memelas .

"Apa yang kamu lakukan ga "
Tanya Fifah .

"Mana Risa"
Tanya Angga Lagi .

"kamu mau buat Risa sedih "
Tanya Fifah balik bertanya

"maksud kamu "
tanya Angga bingung .

"Kamu bersikap seperti ini seakan akan kamu tidak punya tuhan yang tidak bisa kamu jadikan pegangan dan pengaduan ga .Apakah kamu pikir Risa akan senang melihat keadaan kamu yang seperti ini ?"
Jelas Fifah pada Angga .

"sekarang udah sore yu kita balik ke pengungsian "
lanjut Fifah

Setelah itu Angga berjalan bersama Fifah menuju ke pengungsian ,setelah mendengar ucapan Fifah Angga sedikit lebih tenang dan dia percaya jika Risa melihat tindakannya yang seperti tidak beriman maka dia akan marah dan mencubitnya dengan cubitan sepelintir lintirnya itu , sampai Angga benar benar meraung raung kesakitan dan Risa tertawa menang .

"Senja yang dulu selalu kita nantikan dalam suasana menjelang adzan kini telah hilang .
Tak ada lagi waktu senja yang indah di ujung awan lautan .
Tak ada waktu senja yang bisa menyimpan memori istimewa .
Semuanya telah hilang bersamaan dengan hilangnya kamu dari kehidupan
-Muhamad Raga Angga -"

#R22R05

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang