No Pict Hoax!
***
"Eh. Tokoh utamanya udah dateng, ya?"
Nania memutar tubuhnya melihat siapa yang berbicara. Ia menautkan alisnya ketika meliahat Rissa yang berdiri di hadapannya melipat tangan di depan dada dengan senyum meremehkan. Nania melengos tanpa menanggapi Rissa. Ia sudah malas berurusan dengan gadis yang lebih tinggi sepuluh senti darinya itu. Baru saja melangkah, Nania berhenti dan membalikkan tubuhnya mendengar suara Rissa lagi.
"Dibayar berapa lo sama om-om itu?" Nania sudah menatap tajam ke arah Rissa yang kini terlihat senang, namun ia tak menjawab apapun hingga Rissa kembali bersuara.
"Dibayar berapa lo sama om-om itu tiap malem? Jadi cewek kok murahan banget! Pake acara dijemput lagi disekolah."
Nania merasakan telinganya memanas. Sungguh ia tidak mau membuat masalah lagi. Bahkan masalah kemarin baru selesai. Ia menarik napas dalam kemudian menghembuskannya pelan. Moodnya sedang bagus pagi ini, dan ia tidak mau mengawali hari dengan emosi negatif. Ia kemudian menjawab dengan kalem.
"Ngomong apaan sih lo?"
"Ngga usah sok polos deh lo. Gue tau lo itu jadi cewek bayaran!" Nania menatap telunjuk Rissa yang mengacung ke wajahnya.
Nania menurunkan tangan Rissa, "Kalo ngomong dipikir dulu, atuh... Ngga tau apa-apa mah jangan asal ngomong. No pict hoax!"
Rissa terkekeh kemudian mengambil ponselnya. "Lo mau bukti? Nih liat!" Nania menatap layar ponsel yang ada dihadapannya, menampilkan fotonya saat di mall bersama....
Mas Fathan.
Nania mengerjap kaget, namun sejurus kemudian ia tersenyum.
"Widih! Ngga nyangka sekarang gue punya fans. Pake acara motret gue lagi." Seru Nania, membuat teman sekelasnya menutup mulut menahan tawa. "Kurang nih... Lo ngga sekalian minta tanda tangan gue, Ris? Mumpung gue ada di depan lo nih." Pecah sudah tawa penonton melihat wajah Rissa yang memerah.
"Heh! Lo itu harusnya malu, Udah jadi cewek bayaran om-om!" Bentak Rissa membuat tawa dikelas itu berhenti seketika.
"Gini deh, gue kasih tau nih ya. For your information, gue ngga perlu malu, orang itu beneran gue sama pacar gue. Dan lagi, dia itu belum om-om. Masih muda! Kerjaannya mapan! Lo Pengen kenalan?" Nania memberi jeda sebentar kemudian melanjutkannya, "Noh! Dia lagi bikin gedung kantor bokap lo!" Bohong banget gue.
Kesabaran Nania mulai terkikis, namun ia tetap dapat mengendalikan dirinya. Tak apalah sedikit membual tentang suaminya itu, padahalkan ia tidak tau pekerjaan Fathan apa. Yang ia tahu hanya pekerjaan Fathan di bidang konstruksi dan gajinya banyak.
Ia menunggu Rissa kembali berbicara. Namun gadis itu diam saja, hanya menatap tajam ke arahnya.
"Udah belum? Gue mau duduk. Pegel." Nania berbalik, melambaikan tangan seray.berkata, "bye fans,"
Gina terkikik menatap Nania. Sahabatnya itu memang patut diacungi jempol. Bahkan ia berani membentak Rissa yang notabene anak salah satu anggota DPRD yang cukup terkenal.
***
"Beneran deh, Nan. Mukanya dia itu lucu baget tau ngga sih?" Gina masih saja asik membicarakan Rissa. Padahal sudah 3 jam berlalu, bahkan mereka sekarang sedang menikmati makanan di kantin. "Gue sampe berulangkali ngeliat videonya!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
2U (To YOU) (ON HOLD)
Storie d'amoreAnak terakhir itu tidak selalu dimanja seperti dalam cerita. Anak terakhir itu juga harus bisa mandiri dan bisa mengalah. Seperti Nania. Dia adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, dimana kedua kakaknya sangat disayangi oleh kedua orangtuanya, ti...