Hai readers lama tak bertemu...
Ada yang menunggu kah?Sebagai permintaan maaf karena ngaret banget update nya, Part ini dibuat lebih panjang dari biasanya.
Selamat membaca...
***
Badai itu Datang
***
Nania menikmati masa awal kuliahnya. Dia bisa bertemu dengan orang-orang baru yang berasal dari berbagai daerah dan memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun dia masih harus merasakan sekolah pagi karena jadwalnya yang kebanyakan ada di jam pagi. Maklum, biasanya mahasiswa semester awal selalu mendapatkan jadwal pagi.
Tiap dia berangkat pagi, ia selalu diantar oleh Fathan. Mengetahui instrinya yang akan bertemu lebih banyak orang dan tentunya lebih banyak laki-laki, Fathan makin gusar. Ia takut istrinya akan menyukai lelaki lain. Ia cukup tau mengenai hasrat remaja yang akan mudah penasaran dan akan mudah coba-coba, karena itu ia takut istrinya akan mendapat teman yang salah mengingat Nania merupakan pendatang baru.
"Nanti kalo pulang telepon Pak Parto, ya." Nania mengangguk lalu mengambil tangan kanan Fathan lalu mengecupnya yang langsung dibalas Fathan dengan mencium pelipis istrinya. Sejak awal pernikahan mereka Fathan memang membiasakan Nania untuk hidup seperti keluarga pada umumnya.
"Nanti aku bawain makan siang ke kantor, soalnya aku ada makul jam dua, sekalian berangkat."
"Kamu nggak buru-buru?"
"Enggaklah. Yaudah, Assalamualaikum."
Fathan pergi setelah menjawab salam, sedangkan Nania memasuki fakultasnya. Jarak dari gerbang ke gedung fakultasnya tak terlalu jauh jadi dia tidak memerlukan waktu lama untuk sampai ke kelas. Kelasnya hari ini ada di lantai tiga.
Braak!!
Nania membalikan badannya saat mendengar suara barang terjatuh. Ia segera menghampiri dan menolong lelaki yang jatuh tersungkur dengan buku-buku tebal yang dibawanya. Lelaki itu tampak kesal.
"Nggak apa-apa?" Tanya Nania.
"Fine. Thanks." Lelaki itu mengambil bukunya yang sudah dibereskan Nania.
"Lain kali bawanya sedikit-sedikit aja, mas. Saya permisi." Kemudian Nania segera berbalik. Dia belum tau letak pasti kelasnya, jadi dia sedikit bergegas.
Akhirnya setelah berputar-putar sebentar dia menemukan kelasnya. Saat dia masuk, kelasnya sudah berisi beberapa mahasiswa yang bergerombol di beberapa bagian . Ia memilih tempat di barisan nomor dua, cukup strategis.
"Morning class!"
Nania yang sedari tadi mendunduk sibuk dengan buku catatan dan penanya mendongak mendapati seorang pria muda yang memakai kemeja berwarna maroon dan celana bahan hitam. Dari wajahnya Nania menebak usia pria itu sekitar awal tiga puluhan. Pria itu terlihat ramah.
"Morning, sir." Jawab semua mahasiswa dalam ruangan.
"Perkenalkan, saya Langit, dosen mata kuliah akuntansi dasar kalian. Senang bertemu dengan wajah-wajah baru di kelas saya, meskipun masih ada wajah yang familiar disini." Ada beberapa murid yang tertawa kecil melihat ekspresi Langit saat pria itu menelengkan kepalanya. "Okay. Untuk satu jam pertama ini saya ingin mengenalkan sistem mengajar saya lebih dulu. Ada beberapa peraturan yang harus ditaati juga mengenai absensi." Langut berjalan maju mendekati meja para mahasiswa.
"Pertama, saya paling tidak bisa mentolerir keterlambatan, jadi diusahakan kalian jangan sampai terlambat maksimal limabelas menit setelah saya masuk kelas.
Kedua, saya tidak mentolerir anak yang telat mengumpulkan tugas, karena tugas itu akan memudahkan kalian dalam ujian mata kuliah saya jadi kalian harus mengumpulkan tepat waktu dengan syarat harus kerja kalian sendiri, tanpa mencontek, menyalin ataupun menyadur tugas teman kalian.
Ketiga,-"
KAMU SEDANG MEMBACA
2U (To YOU) (ON HOLD)
RomanceAnak terakhir itu tidak selalu dimanja seperti dalam cerita. Anak terakhir itu juga harus bisa mandiri dan bisa mengalah. Seperti Nania. Dia adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, dimana kedua kakaknya sangat disayangi oleh kedua orangtuanya, ti...