#R16'Waktu'

213 12 0
                                    

Satu minggu sudah Risa pulang dari Rumah sakit, hari hari yang risa lalui setelah kepulangannya dari rumah sakit dilaluinya dengan penuh warna, tak pernah sekalipun Risa merasa kesepian karena dalam setiap harinya dia selalu di temani 2 orang laki laki yang memiliki sikap berbeda jauh meskipun keduanya adalah sepasang adik kakak.

"Teh ,,teteh tau ga , A Angga waktu teteh koma itu ,segala pelit dan irit " Ujar Rifqo yang saat itu sedang duduk di pinggir pantai di temani Angga dan Risa yang juga ada di sana .

"Maksudnya gimana ,teteh gak gerti atuh qo" Jawab Risa bingung mendengar pernyataan yang dikatakan oleh Rifqo.

"Pelit ngomong, irit senyum ,pelit nyapa,Irit ketawa pokoknya sagalana we teh " Ujar Rifqo membuat Angga sedikit salah tingkah karena sang adik membongkar kelakuannya.

Sedangkan Risa hanya mengulas senyum tipis. Ada rasa aneh yang menjalar dihatinya saat mendengar kabar itu. Sedangkan Angga tetap diam nembisu dengan wajah datarnya yang menatap ke arah laut lepas.

"Sa kamu lanjut sekolah dimana ? disekolah aku aja gimana" Ujar Angga mengalihkan topik pembicaraan . Sesaat Risa menoleh pada Angga lalu kembali menundukan kepalanya ,dilanjutkan dengan gelengan kepala.

"kenapa?"tanya Angga sambil menolehkan kepalanya
kearah Risa.

"Sekarang orang tuaku hanya tingal ibu , aku gak mau ningggalin dia sendiri disini. yang ibu punya sekarang tinggal aku , dan yang aku punya hanya tinggal ibu" ujar Risa sambil menatap kearah laut lepas , seakan warna biru laut adalah penggambaran masa depan yan akan segera dia pijak..

Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Risa ataupun Angga , keduanya diam membisu. Semilir yang berhembus menerpa membuat suasana sedikit terasa tenang, Risa, Angga maupun Rifqo lebih memilih diam menikmati semilir angin. Entah apa yang mereka semua pikirkan.

"kalau aku ada ditengah kalian berdua maka aku yang menjadi obat nyamuknya, apa kalian pikir dunia ini hanya milik kalian berdua dan yang lain mengontrak saja,, bicara atuh a, teh " ujar Rifqo yang merasa sedikit kesal karena Risa dan Angga hanya diam saja.

"Iya ini teteh bicara atuh qo" Ujar Risa sambil mengulas senyum tipis ke arah Rifqo.

"Nah gitu dong ngomong jangan kaya orang di sebelah kanan nih wajahnya asem bener" Ujar Rifqo menyindir Angga yang duduk di sebelah kanannya karena saat itu posisi Rifqo ada di tengah tengah antara Risa dan Angga.

"Aaaaw" Ringis Rifqo setengah berteriak saat Angga dengan sengaja memukul pelan lengan Rifqo yang masih dalam pemulihan karena patah akibat bencana tsunami itu .

"Sakit atuh a , kalau aja nih kaki gak sakit terus nih tangan gak di ais-ais ( ais = di gendong pakai kain ) udah habis kamu a " Maki Rifqo pada Angga sambil mengelus tanganya sedangkan Angga hanya menatapnya dengan tatapan datar.

"Mau di apain qo " Tanya Risa dengan tertawa.

"Di alungkeun (lempar) ke tengah laut" Jawab Rifqo dengan nada keasalnya .

Risa hanya mampu tertawa melihat tingkah dua adik kakak itu. Angga dan Rifqo memang satu ayah dan ibu tapi keduanya memiliki sikap yang jauh berbeda. Jika Angga selalu bersikap dingin , bersikap seakan acuh ,tak perduli ,padahal di balik itu semua dia memiliki kasih sayang yang begitu besar terhadap orang orang yang dicintainya , memiliki sikap yang lembut terhadap ayah ibunya dan perduli terhadap orang orang yang memang membutuhkan pertolongannya.

Sedangkan Rifqo dia selalu terlihat ceria seakan akan tak ada beban di dalam hidupnya , dan lebih sering bicara terbuka dan apa adanya dan juga selalu menunjukan kasih sayang secara terang terangan.

"Teh nanti kalau tangan sama kaki Rifqo udah sembuh kita muncak ke gunung itu yu" Ajak Rifqo sambil menunjuk gunung yang terlihat di sebelah kanan pantai dengan tangan sebelahnya yang baik baik saja.

"Gunung Galunggung qo" Tanya Risa memastikan .Rifqo memgangguk semangat.

"Gunung galalunggung mah cetek ,, kalau mau mendaki gunung yang tinggi dikit Rinjani ke " Ujar Angga mulai bersuara kembali dengan tatapannya yang masih lurus tanpa menoleh ke arah Risa ataupun Rifqo .

"Nanti kita mendakinya berdua aja ka orang yang di sebelah kita gak usah ajak oke " Ujar Rifqo sambil mendelik ke arah Angga.

" Pergi aja sana sendiri gak usah ajak orang lain "Ujar Angga dengan suara dinginnya.

" Aa kenapa , cemburu ,iya aa cemburu ayo ngaku aja " Goda Rifqo sambil menatap Angga

"Ngapain cemburu sama bocah ingusan kaya kamu , toh masih gantengan aa dari pada kamu " Ujar Angga dengan penuh percaya diri.

"Enak aja Rifqo tuh udah gede , sekarang udah tinggi ,, liat aja suatu saat teh Risa cintanya bukan sama aa tapi Rifqo tau rasa kamu a " Ujar Rifqo sambil menjulurkan lidah kearah Angga di ujung kalimatnya.

"Udah yu sa kita pulang" Ujar angga sambil beranjak dari duduknya. Sesaat Risa menoleh ke arah Angga kemudian ke arah Rifqo.

"A " Ujar Rifqo sambil mengangkat tangannya seperti balita yang minta di gendong kepada ibunya.

"Makannya jadi ade jangan nyebelin kenapa" Ujar Angga sambil mencubit hidung Rifqo. Tapi meskipun begitu Angga tetap bersenang hati mau menggendong sang adik yang tidak membawa kursi rodanya.

"Oh iya gimana kabar Rama disana" Tanya Risa saat mereka tengah berjalan menuju perjalanan pulang.

Memang keberangtang Angga kepesantren pada saat Risa masih koma tidak sendiri dia di temani oleh Rama , berkat bujukan kedua orang tua Angga , Rama sambil tuju untuk sekolah dan pesantren bersama Angga dan Rama daftar di gelombang kedua . Namun, kali ini dia tidak bisa ikut pulang karena ada urusan di pesantren.

"Baik. Kenapa tanyain Rama kamu kangen" Ujar Angga dengan nada dinginnya. Sesaat Risa mengulas senyuman tipis ke arah Angga .

"Kok senyum " Tanya Angga. Risa hanya menggelengkan kepala. Setelah itu tak ada lagi percakapan yang terdengan antara Risa Angga ataupun Rifqo yang biasanya selalu berkicau.

Setelah beberapa menit melakikan perjalanan akhirnya tibalah mereka pada sebuah lapang besar dan disana kini terdapat beberapa tenda besar dan disana kini juga tengah banyak ramai orang . Pengungsian , ya Angga ,Risa dan Rifqo kini mereka tinggal di pengungsian. Hanya tempat itu yang menjadi tempat mereka berlindung dari panas dan hujan.

Risa , angga, dan Rifqo yang berjalan menyusuri keramaian orang hingga akhirnya berhenti di kumpulan keluarga yang telah menyambut mereka dengan ulasan senyum bahagia di tengah badai yang kini tengah menimpa.

"Nah itu mereka pulang" Ujar Ibu Risa yang sedang berkumpul bersama bapak, mamah dan nini Angga.

Angga , Rifqo dan Risa langsung menyalami dan mencium tangan mereka .

#R22R05

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang