BAB 5 Komitmen memang sulit

4.1K 204 0
                                    

*coba sentuh bintang dipojok kiri bawah, siapa tahu nemu jodoh ;)
---

Aku, Lian dan Maya lagi nongkrong di plaza dekat kampus. Nongki-nongki cantik ala jomblo yang lagi tebar jala. Kami bertiga itu satu jurusan, satu angkatan dan satu kelas. Bisa dibilang kami ini konco kenthel banget. Saat-saat seperti ini menjadi moment kami untuk menghabiskan waktu di sela-sela jam kuliah dengan nyinyirin orang lain. Maklum namanya juga mahasiswa gabut bin nyinyir.

Maya mengaduk-aduk jus melonnya dan memakan cilok yang baru diantar, "gue lihat kemaren Kezi ribut sama Pandu." Ia membuka sesi nyinyir kami.

"Masa sih? Pasangan tercucok bisa berantem juga. Elo enggak tahu, Ren?" Mereka berdua menatapku kompak, aku hanya mengangkat bahu. Mana tahu aku, hubungan kami semua masih renggang tak sehangat dulu sejak kejadian di tempat Ame.

"Ayam kampus dan playboy cap tokek kalo putus bisa jadi berita bagus nih. Ya kan, May?"

"Gue bakal jadi ecrivain dari berita tersebut." Maya menepuk dadanya seakan bangga. Heran aku, sahabatku memang enggak ada yang benar. "Dan gue yang jadi tukang kompornya biar gosipnya meledak." Lalu mereka bertos ria. Kampret!

"Mereka sohib gue lho, tapi lemes banget ya mulut kalian nyinyirin mereka didepan gue."

Lian mencomot kentang goreng dari piringku, "kita mah nyinyirin siapa aja tanpa mikir itu temen siapa, Renata. Btw, kalo gue perhatiin sekarang kok elo jadi rada murung gitu sih? Cerita lah sama kita-kita kalo ada masalah."

"Gue enggak tahu sama hidup gue akhir-akhir ini. Kaya ada yang salah dan hilang gitu.

Aku mengaduk jus alpukat yang tinggal setengah, menyeruput perlahan dan merasakan nyeri dihati. Akhir-akhir ini aku merasa uring-uringan. Merasakan ada sesuatu hilang didiriku, tapi aku tak bisa merabanya.

"Uluh-uluh... sini mami peluk."

Lian memelukku, Maya juga merangsak ke arah kami. "Kalian tuh ya bikin gue baper aja." Aku terkekeh dan melepaskan pelukan mereka. Risih.

"Daripada melow ria, mending gue curhat aja deh. Kurang baik apa gue, nyinyirin diri sendiri." Maya menoyor kepala Lian, membuat Lian mencebikkan bibir. "Kenapa lagi sama mas mu itu? Kurang puas di ranjang terus nyari ranjang lain?"

"Sialan! Mas Sujat enggak setega itu ya, gue mah selalu memuaskan." Bahkan Lian mengibaskan rambut ala iklan shampoo. "Doi enggak mau naena lagi kalo gak pake pengaman, katanya takut gue bobol. Kan kampret banget. Yang suka ngebobol juga dia, tapi dalihnya pinter banget. Kalian tahu dia bilang apa?"

Aku dan Maya serempak menggeleng. "Sayang, kita jangan 'ituan' dulu ya. Aku belum siap lahir batin jadi Ayah. Masih mau disayang kamu, gak mau di monopoli kalo anak kita lahir."

"See? Laki gue emang nyebelin banget. Ngapain doi ngawinin gue kalo gak mau punya anak. Rasanya pengen gue seret ke mertua deh tuh orang. Gemesssss. Bilangnya gak mau dimonopoli anak? Hellow, padahal gue tahu kalo doi maunya naena tiap hari. Meskipun gue masih kuliah tapi gue ikhlas lahir batin kalo gue hamil sekarang. Secara mertua gue ngebet banget nimang cucu. Eh malah doi kaya taik."

Aku ngakak mendengar cuitan dari Lian. Yah, dia memang sudah menikah. Suaminya bernama Sujatmiko Hardiningrat. Kami biasa memanggilnya Mas Sujat. Dia asli dari tanah Jawa, tapi lahir dan besar di Jakarta. Namanya emang Jawa banget, tapi kelakuan minus banget. Umurnya setahuku sih sekitar 28 tahun, berbeda jauh dengan Lian yang sekarang 21 tahun.

Kisah mereka unik dan menggemaskan. Mas Sujat dan Lian itu tetanggaan dari kecil. Lian yang memiliki jiwa nggateli seringkali merayu Mas Sujat saat bertamu dirumahnya. Awalnya sih, dikacangin dan gak digubris. Tapi Lian lama-lama lebih nekat sedangkan Mas Sujat yang memiliki hormon tinggi, langsung main terkam saat mereka bertemu dikamar. Dan pas mereka mau naena, orang tua Lian memergokinya. Alhasil, mereka langsung dinikahkan dihari berikutnya. Kami yang datang ke pernikahan dadakan mereka, ngakak kocak saat mendengar pernyataan dari Lian. "Gue iseng doang pengen di perawani, eh belum juga jebol malah ketahuan."

AKU TAKUT JATUH (CINTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang