TIGAPULUHSATU: Kesialan Diko & Ratih

1.3K 60 0
                                    

Author's Pov

"Lu percaya ga sih? Seriusan deh kalo gue ga percaya kalo Diko bisa sejahat itu?!!!"

Nando pun mengerutkan dahinya setelah mendengar cerita Ashila,yang bertemu dengan Arsen sampai mengetahui kalau Diko adalah dalang dibalik semua ini.

"Awalnya gue ngira lu bercanda! Tapi setelah gue dengerin secara seksama ada kemungkinan memang benar Diko yang melakukan semuanya!!!" pikir Nando.

Nando tak menyangka jika benar apa yang dikatakan Arsen kepada Ashila pagi tadi. Setega itu kah Diko terhadap sepupu dan temannya sendiri?

Tapi di satu sisi Nando ada pemikiran jika memang benar Diko yang melakukan semua ini, karena yang ia tahu jika Diko masih memyimpan perasaan kepada Ashila sampai saat ini.

"Iya gue juga mikirnya kayak gitu! Tapi apa salahnya kalo kita jangan asal percaya kepada seorang sebelum kita mendapatkan bukti yang pasti!" tukas Ashila bingung dengan keadaan nya saat ini.

Ia juga bingung harus bercerita sama siapa lagi,selain bersama Nando.
Jadi ia memutuskan untuk langsung menemui Nando setelah kejadian di pinggir pantai tadi.

Ashila merasa jika ia sekarang seperti berada di labirin yang membuatnya tak bisa keluar.

"Iya,tapi kalo kita ga nyari bukti nya secepatnya, kemungkinan masalah-masalah yang lain akan terus bermunculan" sahut Nando seraya bangkit dari posisi duduk nya dan mondar-mandir mencari jalan keluar dari masalah ini.

Ashila pun ikut bangkit "yaudah deh,entar gue pikirin lagi. Gue mau balik ke kamar dulu mau mandi! Rambut gue udah lepek!!!"

"Gue ikut mandi donggg" seru Nando menggoda Ashila. Lototan mata Ashila berhasil membuat Nando terkekeh "mandi sono kamar mandi lu ada!!!, gue mau keluar byeee!!!" balas Ashila semabari menghentak-hentakan kaki nya kesal.

Ashila pun keluar dari kamar hotel Nando,dan menuju kekamarnya.

•••

"Lu sih langsung ngegas,ga basa basi lagi kalo ngomong!!!" sewot laki-laki yang sedang berhadapan dengan perempuan didepan nya.

Perempuan itu pun berdecak kesal "ya mana gue tau lah!!! Lu juga sih, masa ponsel lu taruh asal aja!!!" sahutnya tak mau kalah "terus gimana? Gagal deh!!" lanjutnya.

Diko dan Ratih sibuk membahas rencana yang akan mereka jalani.
Mereka bingung harus berbuat apa lagi, semua rencana nya hancur berantakan.

Ada rasa kesialan tersendiri bagi mereka.

Terlihat juga di sebrang,Ashila tidak sengaja menguping dari jarak yang lumayan dekat.
Ia tak sengaja melihat Diko dan Ratih sedang berbincang, ia ingin kembali ke kamarnya, tapi rasa ketertarikan nya terhadap dua orang itu lebih besar.

"Em!!! semoga aja Ashila belum tahu semua ini, biar gue bisa ngehasut Ashila dan ngebuat Raka semakin dibencinya" timpal Diko seraya tersenyum licik

Ashila yang mendengar itu pun mengapalkan tangan nya sampai, iris mata cokelat nya terasa perih. Ia sengaja untuk tidak menemui Diko sekarang, karena ia harus mencari bukti yang lebih kuat lagi terhadap sosok Diko ini.

Sungguh Ashila tidak menyangka jika Diko berbuat keji seperti ini, ia mengira Diko yang dulu lebih baik daripada Diko saat ini.

Apa maksud dan tujuan nya dari kelakuannya ini!!! Ashila mengakui jika mereka berhasil membuat Ashila dan Raka bertengkar. Dan seharus nya Ashila mengetahuinya dari awal.

Ia merogoh kantung jeans nya untuk mengambil benda tipis yang biasa dibawa oleh setiap manusia Zaman Now kemana pun dan kapan pun. Yaitu ponsel. Ia berniat untuk merekamnya agar Nando dapat melihat semua ini. Tapi....

"Anj*ng ga bawa lagi" desis Ashila kesal, karena ponsel nya pasti tertinggal di kamar Nando.

Sesaat ia berbalik ingin menuju dan mengambil ponsel nya di kamar Nando, ia tak bisa menutupi rasa terkejutnya karena sudah melihat Nando berdiri dibelakangnya dengan rahang yang mengeras dan tak lupa ponsel Ashila di tangan nya.

"Nan-do" ujar Ashila bergetar,karena ia takut sekali jika akan ada perkelahin diantara mereka.

"Lu udah ngelihat dari awal?" tanya Ashila takut. Nando pun mengangguk sembari bergumam pelan "hm". Dapat dilihat jika tatapan Nando kali ini tidak terlihat seperti biasanya, sangat jelas jika ini adalah tatapan yang mencekamkan.

"Lu tunggu disini, ga usah kemana-mana!!! Gue mau kesana bentaran aja!!!" suruh Nando dingin, Ashila pun mengangguk. Ada rasa ketakutan di benak Ashila, ia takut kejadian baku hantam antara Nando dan Diko terulang seperti saat Raka dan Nando semalam.

Tak sampai hitungan menit Bughhh satu pukulan mengenai pelipis Diko. Ratih yang melihat nya seketika langsung membungkam mulutnya tak percaya.

Begitu pun Ashila, sesaat ia ingin berlari kehadapan Nando dan juga Diko tapi Nando lebih dulu menajamkan matanya kepada Ashila. Seakan-akan berkata 'tetap disitu!!!'

Keinginan Ashila pun ter urungkan, ia hanya bisa meringis melihat kedua temannya ini.

"Lu kenapa sih,Do!!!" tegas Diko yang kebingungan. "Anj*ng!!! Lu masih nanya kenapa, setelah apa yang kalian perbuat sama Ashila?" decak Nando dengan emosi yang bergemuru.

Diko pun membelongakan matanya tak percaya, karena ia bingung melihat Nando yang tiba-tiba mengahampiri diri nya. Ia bertanya-tanya di dalam benak nya 'tau dari siapa Nando!!!'

"Bentar-bantar!!! Gue masih ga ngerti apa maksud lu!!!" elak nya.

"Cihhhh,Lu ga ngerti? SAMPAH!!! Gue udah ngedenger semua obrolan lu sama ni cewek!!! Dan ternyata kalian ga lebih dari CEPU!!!" seru Nando seraya mengeratkan tangan nya di kera baju milik Diko.

Ingin rasa nya ia menghabiskan Diko disini seketika, tapi ia masih memandang jika Diko ini adalah temannya.

"Sekarang gini!!! lu berdua ikut gue ke lobby!!! Kita selesain masalah ini." ajak Nando dengan emosi yang sudah dapat ia kendalikan, karena ia yakini jika Diko dan Ratih punya maksud tersendiri dibalik semua ini. Nando tak boleh egois, ia juga harus mendengar maksud dan tujuan dari kedua nya.

Diko pun mengangkat kedua alis nya santai,tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. "No problem" sahutnya,yang membuat siapa saja pasti akan kesal dengan jawaban sesantai ini.

2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang