LIMA: Cokelat?

2.3K 82 0
                                    

Author's Pov

Setelah hampir 15 menitan Raka dan Ashila pun sampai disekolah. Seharusnya jika jalanan yang dilewati mereka tidaklah macet, mereka akan lebih cepat sampai dibanding saat ini. 3 menit lagi bell masuk akan berbunyi, sesegera mungkin Ashila turun dari motor Raka.

"Kak cepetan nanti telat!" ujar Ashila seraya berjalan sedikit cepat di depan Raka.
Raka yang melihat tingkah Ashila pun hanya tersenyum simpul "cepat sih cepat,tapi helmnya buka dulu dong" serunya dengan suara yang sedikit naik satu oktaf.

Tersadar dengan benda yang ada di atas kepalanya,Ashila pun berbalik dan melepas helm kepunyaan Raka tersebut,ia pun mensejajarkan langkahnya dengan Raka di sampingnya.
"Nah gini kan enak hehe" ucap Raka seraya sedikit mengacak rambut Ashila gemas. Ashila yang menyadari perlakuan Raka saat ini hanya menutupi pipinya yang bersemu merah seraya menundukan kepalanya kebawah.

"Makasih ya kak" ujar Ashila seraya tersenyum memamerkan deretan gigi nya yang rapi. Raka pun hanya menanggapi itu dengan mengacungkan jempol kanan nya. Sedari tadi Ashila tampak tak sadar jika ia menjadi sorotan para siswi-siswi yang berlalu lalang di sekitarnya.
Ada banyak yang mengunjingnya dengan kata-kata pedas,atau pun melirik sinis kehadapanya.

"Eh liat si Ashila anak kelas sebelah sok cantik banget ya"

"Omegot Bebeb Raka gue diembat juga sama tu jablay"

"Idihh Raka kok mau-mau aja sih jalan berdampingan sama jailangkung"

"Ayankkk Raka kuuuu"

Begitulah kira-kira hujatan para siswi-siswi fansnya Raka.

Ashila pun sampai dikelasnya. tak lupa Ashila mengucapkan Terima Kasih untuk yang kedua kalinya kepada Raka karena sudah mengajaknya pergi bareng untuk hari ini. Raka pun melanjutkan menuju kelasnya yang berada dilantai tiga. Begitupun Ashila, ia masuk kedalam kelasnya dengan senyum yang tercetak jelas dibibir nya.

"Kenapa lu senyum-senyum sendiri? Kesambet lu?" celetuk Megan seraya melepas headsheat yang melekat ditelinganya.

"Ga panas!?" seru Acha seraya meletakan punggung tangannya ke kening Ashila.

Ashila pun mendudukan dirinya dibangku dan mulai membuka lembar demi lembar buku Fiksi yang belum sempat ia selesaikan semalam.

"Cha ni anak kek nya udah mulai rada-rada kayak lu deh" cibir Megan cengigisan. "Ehh ga salah ni? Bukannya kayak lu ya?" balas Acha tak mau kalah.

"Ck. Lu lah" decak Megan sambil menaik turunkan kedua alisnya. "Elu" seru Acha menatap sinis Megan. Megan pun tak kalah menatap sinis lawan bicaranya ini.

Merasa enggah melihat kedua temannya ini berdebat dengan masalah yang tidaklah penting, Ashila pun menutup bukunya.

"Tadi gue pergi bareng kak Raka huahahaha" seru Ashila tertawa girang. Megan, dan Acha pun membuka mulutnya tanda tak percaya dengan apa yang baru saja temannya ini katakan.
"Sumpeh ape lu Shil,bareng kak Raka?" sambar Gladys yang tiba-tiba muncul dibilik pintu.

"Iya Shil, seriusan lu?" tanya Megan penasaran. "Shil lu kok mau sih pergi bareng dia, lu liat sendirikan dia kemarin suap-suapan dikantin!?" seru Acha tak percaya.

"Suer deh tadi gue pergi bareng doi" seru Ashila seraya membentuk jari telunjuk dan jari tengahnya agar berbentuk Peach.
"Ya tapi kan,lu liat sendiri Raka kemar--" belum sempat Megan menjelaskan tiba-tiba guru mata pelajaran pertama pun datang.
Para murid pun langsung duduk di tempatnya masing-masing begitupun Ashila dan teman-temannya. "Lu ga bohongkan?" ulang Gladys disela-sela pembelajaran,Ashila pun tak menanggapinya.

Pelajaran pertama yang sedang dijalani oleh para murid kelas Ashila adalah Matematika, Ashila sangat membenci pelajaran yang satu ini. Selain ia tidak pandai menghitung-hitung ia juga sangat malas dengan guru yang mengajarnya, guru yang dimaksud Ashila ini adalah guru yang terkenal akan keKiller an nya disaat ia mengajar.

Sekitar 5 menit lagi,Bel istirahat pun akan berbunyi. Ashila membereskan buku-buku yang tergeletak diatas mejanya, ia ingin cepat-cepat menuju kekantin karena sudah sedari tadi kupu-kupu yang ada di perutnya berdemo.

Kringggggggggggggggg

Akhirnya setelah hampir 5 menitan menunggu bel pun berbunyi kesepenjuru sekolah. Para murid pun berhamburan keluar kelas,dan menuju kekantin,ada juga yang pergi ketoilet,maupun hanya duduk-duduk santai di taman.

"Shil mau makan apa,sekalian gue pesenin?" tanya Acha kepada Ashila. "Emm bakso biasa aja deh,cepet ya hehe. Udah laper beeut nih" seru Ashila seraya mengusap-usap perutnya dengan muka dimelas-melaskan.

"Eh Shil, tadi lu ngerti ga si pelajaran Buk Lol?" tanya Gladys. "Iya kek nya lu tadi sok merhatiin Buk Lol jelasin deh?!" timpal Megan mengerutkan dahinya.

Ashila pun hanya tersenyum simpul "haha,baik kan gue merhatiin Buk Lol. Kurang apa coba gue?!" serunya gemas. Buk Lol adalah sebutan untuk guru Matematika yang mengajarnya tadi, sebenarnya nama guru itu adalah Buk Lola. Tapi murid-murid pada usil jadi merubahnya menjadi Buk Lol.

Pesanan mereka pun datang dengan satu nampan di tangan Acha. "Nih bakso lu Shil" cerca Acha...

Ashila dan teman-teman nya pun memakan masing-masing pesanan mereka, seraya tertawa kecil disela-sela obrolan nya.

"Haii Shil" ujar seseorang yang sudah ada tepat didepan meja Ashila dan teman-temannya. Plukkk satu buah bakso keluar tiba-tiba dari mulut Gladys.

"Haii kak" balas Ashila seraya menutupi pipinya yang merona seketika. Gladys yang masih terbengong dengan sendirinya, begitupun dengan Megan dan juga Acha.

"Nih,buat lu" ujar Raka sembari menyodorkan satu batang Cokelat yang ia keluarkan dari saku celananya. Ashila pun tampak cengo melihat tingkah Raka yang tiba-tiba datang lalu memberinya cokelat tanpa adanya sebab dan akibat.

"Buat aku kak?" tanyanya penasaran. "Hmm" serunya bergumam.

"Ambil Shil ambil" bisik Acha tepat ditelinga Ashila.

"Iya Shil kalo lu ga mau,kita siap kok nampung hehe" cibir Megan seraya cengigisan.

"Ambil aja Shil" timpal Gladys.

Dengan ragu Ashila pun mengambil Cokelat tersebut dari tangan Raka. "Makasih ya kak" ujarnya tersenyum manis.

"Cama-cama,eh ya Bay the way... Nanti aku ada latihan futsal,jadi ga bisa anter Ashila pulang deh. Maaf banget ya ,Shil" mohon Raka kepada Ashila. Raka bilang ia akan latihan futsal sore hari ini, mau tidak mau sedih tidak sedih, Ashila tidak dapat melarang atau memaksanya untuk mengantarnya pulang kerumah. Toh lagian Ashila bukan siapa-siapanya tidak ada berhak untuk Ashila bertingkah seperti itu.

Ashila sudah terbiasa jika pulang harus menaiki kendaraan umum atau sebagainya. Karena Nando sempat bilang kalo ia tidak mungkin bisa harus mengantarnya pulang jika ada keperluaan mendadak,jadi sejak saat itu ia mencoba untuk memberanikan diri pulang atau pun pergi menggunakan kendaraan umum. Ternyata menaiki kendaraan umum tidaklah semengerikan yang dibayangkan.

"Ah iya kak,ga apa-apa. Ga perlu minta maaf kak" ujarnya seraya berusaha menampilkan senyum semanis mungkin. "Haha,iya deh makasih ya udah pengertian" ujarnya dan lalu pergi berlalu meninggalkan Ashila dan juga teman-temannya yang masih terbengong.

Kurang apa coba gue, kak.

Megan,Acha,dan Gladys pun mencoba menarik cokelat dari tangan Ashila secara paksa "coba sini gue liat,entar ni cokelat udah kadaluarsa" cibir Megan.

"Apa-apaan sih kalian, kalo mau minta sono sama gebetan kalian!!!" balas Ashila kesal dan menarik kembali cokelat yang berada di tangan Megan.

Cokelat?

Maksudnya apa coba?

Atau mungkin ini cokelat adalah pengganti rasa bersalahnya karena tidak bisa mengantar pulang.



2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang