#R5'Senja yang hilang '

283 19 0
                                    

Satu Minggu sudah Angga lewatkan tinggal di kota Pasundan, kota yang katanya lahir ketika tuhan sedang tersenyum. Hanya satu minggu Angga menetap di kota Bandung namun, hatinya sudah meronta - ronta meminta untuk segera pulang, karemmmmmm hari sudah Angga tinggal di kota
Bandung tapi hatinya sudah meraung-raung minta pulang ke kampung halamannya .

"a tetap sabar ya dengan semua kemungkinan yang sudah alloh tetapkan"
Ujar mamah Angga.

Angga yang mendengar penuturan sang mamah mengerutkan keningnya.

"maksud mama apa ,aa gak ngerti "
tanya Angga bingung .

"jangan pernah salahkan takdir untuk semua yang terjadi .Kamu harus yakin Alloh pasti memiliki rencana lain di balik semua yang terjadi"
Ujar mama.

"oh masalah kalau aa gak di terima di sekolah itu mah? tenang aja aa udah siap lahir batin untuk menerima semuanya ,kan masih sekolah yang bisa nerima Angga "
Ujar Angga .

Sang mama hanya diam dan menatap manik mata putra sulungnya itu ada rasa bersalah dalam hatinya karena tidak memberi tahu semua yang terjadi namun inilah yang harus di lakukan .

"mamah ko diem ,kenapa kok kayak sedih ?"
Tanya Angga .

mamah Angga merengkuh kepala Angga dalam pelukannya dan membelai kepala Angga dengan sayang .

Dengan perasaan bingung Angga tetap melingkarkan tanganya pada pinggang mamanya dan membalas pelukannya.

"loh ko ini malah peluk pelukan sih ayo kita berangkat entak kamu telat lagi "
ujar bapak yang baru saja muncul yang hanya di balas Anggukan kepala oleh Angga dan mamanya .

Angga dan kedua orang tuanya pamitan pada nenek kakek Angga karena setelah selesai tes Angga dan kedua orang tuanya akan langsung berangkat menuju kampung halamannya.Kemudian
Mereka langsung berangkat menuju tempat tes Angga .

Menempuh penjalanan yang tak terlalu jauh membuat Angga datang terlalu pagi karena waktu masih menunjukan pukul 7:00 sedangkan tes dimulai jam 08:00.

Sambil menunggu waktu tes Angga pergi toko yang ada di sebrang sekolahnya di sana Angga melihat barang yang kira kira cocok untuk Risa hingga pilihan hatinya jatuh pada tasbe berwarna hitam dengan ukiran Muhamad dan Alloh berwarna putih.

Saat waktu sudah menunjukan pukul 08:00 Angga segera masuk menuju ruangan tesnya .

* * *
Waktu begitu cepat berlalu Angga dan kedua orang tuanya kini sudah berada di bus menuju perjalanan pulang .

Setelah tes tulis dan wawancara Angga dan kedua orangtuanya langsung pergi meninggalkan kota bandung .

Perjalanan terasa begitu panjang,rasa nya lama sekali Angga rasakan untuk sampai di kampung halamannya .

Dia tidak sabar melihat ekspresi wajah berbinar bahagia Risa mendapat hadiah darinya .

Hingga Akhirnya saat Angga tiba di terminal dia begitu bahagia ,dia turun dengan senyuman menghiasi bibirnya berbeda dengan kedua orang tuanya nampak ada segurat kesedihan di mata mereka.

"apa korban tsunami itu sudah semua terselamatkan"
Ujar dua orang yang tengah ngobrol dan duduk santai di terminal .

"Tsunami ,,ma dimana tsunami"
tanya Angga dengan wajah bingungnya menatap kedua orang tuanya dengan kening berkerut .
Mama Angga malah menoleh pada Bapak .

Angga semakin bingung dengan semua yang terjadi .

"Aa kamu yang tegar ya na "
Ujar sang mama sambil mengelus bahu Angga sebagai penguat

"Jati maju terkena bencana alam tsunami "Ujar sang bapak .

"apa kenapa bapak dan ibu tidak memberi tahuku ,terus Risa bagaimana ,Rifqo nini sama abah juga gimana "
tanya Angga dengan raut wajahnya yang sudah mulai khawatir .

"kita lihat mereka sekarang ya "
ujar sang mama berusaha membuat Angga tenang .

* * *
Saat tiba di daerah jati maju Angga di buat tak berkutik .
Ketika dia melihat kampung tercintanya yang kini sudah rata dengan tanah tak ada lagi senja indah yang ia bisa lewati sambil duduk bersama dengan sahabatnya di atas pasir.

Semua yang terlihat kini telah berbalik.

Angga masih berdiri mematung di tempatnya dia tak bergerak dan tak bersuara.Setetes air matanya jatuh, sang mama yang berdiri di sampingnya hanya dapat menepuk bahu Angga yang di lanjutkan dengan usapan pertanda bahwa itu adalah sebuah dorongan untuk tetap bersabar .

"Risaa"
teriak Angga .

Seketika setelah dia bertiak Angga langsung berlari namun entah kemana, hatinya berteriak ketika kenyataan pahit ini harus di hadapinya. Ingin rasanya dia lari melupakan semuanya .

Sampai akhirnya langkah kaki Angga terhenti di sebuah lapangan yang terdapat banyak tenda .

"Angga akhirnya kamu pulang ,Aki sama adik kamu ada di Rumah sakit nenek kamu juga udah disana sejak tadi "
Ujar Rama sahabat laki laki Angga .

Namun ,tak ada suara yang keluar dari mulut Angga dia hanya tetap berdiri mematung dengan tatapan matanya yang kosong dan air matanya yang kini satu persatu mulai berjatuhan.

"Rumah sakit "
Ujar Angga dengan suaranya yang tak begitu keras .

Setelah itu Angga langsung berlari menuju Rumah sakit yang dia tahu , hatinya sudah terlalu khawatir membiarkan kakinya untuk berjalan ,mulutnya sudah kelu untuk bertanya.

Dia terus berlari walaupun kakinya sudah terasa begitu lelah .

Saat Angga tiba di rumah sakit dia segera mencari keberadaan Abah dan adiknya , belum sampai Angga bertanya mengenai kamar abah dan adiknya itu sang nenek sudah muncul dan memeluknya dengan sayang .

"Angga kamu bagaimana kabarmu "
tanya nininya sambil memeluk Angga kemudian menangkup kedua pipinya .

Angga hanya terdiam dengan kedua matanya yang sudah banjir airmata .

"bukan nini yang seharusnya berkata begitu tapi Angga ni Angga "
Ujar Angga sambil menangis .

"maaf ya sayang nini yang melarang kedua oramgtuamu mengatakan yang semua sedang terjadi disini sebelum kamu selesai tes"
Ujar nini sambil menghapus air mata Angga .

"jadi nini yang melarang mamah dan bapak "
tanya nya .Sang nini hanya menganggukan kepalanya.

"Rifqo sama aki gimana keadaannya sekarang "
Tanya Angga .

"yu kita lihat mereka pasti mereka senang melihat kamu udah pulang "
Ujar nini .

Angga hanga mengangguk dan berjalan beriringan menuju ke ranjang Rifqo dan Abah

#R22R05

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang