Epilogue

3.5K 81 11
                                    

Hay.. long time no see ya? 😥
Selamat menikmati ajalah, maaf karna aku menggantung mereka telalu lama~

---
Braakkkk!

Buku-buku yang aku bawa dari kantor atas berceceran di lantai lobby. Seseorang dengan sepatu hitam kinclong berdiri seperti tak ada rasa bersalah. Dengan kasar, tanganku memungut satu persatu buku-buku itu, mendengus keras agar seseorang itu merasa bersalah. Seenggaknya minta maaf, nggak usah membantu.

"Dasar orang nggak berperikemanusiaan!" gumamku keras-keras. Tidak sudi melihat orang itu, aku langsung bergegas putar badan. Membawa sepuluh buku sambil misuh-misuh. Keluar gedung menuju mobil Pak Keno. Melihat aku kerepotan, sikap lelakinya muncul. Membukakan pintu, memindahkan bawaanku ke keranjang di jok mobil.

"Makasih ya, saya pergi dulu," senyumku tersungging. Mengancungkan jempol sambil balik ke dalam gedung.

Di sekitar kubikelku, Tival berhadapan dengan seseorang. Lelaki dengan kemeja biru muda, celana bahan berwarna hitam, dan sepatu... kok kaya kenal ya? Itu lelaki yang tadi! Yang nabrak aku. Inget banget aku sama sepatunya. Model pantofel yang kinclong banget. Ngapain itu orang di sini?! Bikin mood anjlok aja, sih!

Aku berbelok ke kubikel Sean, dia lagi sibuk ngetik di komputer. Aku menyenggol kursinya hingga dia mendongak, "Apaan deh?" sungutnya kesal. Aku menggerakan dagu ke arah Tival, Sean langsung tanggap. "Oh itu mah anak baru. Pindahan dari Jakarta katanya, krucil-krucilnya Pak Keno." Bisik Sean. Aku tersenyum sinis, klan keluarga Gandhi emang nggak ada yang bener. Kalau nggak bego ya jahat.

Karena masih ada dendam yang menyulut, aku dengan tegas menghampiri mereka. Tival yang melihatku mendekat, mengangkat alisnya tinggi. "Heh anak baru!" seruanku membuat lelaki yang katanya anak baru itu berbalik.

JANCUK!

Tatapan kami bertemu selama lima detik, lalu aku cuma bisa menganga. Nyaliku langsung menciut seketika. Jantungku bertalu-talu, perutku seketika mules-mules nggak karuan, dan napasku seperti berhenti. Anak baru itu tersenyum lebar. Dia mendekatiku, tapi aku malah mati kutu. Setelah lima tahun dia masih sama. Bertubuh tegap, rambut cepak, senyum manis dengan kacamata kotak yang bertengger di hidung mancungnya.

Aku tergagap saat dia berdiri persis di hadapanku, mengulurkan tangannya yang aku sambut dengan gemetar. Hangat, itu yang saat ini aku rasakan.

"Akhirnya ya, Nat. Tulang rusuk yang aku cari-cari selama ini ketemu juga." Bisiknya lirih. 

"Abiel..."

"Kita mulai lagi dari awal ya, namaku Abiel. Seseorang yang pernah ada di masa lalu kamu dan akan selalu ada di masa depan kamu."

Aku diam, melihat ke arah tangan kami. Lalu berpaling ke matanya, kemudian melihat Tival yang mengangguk dan Sean yang kebingungan. Ini aneh, tapi aku pun ingin bahagia. Memantapkan diri, aku mendongak. Berusaha tersenyum dan dengan menahan tangis, aku mengeratkan jabatan kami.

"Ya... kita mulai lagi dari awal ya, namaku Renata. Seseorang yang pernah menyakitimu dan seseorang yang akan selalu membahagiakanmu."   

----
Selesai seselesai-selesainya...
Maaf jika ini nggak sesuai ekspektasi kalian. Maaf juga kalau selama ini... Pokoke maaf yaa🙏🙏

Btw aku infoin aja, kalau ini nggak ada ekstra part ya. 😊

Why? Because karena ya biarlah mereka menyambung hidup sesuai imajinasi kalian. Karena mereka bertemu lagi dan memutuskan untuk memulai dari awal, bisa jadi mereka PDKT dan ...
😂😂😂😂

Terimakasih ❤️ dan selamat tinggal.
.
.
.
.
.
.
Salam dari seseorang yang sedang bingung dengan lapak sebelah 👁️

AKU TAKUT JATUH (CINTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang