#R26'Awal'

173 10 0
                                    

Satu minggu Kina tiada selama itu pula Risa hanya duduk dan melamun, setelah ibunya meninggal Risa tinggal bersama nini dan Rifqo, sedangkan orang tua Angga termasuk Angga belum ada yang tahu mengenai kabar meninggalnya ibu Risa.

"Selamat siang Risa, apa kabar?" Ujar seseorang pada Risa yang saat itu tengah duduk didepan rumah.

"Teh itu ada om Paris, kenapa gak disuruh masuk aja atuh" Ujar Rifqo yang baru saja muncul dari dalam dan menyadarkan Risa dari lamunannya.

"Eh kak Paris, masuk ka ayo masuk, maafya tadi Risa gak sadar kakak datang" Ujar Risa berusaha menyembunyikan wajah sedihnya.

Perlahan kaki Paris kedalam rumah milik nini, dari dalam wanita yang kini telah bertubuh renta itu menghampiri laki laki yang menjadi tamu dirumahnya itu.

"Kamu gak sadar atau lagi melamun sa" Tanya Paris membuat kepala Risa tertunduk dalam.

"Seminggu ini kerjaan si eneng memang begitu, duduk, diam dan melamun" Ujar sang nini yang baru saja duduk bergabung bersama Risa, Rifqo dan Paris.

"Apalagi kalau ditinggal a Angga kaliya, bisa bisa teh Risa nangis tujuh hari tujuh malem" gumam Rifqo yang membuat Risa menoleh sambil mencubit kaki bocah laki laki yang kini duduk bersila disampingnya. Mendengar dan melihat hal itu Paris hanya tersenyum.

"Angga siapa ko ?" tanya Paris akhirnya.

"A Angga itu pac" belum sempat Rifqo menyelesaikan kalimatnya, tapi kalaimatnya sudah lebuh dulu terkantup dengan paksa karena dibekap oleh Risa.

"Cuma temen iya temen, temen kecil Risa dan kakak kamdung Rifqo, dia cucu pertama nini, dia sekarang sedang kuliah di Jakarta, iyakan ni" Ujar Risa sambil menetap nini diujung kalimatnya dan kemudian dijawab sebuah Anggukan oleh nini.

"Oh ya, Risa Oma ingin ketemu,jadi kakak datang mau jemput kamu buat ketenu oma, dia gak bisa ikut soalnya sedang ada acara tadi, tapi kebetulan kakak sedang tidak ada tugas jadi dia meminta kakak untuk menjemput kamu" Ujar Paris mengutarakan niat kedatangannya.

"Kapan kak? " Tanya Risa.

"Kalau kamu bisa sekarang ya sekarang, ni saya izin ajak Risa ni" Ujar Paris. Sesaat Risa melirik kearah nini yang kini menjadi satu satunya orang yang bisa risa jadikan sebagai orang tuanya.

"Angkat neng ,kasian si aa udah dateng jauh jauh masa eneng na gak ikut atuh" Ujar nini seakan paham dengan lirikan mata Risa.

"Tapi ni, disini nanti nini" Ucapan Risa belum selesai secara sempurna keluar dari mulutnya tapi terpaksa harus dihentikan.

"Ada Rifqo yang jagain nini teh, teteh gak lupakan kalau punya ade yang tampan dan gagah perkasa ini dan tentunya akan melindungi nini dengan segenap jiwa raga Rifqo" Ujar Rifqo membuat semua orang yang mendengar tertawa.

®®®

Kini Risa sudah berada dalam tengah tengah hiruk piruk kemacetan ibu kota, suara klakson dari mobil deretan yang paling belakang terdengar saling bersuru seakan ingin terdengar paling kencang.

Sepanjang perjalanan Risa memilih diam dengan pandangan yang lebih terfokus pada kearah luar kaca jendela mobil.

"Yu sa udah sampai" Ujar Paris setelah membuka pintu mobil Risa. Sedangkan Risa yang sejak tadi lebih banyak melamun baru menyadari bahwa kini dia telah sampai disebuah rumah yanga sangat besar. Rumah Paris memiliki design yang simple tapi tetap elegan dengan cat putih yang menghadap langsung kearah jalan dengan sebuah gerbang yang munjulang tinggi sebagai pembatasnya, disebelah kanan terdapat sebuah taman terdapat beberapa bunga dan 1 buah pohon di bawah pohon juga terdapat sebuah kursi yang cukup untuk 2 orang mungkin tempat untuk kak Paris atau oma bersantai.

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang