TIGAPULUH: Dalang Dibalik Semua

1.4K 59 0
                                    

Author's Pov

Pagi ini tak ada kegiatan untuk para peserta Study Tour, para peserta bebas melakukan aktivitas apa saja selain bermalas-malasan di kamar.

Begitu pun dengan Ashila, ia tampak sudah siap mengenakan pakaian santai. Ia berencana akan menghabiskan pagi hari ini dengan berkeliling sekitaran pantai. Itung-itung me-refresh kan diri dari segala masalah yang baru saja ia alami.

Ia sengaja tidak mengajak Nando atau teman-temannya yang lain. Ashila ingin menikmati pagi hari ini sendirian.

Setelah menempuh waktu sekitar 5 menitan, Ashila sudah sampai di pantai yang ia maksud. Hamparan pasir putih menghiasi bibir pantai, banyak hewan-hewan kecil berlalu lalang di pasir yang bersih ini contoh nya kepiting, kelomang dsb.

Ashila sengaja melepas alas kaki nya,agar ia dapat bersentuhan langsung dengan pasir tersebut. Hembusan angin di pagi hari ini tidak terlalu dingin, Sangat cocok untuk dinikmati.

Perlahan-lahan Ashila menyusuri pinggir-pinggir pantai, tapi mata nya ter-arah ke seseorang yang duduk dengan kaki yang di apitnya.
Seolah-olah ia sangat menikmati keadaan saat ini.

Pengeliatan Ashila masih kurang jelas akan sosok itu, ia pun lebih mendekat akan sosok yang di anggapnya tenang ini.

"Kak Arsen" gumam Ashila cukup keras, merasa namanya disebut Arsen pun mendongakan pandangannya kepada Ashila.

"Eh,Ashila. Sendirian?" tanyanya dengan raut bingung, ia terkejut kenapa bisa ada Ashila. Ashila pun menganggukan kepalanya "iya" sahutnya.

"Boleh gabung kak?" tanya Ashila yang ingin ikut duduk di sisi Arsen.

"Oh boleh, sini" balas Arsen seraya mengangguk. Ashila pun duduk bersila di sisi kanan Arsen.

"Kakak suka angin pantai di pagi hari?" tanya Ashila disela-sela mereka menatap ombak-ombak pantai yang terombang ambing. "Hm" gumam Arsen pelan.

"Gue suka menikmati hal-hal seperti ini di pagi hari, ada rasa tersendiri yang buat gue bahagia".

Ashila pun tersenyum mendengar penuturan Arsen barusan. Ia merasa jika tidak ada kedua teman Arsen yang ikut dengan nya, *Modus dikit ga apa apa lah ya* biar diperjelas sedikit, yang di maksud teman Arsen adalah Raka. Hehe.

"Lu sendiri ngapain pagi-pagi gini?" tanya Arsen tiba-tiba dengan masih menatap lurus kedepan. "Em, mau ngerefresh otak aja sih. Soal nya lagi banyak virus nih" cerca Ashila yang langsung mendapat perhatian dari Arsen, ia terkekeh mendengar ucapan yang menurut nya lucu ini.

Batin Arsen, ini kesempatan gemilang untuknya menanyakan mengenai hubungan Diko dengan Ashila.
Sangat pas waktu nya, tidak sia-sia ia sendirian disini.

"Lu kenal Diko?" tanya Arsen to the point. Ashila pun menyatukan kedua alisnya "kenal lah, Diko sepupu nya Kak Raka. Iyakan?"

"Hm" balas Arsen yang hanya bergumam, "kenal dari mana?" tanya Arsen kembali.

Ashila kembali bingung, kenapa tiba-tiba Arsen membahas tentang Diko di saat seperti ini.

"Diko itu kakak kelas aku sewaktu SMP, terus dia pindah ke Bandung dan pada akhirnya dipertemukan lagi ding di Jakarta" jawab Ashila berterus terang. Ia bingung harus menjawab apa, karena baru pertama kali ia bercakapan langsung dengan Arsen tapi mengapa tiba-tiba Arsen bertanya seperti ini.

Arsen pun membentuk mulutnya berbentuk 'O'. "Lu ga usah takut, gue cuman nanya doang kok. Gue waktu itu ngeliat lu dianter Diko kesekolah, itu sebab nya gue nanya" ujar Arsen memberi ketenangan agar Ashila tak curiga sedikit pun.

Ashila pun mengangguk paham seraya tersenyum menampilkan deretan gigi nya yang rapi.
Ia kira Arsen anak yang tak mudah bergaul dengan orang selain bersama Raka dan juga Glan, tapi dugaan nya salah. Arsen tidak lah seburuk itu,walau sedikit dingin.

"Menurut lu Diko itu gimana sih orang nya?" tanya Arsen setenang mungkin. Ashila pun memutar bola matanya seolah berpikir keras, "Kak Diko itu baik, pengertian,perhatian... emm apa lagi ya!!?" tukas Ashila yang masih berusaha berpikir mengenai sosok Diko.

"Tarik ucapan lu tadi! karena lu ga pantes ngomongin orang seperti dia!" celetuk Arsen mengingat kejadian semalam.

Ashila pun bangkit seraya membelongakan matanya tak percaya "Mak-sud kakak apa ngomong gitu?"

Arsen pun ikut bangkit dari duduk nya sembari mensejajarkan diri nya dengan Ashila. "Asal lu tau ya,Shil. Diko itu jahat!!!" ujar Arsen dengan suara yang naik satu oktaf.

"Jangan asal tud--"

"Gue ga asal tuduh orang, dan asal lu tau juga ya,Shil. Diko lah orang yang membuat lu sama Raka bertengkar hebat kemarin!!!" ucapnya memotong ucapan Ashila. "Dia dalang dari semua ini!!!" tambahnya lagi.

Ashila menggeleng-gelengkan kepala nya tak percaya dengan apa yang baru Arsen ucapkan.

"Gue, Glan dan Raka udah tau semua nya semalem! Kita ngepergok kalo Diko itu kerja sama dengan Ratih, biar buat lu sama Raka jadi bertengkar!!!" celetuk nya tak tahan lagi untuk menjelaskan semua nya kepada Ashila.

Ashila menjatuhkan tubuhnya kepasir pantai seraya memegangi dada nya yang mulai terasa sesak. Ia belum mempercayai semua ucapan Arsen tersebut. Bibirnya terasa keluh untuk menjawan ucapan Arsen, semua nya berkecambuk menjadi satu. Seakan-akan deretan masalah sangat senang bersarang di hidup Ashila!!! Mengapa harus di hidup Ashila? Dihidup orang lain kan bisa!!!

"Terserah lu mau percaya atau enggak! Yang jelas gue udah cerita sama lu yang sebenarnya!!! Gue tau ini sulit buat lu pahami, tapi tolong lu coba cerna apa inti dari ucapan gue ini!!!" cerca Arsen yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Ashila mematung memikirkan segalanya.

Apa mungkin benar Diko dalang dari semua ini?

Tapi jujur,Ashila masih belum percaya 100% dengan apa yang baru saja Arsen ceritakan kepadanya. Tapi Ashila juga berpikir, tidak mungkin Arsen berbohong kepada nya mengenai hal seperti ini Toh tak ada untung juga bagi nya.






2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang