#R40 - Melepas Rindu

217 11 2
                                    

Senyuman merekah menghiasi wajah Risa ketika retina matanya menangkap dua sosok  manusia yang sangat dia rindukan. Satu tahun yang lalu terakhir kali dia bertemu dengan mamanya,  tepatnya ketika Risa akan berangkat menuju Jerman.  Sedangkan bersama kakaknya tentu sudah lebih dari satu tahun Risa tidak bertemu,  karena pada saat Risa akan berangkat ke Jerman Paris saat itu sedang  melakukan tugas dinas. Pria dengan status kakak angkatnya itu mengatakan jika dia benar - benar tidak bisa meninggalkan pekerjaannya yang pada saat itu sedang berada diperbatasan memantau terjadinya penyelundupan senjata dari negara asing sehingga membuat Risa mau tidak mau harus mengalah karena pada saat itu Risa tidak mempunyai pilihan lain selain mengalah pada pekerjaan kakaknya. Alhasil, Risa akhirnya berangkat tanpa bertemu dengan kakaknya terlebih dahulu, dia hanya sempat berpamitan selama beberapa menit melalui sambungan telepon. Setelah sekian lama akhirnya hari ini Risa bisa kembali bertemu dengan sang kakak walaupun dia harus mengancam jika kakaknya tidak datang dihari wisuda maka dia tidak mau menyapanya lagi, padahal tanpa dimintapun Paris tentu akan mengosongkan jadwalnya dihari kemenangan adiknya. Selain itu, Paris juga yakin jika Risa tidak akan bisa konsisten dengan ancamannya. Karena yang Paris tahu Risa hanya akan mendiamkannya dalam hitungan beberapa jam setelah itu dia akan lupa dan kembali berbicang dengan Paris lagi.

Risa langsung berlari memeluk tubuh mamanya ketika perempuan paruh baya itu sudah berjalan menghampiri Risa, wanita berusia senja  itu masih tetap terlihat cantik  meskipun beberapa kerutan diwajahnya menunjukan jika dia sudah tidak muda lagi. Setelah beberapa menit memeluk erat mamanya barulah Risa melepas pelukannya. Matanya menatap wajah sang mama dengan begitu dalam seakan dari melalui tatapan matanya yang begitu dalam Risa  ingin menyampaikan sesuatu.

"Kamu kenapa, kaya sedih gitu sih?" Tanya mama Wita ketika melihat sorot mata putrinya yang tidak menunjukan binar kebahagiaan.

Risa menggelengkan kepalanya, tangannya menggenggam tangan mama Wita yang pada saat itu sedang menangkup sebelah pipi Risa. Sesaat Risa memejamkan matanya, meresapi setiap sentuhan kelembutan tangan mama Wita yang berada dipipinya, hanya satu harapan Risa, Risa berharap pelukan dan belaian kasih sayang sang mama bisa mampu mengobati lukanya. Luka tidak kasat mata yang menganga begitu besar yang tidak pernah Risa bagi pada siapapun.

"Ada apa? Bilang sama kakak Risa jika kamu mempunyai masalah" Ujar Paris sambil membelai kepala Risa yang sejak tadi hanya diam memperhatikan tingkah laku adiknya.

Perlahan dalam diam Risa membuka matanya kemudian berusaha menunjukan senyum terbaiknya. Namun, baik Paris ataupun mama Wita tahu bahwa senyuman itu palsu, Risa memang tersenyum tapi senyuman manis yang terukir diwajah Risa tidak sampai ke matanya. Senyuman itu seakan menjadi sebuah tipuan yang Risa ciptakan untuk menenangkan hati Paris dan mama Wita.

"Ayo kita pulang, Apartement sudah rindu kepada kakak dan mama" Ujar Risa sambil tersenyum dan mendapatkan anggukan dari dua orang dihadapannya.

Ketiganya mekangkahkan kakinya menuju keluar area bandara. Tangan Risa mengapit lengan mamanya dan menyenderkan kepalanya pada pundak mamanya, terlihat dengan jelas jika gadis itu memang begitu merindukan sosok mama yang selama ini selalu tinggal berjauhan dengannya.

Paris tersenyum melihat tingkah adiknya. Paris tahu dari sorot mata adiknya Paris dapat melihat bahwa Risa tengah mengalami pemanyakit galau, apakah mungkin Risa galau karena mengetahui Angga sudah menikah? Batin Paris bersuara. Paris tertawa dalam hati ketika membayangkan apa yang dipikikannya, Paris tidak dapat membayangkan ekspresi seperti apa nanti akan ditunjukan Risa jika gadis itu sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Ketiganya masuk kedalam taxi yang sudah dipesan Risa sebelumnya. Mereka akan melakukan perjalanan menuju ke apartement Risa.

®®®

Waktu Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang