TIGA PULUH LIMA

11.8K 643 28
                                    

Hai, hai.. meet me again...
Ih gak nyangka lho aku kalau hari ini bakal liat vote yang udah mencapai 6k, padahal nulis cerita ini cuma iseng. Makasih ya bagi readers yang udah mau baca,dan juga yang udah ngasih vote, bagi yang belum ayo dong kasih vote nya..
Cuit cuitnya itu dulu aja, and happy reading!

Ps: ada multimedia dibawah.


***

You and Me

***


"Aku kebebelet pipis." Nania bergerak gelisah di kursi penumpang. Mereka sudah sampai di puri dimana pesta diselenggarakan. Dan tepat ketika mobil mendapatkan parkir Nania langsung bergerak keluar.

"Mas, toiletnya dimana, ya?" Wanita itu memanjangkan leher, mencoba mencari dimana letak toilet luar gedung.

"Didalam. Masuk dulu, yuk!" Fathan menggenggam tangan Nania, menuntunnya memasuki area pernikahan.

Fathan sudah beberapa kali datang ketempat ini untuk menghadiri acara yang sama. Tempat ini sangat luas untuk ukuran puri di ibu kota yang sekarang sudah jarang keberadaannya. Mereka bisa melewati penjaga setelah dilakukan pemeriksaan. Pesta kali ini dijaga cukup ketat mengingat mempelai pria berasal dari keluarga bangsawan dari luar negeri.

"Toiletnya disana." Fathan menunjuk ke celah di dinding sebelah kanan ruangan besar itu. yang sudah diisi oleh berbagai macam orang. Bagian itu terlihat seperti celah dengan lebar sekitar satu meteran. Didalamnya terlihat dinding dengan warna yang lebih gelap.

"Biar mas antar."

"Nggak usah. Aku bisa sendiri. Mas jangan pergi jauh jauh biar aku carinya gampang. Oke." Wanita itu melesat dari sana dengan langkah cepat membuat Fathan terkekeh karenanya. Namun Kekehannya terhenti ketika menyadari tamu undangan memakai setelan dengan berbagai warna. Dia heran. Bukankah dresscode yang dipakai warna biru?

Belum sempat keheranannya berhenti bahunya ditepuk oleh seseorang.

"Pak Fathan." Seorang pria yang usianya lebih tua dari Fathan menyambutnya dengan senyum lebar. Fathan segera menyalaminya.

"Pak Sanjaya."

"Saya pikir anda tidak datang karena dari tadi saya belum ketemu anda." Pria itu menepuk nepuk ringan bahu Fathan dengan sebelah tangannya.

"Saya pasti datang, pak. Saya sudah berjanji dengan Pak William."

"Baru datang ya? Tidak dengan pasangannya?" Tanya Pak Sanjaya yang memang belum tau mengenai kabar pernikahan Fathan.

Fathan tersenyum ramah sebelum menjawab. "Dia sedang ke toilet pak."

Perbincangan mereka berlanjut ke hal hal berbau bisnis dan proyek. Sesekali candaan keluar dari bibir mereka hingga dua orang lagi menghampiri mereka.

"Pak Bram sama Pak Gunawan berdua saja. Istrinya kemana pak?" Tanya Sanjaya sembari mengangkat gelas minumannya sedikit.

"Bah... Mereka itu kalau ketemu teman arisan udah langsung ngumpul. Ngerumpi." Mereka tertawa pelan. Memang istri dari sebagian pebisnis itu lebih senang ngerumpi dengan teman arisan dari pada menemani suaminya yang mengobrol tentang bisnis karena bagi mereka bisnis itu terlalu serius.

"Pak Fathan gimana? Udah dapat yang cocok belum?"

Fathan tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Gunawan. "Alhamdulillah, sudah pak."

2U (To YOU) (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang