Prologue

18.6K 375 7
                                    


"Gue tantang elo kenalan sama cowok yang pake kacamata itu. Terus nyanyiin lagu yang bikin baper. Berani gak? Siapa tahu elo berjodoh sama doi."

Mataku memicing melihat cowok yang ditunjuk Pandu -sahabatku- yang sedang asik dengan ponselnya. Aku menilai dari atas hingga bawah. Kalau ku nilai, cowok berkacamata itu cukup menggoda dari lengannya yang berotot. Apalagi ditambah dengan mukanya yang kelihatan kalem-kalem gimana gitu. Cukup hawt juga tuh cowok.

Jadi ceritanya kami sedang main ala truth or dare gitu di area kampus. Aku yang memilih dare harus menyanggupi tantangannya. Ku dekati cowok itu, lalu sedikit membungkukan badan berusaha menunjukkan diri didepannya. "Hallo. Gue Renata. Boleh kenalan enggak?" Cowok itupun sedikit terkejut, terlihat dari kepalanya yang sedikit tersentak kebelakang. Iyalah, orang dari tadi dia main ponsel terus, gimana engga terkejut kalo tiba-tiba ada bidadari secantik aku datang dan ngajak kenalan. Iyakan?

Tanganku yang terulur didepannya, ku goyang-goyangkan agar dia bisa menangkap maksudku. Huh, lumayan pegal juga ini badan. Masih harus bungkuk karena tuh cowok malah bengong. 'gue terlalu cantik ya sampe gak kedip' batinku kepedean. "Helloooowww quelqu'un. Peux-tu me voir?" Kan bahkan aku sampai mengeluarkan kosa kata yang bisa digunakan dikelas. Kepalaku juga bergerak ke kanan dan ke kiri, masih berusaha membuatnya sadar.

"Astaghfirulloh!" Pekiknya setelah kesadaran menghampiri jiwanya.

Aku tersenyum senang, ku ulangi perkenalan tak terduga ini. Siapa tahu dia tadi kesambet jadi gak denger. "Gue Renata. Boleh kenalan?" Bahkan aku sampai senyum-senyum najis dan berkedip-kedip. Muka cowok berkacamata ini membuatku gemas gak ketulungan, dia berkedip berkali-kali dan melotot ke arah ku. Tapi, eh, kok arahnya agak ke bawah ya bukan ke wajahku?

Sekali lagi dia melotot, lalu menatapku tepat di manik mata. Ya ampun, iris matanya coklat. "Hai. Gue Abiel." Ucapnya setelah benar-benar sadar, tangan kanannya terangkat ke atas dengan kaku, membuatku meraihnya kemudian menepukkan sebelah tanganku kesana. High five. Aku menegakkan badan setelah cukup lama membungkuk, bergerak ke tempat duduk disamping Abiel.

"Gue mau nyanyi buat elo. Tolong dengerin ya, Bi." Aku tersenyum ke arahnya, membuat alis Abiel terangkat.

Betapa bahagianya hatiku saat ku duduk berdua denganmu

Berjalan bersamamu menarilah denganku

Aku meraih tangan Abiel dan mengajaknya berdiri, lalu melanjutkan nyanyian saat kami sudah sama-sama berdiri.

Namun bila hari ini adalah yang terakhir

Namun ku tetap bahagia selalu ku syukuri

Begitulah adanya

Mataku mengerling kearahnya, membuat Abiel tertawa dan menggaruk tengkuknya. Salah tingkah.

Namun bila kau ingin sendiri cepat-cepatlah sampaikan kepadaku

Agar ku tak berharap membuat kau bersedih

Lalu ku beranikan diri, meraih kedua tangannya dan mengajaknya bergerak kekanan dan kiri. Tubuh kaku Abiel mengikutiku hingga dia tertawa kemudian bernyanyi bersamaku. Kok so sweet ya?

Bila nanti saatnya tlah tiba ku ingin kau menjadi milikku

Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan

Berlarian kesana kemari dan tertawa

Namun bila saat berpisah tlah tiba izinkanku menjaga dirimu

Berdua menikmati pelukan diujung waktu

Sudilah kau temani diriku

Setelah menyudahi konser dadakan, kami tertawa bersama-sama. Netraku melihat Pandu tercengang dengan aksiku. Hah, jangan panggil Renata kalau aku tak berani segila ini. "Merci beaucoup, makasih banyak, Abi. Gue suka gaya lo." Aku mengedipkan sebelah mata lalu berjalan meninggalkannya. Dan pergelangan tanganku dicekal saat baru beberapa langkah berbalik, Abiel menghimpitkan badannya padaku. Duh, aku ser-ser-an.

"Setelah bikin gue mupeng dengan nyodorin dada, ngajak nyanyi bareng dan bikin gue terpesona. Dengan gampangnya elo ninggalin gue gitu aja?" Dia tadi bilang aku nyodorin dada, kok aku enggak ngerasa ya? Mak, kaki aku gemetar nih, Abiel ngomongnya tajam banget setajam silet. Matanya menyorot tegas dengan suara yang laki banget. Mana jarak muka kami cuma lima senti. Fix butuh nafas buatan!

Sedangkan aku tergagap menjawabnya, "maksudnya?" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulutku. Padahal otakku berpikir keras agar bisa menangkap maksud 'nyodorin dada'. Yang dibilang Abiel. Tangan kiri Abiel meraih pinggangku hingga tubuh kami saling berhimpitan. Waduh! Ini di kampus lho! " Malahan Abiel membuat dadaku dan dadanya tabrakan dengan meraih kedua pinganggku. Lalu kedua tangannya beralih kearah dadaku, setelah sedikit membuat jarak. OH MY GOD!

*"Helloooowww quelqu'un. Peux-tu me voir?" = hellow seseorang. Bisakah kamu melihatku?
*merci beaucoup = makasih banyak

---vote dan komen ditunggu nggih :) kritik dan saran sangat diapresiasi
Merci à tous ;)

AKU TAKUT JATUH (CINTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang