Little Pieces (2)
***
Nania, 3 SMP
"Mas Bayu ngapain disini?" Tanya Nania bingung. Dia baru pulang sekolah dan cukup kaget saat mendapati Abimayu, alias Bayu yang masih dengan memakai seragam pilot lengkap menjemputnya di depan sekolah. Hal itu membuat teman-temannya memekik kaget dan terpana karena tubuh atletis dan wajah tampan Abimayu.
Pria itu tersenyum lalu melangkah ke gadisnya. Dia memang baru saja medarat di Solo dan mendapat libur selama dua hari. Dia pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu gadisnya.
Katakanlah dia itu pria yang cukup nekat karena berani memacari gadis SMP. Tapi, cinta tidak mengenal usia, kan?
"Ikut mas, yuk." Ajak Bayu yang diiyakan oleh Nania. Mereka pun pergi setelah Nania berpamitan dengan Gina yang juga akan di jemput ibunya.
"Mau kemana?" Tanya gadis yang berada di usia akhir 15 tahun itu. Sedangkan si pria hanya tersenyum simpul membuat gadis itu mendengus.
"Katanya nggak ada waktu, tapi pulang juga." Sindir Nania.
"Kejutan dong. Biar kamu kaget." Jawab Abimayu.
"Heleh. Jangan sok romantis, mas. Jatuhnya malah aneh di kamu." Bayu terkekeh mendengar cibiran Nania. Ini salah satu alasan mengapa Bayu menyukai Nania. Gadis ini tidak manja dan tidak mengharapkan banyak perhatian. Dia selalu menjadi diri sendiri.
"Yuk, turun!" Ajak Bayu begitu ia selesai memarkirkan mobilnya di parkiran salah satu rumah makan, membuat Nania cemberut.
"Jangan pake baju itu! Aku nggak suka!" Abimayu mengangkat sebelah alisnya.
"Ih, nanti banyak yang liatin mas Bayu. Terus mereka berisik." Naniakeluar dari mobil sedangkan Bayu melepas atasannya menyisakan kaos puti yang melekat di tubuh lalu mengambil jaket kulit warna hitam yang selalu ia taruh di mobil. Setelah selesai mereka pun memasuki rumah makan yang cukup terkenal di kalangan anak muda tersebut.
Setelah mendapat tempat di dekat jendela akhirnya mereka duduk menungu pesanan. Mereka duduk di meja yang berada di dekat jendela agak belakang.
"Tadi udah pulang ke rumah?" Tanya Nania setelah ia mengedarkan pandangannya.
"Udah. Terus langsung jemput kamu."
"Kamu baru landing?"
"Iya, sekitar sejam lalu."
Nania membeliak. Seorang Abimayu memang ngeyel. Dia selalu bilang kalau setelah landing harus istirahat, tapi malah cowok yang lebih tua empat tahun darinya itu sudah berada di depan sekolahnya setelah landing.
"Kamu itu-"
"Harus istirahat setelah landing, biar stamina balik lagi." Potong Abimayu, membuat Nania mendelik ke arahnya. "Jangan terlalu over deh."
"Di kasih tau kok ngeyel sih, mas. Lagian aku itu nggak masalah kalo emang mas Bayu nggak bisa datang." Omel Nania
"That's my girl," kata Abimayu terkekeh.
Merekapun melanjutkan makan siang setelah itu Abimayu melajukan mobilnya lagi ke suatu tempat. Ia benar-benar ingin menghabiskan waktunya dengan sang kekasih. Nania memutar pandangannya ke sekitar setelah Abimayu berhenti. Ternyata Abimayu mengajaknya ke pantai di daerah Yogyakarta.
Pantai ini adalah pantai kesukaan Abimayu karena suasananya masih sepi, belum terjamah wisatawan. Sebenarnya Nania bingung, untuk apa Abimayu mengajaknya ke sini.
"Yakin pantai? Aku masih pake seragam lho, mas. Saltum banget."
"Nggak pake baju aja kalo gitu."
Nania mencebik, lalu ia melepas sepatunya mengikuti Abimayu yang sudah keluar mobil lebih dahulu. Mereka hanya duduk bersisihan menikmati angin yang berhembus selama beberapa saat. Membiarkan suara ombak yang menyelimuti diam mereka. Sampai akhirnya Abimayu memecah keheninga itu lebih dulu.
"Na..." Nania menengok, memusatkan perhatiannya pada Abimayu. "Mas pikir, kita udah lama banget ya." Nania mengernyit mendengar ucapan Abimayu. Kemudian pria itu berpindah, duduk berlutut dihadapan Nania. Sedangkan Nania masih diam.
"Mas, nggak mau menyia-nyiakan waktu. Tapi mas juga mau kamu sekolah yang tinggi." Abimayu meraup tangan kecil Nania kedalam genggamannya. Rasanya begitu pas disaat tangan besarnya menggenggam tangan kecil itu. Seolah mereka benar benar diciptakan untuk satu sama lain.
"Mas mau hubungan kita lebih serius"Abimayu merogoh saku jajetnya dengan tangan kiri. Mengeluarkan kotak kayu kecil yang sederhana, kemudian membukanya dihadapan Nania.
"Marry Me!"
"Mas, ini terlalu cepat. Aku- aku nggak siap." Jawab Nania dengan gusar.
"Asalkan kamu bersedian, mas akan nunggu kamu." Nania memandang Abimayu dan cincin cantik itu bergantian. Ia ragu. Ia masih terlalu kecil untuk berhubungn dengan serius. Tapi ia juga mencintai kekasihnya yang terpaut empat tahun lebih tua darinya itu.
"Gimana kalau aku nanti suka sama orang lain?" Cicit Nania pelan, membuat Abimayu mengeluskan ibu jarinya pada tangan Nania yang ia genggam. Ia menghela napas pelan.
"Kalau kamu memang berniat berkomitmen. Sejauh apapun kamu suka sama orang lain, kamu akan kembali sama aku. Aku tau aku nggak bisa selalu ada disampingmu setiap saat dan kamu bisa saja berpaling saat aku nggak ada. Tapi kamu harus sealu ingat kalau aku nggak pernah sekalipun berpikiran untuk pergi dari hatimu. Dan begitu juga kamu yang selalu aku ingat saat aku terbang." Perasaan Nania menghangat mendengar peenuturan Abimayu. "Mau nikah sama aku?" Nania mengangguk menerima lamaran Abimayu.
Bagi Abimayu dan Nania, ini adalah keputusan besar. Abimayu harus bisa menunggu Nania menyelesaikan pendidikannya lebih dulu. Gadis itu juga harus mencapai cita-citanya. Ia harus bisa mendukung dan tidak boleh mengeluh. Sedangkan Nania harus bisa menjaga hatinya. Ia tidak mau mengkhianati Abimayu setelah ia bertemu dengan orang-orang baru.
Abimayu memakaikan cincin itu di jari manis tangan kiri Nania. Kini Nania adalah tunangannya, kenyataan itu membuat hatinya menghangat. Dia lalu memeluk Nania dengan erat sembari mengucapkan terimakasih berulang ulang.
"Kita jalani bersama-sama, Na." Gadis itu mengangguk dalam pelukan Abimayu.
Tanpa mereka berdua sadari, badai yang begitu besar menunggu untuk memporak-porandakan hubungan mereka.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
2U (To YOU) (ON HOLD)
RomanceAnak terakhir itu tidak selalu dimanja seperti dalam cerita. Anak terakhir itu juga harus bisa mandiri dan bisa mengalah. Seperti Nania. Dia adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, dimana kedua kakaknya sangat disayangi oleh kedua orangtuanya, ti...