DUA PULUH DELAPAN

8.3K 515 14
                                    

Seharusnya ini di Updet dari lama karena udah nangkring di work sejak part sebelumnya tayang, dan nggak pernah dibuka lagi. Maaf banget baru bisa update karena kemarin mendadak ada kepentingan sampe sekarang. Juga kemarin tiba-tiba dapet wangsit untuk lanjutin lapak sebelah yang sudah sebulan terbengkalai. Sooo.....

Happy reading!!

***
A little Movement

***

"Pagi, mas." Sapa Nania dengan senyum cerahnya begitu melihat Fathan memasuki ruang makan. Semalam saat ia terbangun sekitar tengah malam, ia sudah berada di kasur padahal ia masih ingat kalau sedang menunggu Fathan di ruang tamu. Ia yakin lelaki itu yang memindahkannya. Untuk itu dia sengaja memasak seorang diri untuk sarapan suaminya.

"Pagi." Fathan menempati kursinya dan dengan sigap Nania mengambilkan nasi dan sayur di piringnya. Lelaki itu tersenyum tipis melihat Nania begitu cekatan dalam melayaninya. Senyum yang setiap hari perempuan itu sunggingkan, perhatiannya, juga manjanya. Semua terlihat nyata, tidak seperti dibuat-buat.

"Hey, kenapa bengong?" Fathan tersadar dari pikirannya saat istrinya menyentuh bahunya pelan. Ternyata dia sudah meletakan piring Fathan ditempatnya. "Makan, gih."

Mereka makan dengan tenang selama beberapa suap hingga Nania menanyakan sesuatu pada Fathan.

"Mas, hari ini sibuk nggak?"

"Hhmm... pekerjaan kemarin masih banyak yang belum selesai." Kilahnya, padahal dia hanya menyisakan tiga berkas yang belum dia buka. "Ada apa?"
"Aku mau ajak mas ke suatu tempat, tapi kalau mas nggak bisa mungkin lain kali aja." Rautnya terlihat sedih sepersekian detik namun ia segera tersenyum manis.

"Kamu bisa di antar Pak Parto kalau mau pergi." Nania mengangguk.

"Mas, besok sabtu hang out, yuk!" Ajaknya semangat.

"Sabtu besok?"

"Iya. Mas nggak lembur pas weekend, kan? Kita nge-date gitu." Perempuan itu terlihat antusias. Senyumnya lebar, nada bicaranya semangat, juga mata berbinarnya yang membuat Fathan tak pernah bisa membuatnya bersedih.

"Kenapa sabtu?"

"Hari Minggu biar dirumah aja... mau, ya?" Pintanya.

"Oke." Jawab Fathan setelah berpikir sejenak. Tidak ada salahnya juga, kan, ia santai sejenak bersama istrinya?

***

Fathan kembali ke kantornya setelah meeting dengan klien di salah satu restoran saat makan siang. Sebenarnya klien ini yang memakai jasa mereka cukup lama sehingga dia yang turun tangan untuk menemui dan mendiskusikan mengenai rancangan bangunan yang akan di buat bersama tim.

Fathan mengendarai mobil bersama dengan Frida, sementara anggota tim yang diwakili oleh tiga orang tadi mengendarai mobil kantor.

Kantor Fathan memang sengaja menyediakan kendaraan untuk fasilitas kantor. Pengadaan mobil dan motor ini sudah dimulai sejak pertama kali perusaahaan ini berdiri, sedangkan ia mengusulkan untuk menambah jumlahnya mengingat bukan hanya satu-dua tim yang harus ke lapangan atau meeting keluar.

"Than, nanti mampir dulu, yuk. Mumpung kita lagi di luar." Ucap Frida ditengah perjalaan. Fathan menengok sebentar sebelum kembali fokus pada jalan di hadapannya.

"Ini masih jam kantor, Frida. Dan saya nggak berminat mampir kemanapun."

"Come on, Fathan. Cuma sebentar, sekedar ngopi di tempat kita sering kumpul sama Rayhan dulu... Atau jangan-jangan kamu takut ketemu istrimu?" Frida berniat menggoda Fathan karena lelaki itu sedari tadi hanya menampilkan wajah serius.

2U (To YOU) (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang