#R10'Senja Dan Kembali'

252 17 0
                                    

Puji syukur Angga panjatkan pada sang maha pencipta ketika nama yang ia cari cari ada dan tertulis pada papan informasi . Dia bahagia akhirnya sahabatnya itu dapat di temukan walau dalam keadaan tak bernyawa ,yang terpenting dia bisa melihat wajah sahabat yang kini telah berubah menjadi cinta dalam diamnya itu untuk yang terakhir kalinya .

"pak jasad atas nama Diana Merisa yang mana ya "
ujar Angga pada salah satu tim sar yang tengah mendata jasad jasad.

Dia mencek tulisannya dan Angga menunggu dengan penuh harap harap cemas.

"Korban atas nama Diana Merissa dia selamat mas dan sudah di bawa ke rumah sakit sejak subuh tadi "
Ujar sang timsar .

Mendengar jawaban dari timsar itu Angga diam mematung sesat dia berusaha mencerna ucapan timsar itu hati Angga benar benar langsung merasa lega . Benarkah sahabatnya itu selamat?batinnya .

Tanpa sengaja setetes airmatanya jatuh. kemudian Angga segera meninggalkan Rama dan timsar itu tanpa ada ucapan terimakasih atau pamit dari mulutnya.

Sekarang hanya satu tujuannya yaitu Rumah sakit ,di sepanjang perjalanan dia benar benar berdo'a semoga Risa baik baik saja . Dia bahagia ternyata tuhan begitu mencintainya ,imdia mengabulkan do'anya .

Sungguh rasa bahagianya tidak bisa dia ungkapkan tak dapat dia gambarnya .

Sesampainya di Rumah sakit Angga langsung berlari menuju ke bagian pendaftaran

"pasien atas nama Diana Merisa yang baru di bawa subuh tadi sus"
Ujar Angga dengan nafas ngos ngosannya .

"oh ada di ruang rawat inap no 225 mas "
Ujar sang suster dengan ramah .

"makasih sus"
Ujar Angga sambil kembali berlari menuju kamar yang di sebutkan oleh sang suster .

Angga berlari hingga menbrak beberapa orang hanya kata maaf yang dia ucapkan sambil berlari tanpa mau repot menoleh ke arah orang yang di tabraknya.

Sampai akhirnya Angga menemukan kamar yang di carinya kini dia tengah berdiri di hadapan pintu kamar dengan tulisan 225 Angga menatap hendel pintu itu kemudian beralih lagi pada Angka yang tertulis di pintu itu .

Dengan perasaan was was , deg degan, gelisah semuanya menyatu. Angga membuka pintu itu perlahan hingga akhirnya pintu itu terbuka dan nampak di sana ada Ayah ibu Risa. Dan ayah ibunya serta Rifqo yang tengah duduk di kursi karena keadaan kaki dan tanggannya yang patah .

Mereka yang berada dalam kamar Angga itu menoleh pada Angga yang tengah mematung di pintu kamar dan nampak lah di sana tubuh seseorang tengah berbaring dengan mata tertutupnya dengan selang oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya dengan alat alat yang menempel pada tubuhnya Angga tak tau entah apa itu namanya .

Tatapan Angga menatap lurus pada tubuh yang terbaring dengan balutan baju pesakitannya itu .

Dia berjalan dengan langkah yang pelan . Tatapannya masih tetap focus . Dia tak perduli dengan tatapan keluarganya yang kini tengah menatapnya.

"Saa"
Ujar Angga dengan setitik Air matanya yang jatuh tanpa sengaja .

"kamu kemana aja "
lanjut Angga dengan menatap tubuh Risa yang pucat pasi .

Angga langsung melangkah dengan cepat mendekati posisi tubuh Risa dan berdiri di sampingnya . kemudian, tubuhnya meluruh lututnya terlalu lemas untuk di gunakan berdiri .hingga kini di berdiri dengan lutut yang bertumpu pada lantai. Air mata Angga mulai banjir membanjiri kedua pipinya.

"Kamu yang sabar ga ,doakan yang terbaik untuk Risa ,hanya kuasa Alloh yang dapat menolongnya sekarang "
Ujar mamahnya .

Semua langsung keluar . Terkecuali Rifko, dia meminta untuk tetap berada di dalam untuk menemani sang kaka.

"kamu harus tau sa aku lulus tes masuk sekolah islam ,,dan kamu harus tau sa aku males buat sekolah disana ,jadi kamu harus bangun biar bisa hukum aku dengan cubitan sepelintir pelintir kamu sa "
Ujar Angga dengan matanya yang sudah banjir di kedua pipinya .

"Ayo sa bangun ,bangun kamu gak mau apa liat senja bareng aku lagi ,bangun sa bangun "
Ujar Angga dengan tangannya yang menguncang tangan Risa yang tak berkutik sedikitpun . Tak ada respon sedikitpun dari Risa sesaat Angga menunduk untuk meredakan tangisanya.

#R22R05

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang