DUAPULUHDELAPAN: Perkelahian

1.3K 54 3
                                    

Author's Pov

Nando berlari dari lantai satu menuju kekamar Ashila, ia tahu semuanya apa yang terjadi tadi. Semua anak-anak banyak yang membahas mengenai Ashila dan Ratih.

Ia harus pastikan jika Ashila baik-baik saja sekarang.
Nando memencet bell di kamar Ashila berulang kali, ia takut jika sahabat nya satu ini akan melakukan hal-hal yang aneh di dalam sana.

Sesaat ia memencet bell, Ashila keluar dengan mengenakan pakaian santai. Terlihat jika matanya masih terlihat bengkak walau Ashila sudah bersusah payah menutupinya.

"Shil, lu ga apa-apa?" tanya Nando seraya menangkup wajah Ashila.

Ashila terkekeh melihat tingkah Nando, Ashila berusaha agar tak terlihat keadaanya saat ini mengenaskan. Ia bersikap biasa saja, dan tampak seolah-olah tak ada masalah.

"Apaan sih lu,lebay deh! Udah jam makan malem ini!!! Kuy kita makan" ajak Ashila sembari menarik lengan tangan Nando.

Nando pun menahan tangan Ashila "ga!!! Gue tau lu lagi ga baik-baik aja Shil. Gue tau betul lu itu kayak mana!!! Lu ga usah sok tegar, padahal hati lu lagi terluka hebat!!!" cerca Nando menatap nanar Ashila.

"Jadi maksud lu gue harus nangis dihadapan semua orang,Agar terlihat begitu miris di mata Raka?!! Semua itu ga bakal ngebalikin masalah,Do. Jadi percuma buat gue!!! Iya hati gue sakit,sakit banget malahan." tegas Ashila dengan tetesan air mata yang lolos begitu saja tanpa disengaja.

Nando pun tanpa izin langsung merengkuh Ashila kepelukannya. Isakan tangis Ashila semakin terdengar.
"Nangis lah sepuas-puasnya" bisik Nando.

Ashila menangisi apa yang terjadi dengan nya. Ia bingung harus berbuat apa selain menangis lah yang dapat ia perbuat.

Satu tetesan air mata Ashila, satu bogeman buat lu ,Rak.

Setelah Ashila merasa jika rasa unek-unek di hati nya meringan, ia menghapus jejak air matanya dengan kasar.

"Yaudah kita makan yuk, gue laper banget!!!" tukas Ashila berterus terang.

"Lu ga mau kalo gue ambilin aja? Atau mungkin gue suruh temen-temen lu nganterin makan ke kamar lu?" tawar Nando yang langsung mendapat gelengan dari Ashila. "Gue ga mau terlihat lemah, toh gue juga ga merasa kalo gue bersalah jadi kenapa harus malu ataupun takut, iyakan?" seru Ashila antusias.

Nando pun mengacak rambut Ashila gemas, ia mengangguk setuju dengan penuturan Ashila yang terdengar sangat dewasa.

Mereka pun turun ke bawah guna untuk makan malam bersama yang lain.
Terlihat jika sudah mulai ramai murid-murid mengantri mengambil makanan. Dan banyak juga yang menatap Ashila dengan tatapan benci yang mendalam di hati mereka.

"Mau gue ambilin makanan buat lu?" bisik Nando tepat disamping telinga Ashila. Ashila pun menggeleng "ga usah gue bisa sendiri weyy, gimana kalo gue gabung sama temen-temen gue aja?" ucapnya yang merasa enggah karena banyak yang menatap Ashila.

"Emm terserah lu deh, tapi kalo ada apa-apa lu langsung hubungi gue aja oke!?" balas Nando yang langsung mendapat anggukan dari Ashila.

Ashila pun langsung pergi menemui teman-temannya, begitu pun Nando, yang harus ia lakukan sekarang adalah menemui Diko dan juga Raka.

Pertama ia harus menemui Diko terlebih dahulu, karena telah membohonginya mengenai pak Anwar mencarinya tadi. Nando tadi sudah menemui pak Anwar dan menanyakan maksud dan tujuannya memanggil Nando.
Tapi jawaban pak Anwar ia sama sekali tidak mencari Nando maupun memanggilnya.

Terlihat disana Diko sedang duduk santai disalah satu sofa lobby, Nando pun segera menghampirinya.

"Woiii!!!" seru Nando seraya menepuk punggung Diko keras.

Diko pun terkejut dengan kedatangan Nando disisinya.
"Udah nemuin pak Anwar nya?" tanya Diko datar.

"Pak Anwar dari hongkong!!! Lu bohongin gue nyettt!!!" sahut Nando kesal dengan perlakuan Diko, andai tadi ia tak sebodoh itu, pasti ia dapat melihat langsung kejadian yang menimpa Ashila tadi.

Diko pun terkekeh mendengarnya "hahaha peach boy!!! Sekali-kali gue ngejahatin lu ga apa-apa kali ya hehe" balas Diko sesantai mungkin.

Pletakkk satu jitakan mendarat di kening Diko. "Dik, sepupu lu mana?" tanya Nando penasaran dengan keberadaan Raka.

Diko pun menaikan bahunya "entah!!! Lu mau ngasih dia pelajaran? Kasih aja noh ga apa-apa ikhlas lahir batin gue!!! Gue juga kesel ngelihat Raka jahatin Ashila. Tapi gue ga bisa berbuat lebih,Do. Lu tau sendiri lah kalo gue sama Raka itu sepupuan" sahut Diko penuh dengan kebohongan. Nando pun mengangguk mengerti jika Diko tak dapat membantunya, ia paham betul jika di posisi Diko saat ini.

"Sumpah gue kesel liat sepupu lu,Dik. Lu udah tau kan kalo Ashila itu suka sama Raka? Dan dia seenak nya buat Ashila nangis begitu aja!!!" ucap Nando dengan penuh penekanan. "Iya gue udah tau, gue juga ngerti perasaan Ashila saat ini" ucapnya menenangkan.

Nando pun tak sabar ingin bertemu dengan Raka, ia menjelajah kesetiap jengkal keberadaan Raka.

Setelah matanya menjelajah dengan teliti, akhirnya ia menemukan Raka yang berdiri sendiri di pinggiran kolam renang hotel.

"Itu Raka,gue ke sana bentaran ya" tukas Nando dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Diko.

Perang pun di mulai, batin Diko bersorak.

Tangannya ia kepal dengan erat seakan-akan Raka akan menjadi pukulun empuknya pada malam ini.
Terlihat jika Raka sedang memegang ponsel di tangan kanannya dan tangan kirinya ia masukan didalam kantung jeansnya.

Bughhhh, satu bogeman mentah mengenai pipi mulus milik Raka. Raka pun tersungkur dengan sudut bibir yang berdarah.

"Apa-apaan sih lu!!!" tegas Raka bingung. Bughhh. Satu tonjokan lagi mengenai rahang Raka.

"Dan lu masih nanya kenapa? Lu ga sadar kalo lu udah buat temen gue nangis!!! Banci!!!" jawab Nando dengan amarah yang tak dapat di kontrolnya lagi.

Bughhh. Tepat di pipi Nando pukulan menajam dari Raka mengenai sasaran dengan tepat.

"Cihhh, lu bela-belain dia yang bersalah? Lu cupu tau ga!!!" desis Raka tak mau kalah. Ia sekarang sudah mengerti mengapa Nando tiba-tiba datang kepadanya dan memukulnya,ternyata ia ingin menjadi ksatria Ashila.

Terlihat jika disekeliling sudah dipenuhi banyak murid-murid yang ingin tahu, Glan dan Arsen pun datang ingin menolong tapi mereka sudah ditahan oleh Diko.
Begitu pun Gaga,Dandy,dan Ryan mereka juga sudah siap ingin membantu Nando. Tapi ia takut jika suasana akan semakin ricuh jika semuanya ikut turun tangan.

"Lu tau dia salah dari mana hah? Lu tau dari orang yang belum pasti kebenarananya,Rak!!! Dan lu ga lebih dari BANCI!!!" sahut Nando menekan suku kata Banci, sembari mencengkram kera baju Raka.

Terlihat jika Ashila datang bersama dengan teman-temanya. Ia meringis melihat kedua laki-laki dihadapannya ini dengan muka yang memar akibat pukulan satu sama lain.

Ashila pun segera menghampiri Nando dan menariknya agar keluar dari kerumunan yang sesak ini.

Begitupun Raka, ia dibantu oleh Glan,Arsen untuk bangkit. Tapi Raka meronta agar ia dapat ditinggal sendirian untuk saat ini.

Perasaan Raka saat ini berkecambuk menjadi satu, ada benarnya juga ia hanya tahu dari sebelah pihak. Dan ia juga tidak mengetahui asal muasal kejadian di tepi pantai tadi.

Ia bingung apa yang harus ia lalukan saat ini.





2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang