SEPULUH: Maaf

1.7K 76 0
                                    

Author's Pov

Hampir 10 menit Ashila sudah berdiri di depan gerbang rumah Nando, ia juga sudah memanggil-manggil nama Nando akan tetapi Ashila juga tak dapat respon sedikitpun dari sang pemilik Rumah. Ashila merutuki dirinya sendiri, sekitar 5 menit lagi Bell masuk sekolah pasti akan berbunyi!

Ia pun bergegas meninggalkan rumah Nando menuju Halte didepan perkomplekan nya. Rambut yang tadinya ia kuncir menjadi satu sudah berantakan, itu semua karena ia berlari menuju kesini.

"Huss huss huss" hembusan nafas Ashila pun menjadi tidak teratur.

saat ia melihat ada MetroMini yang melintas didepannya, Ashila pun langsung menaikinya. Ashila merasa pagi ini ia sangat lah sial, ia terpaksa harus bergelantungan diatap Bus. Selain anak sekolahan,banyak juga para pekerja dan juga Mahasiswa yang menaiki ini. Itu sebab nya Ashila tidak kebagian tempat duduk.

Ia melirik jam dipergelangan tangannya,ia hanya butuh waktu 2 menit lagi agar sampai kesekolah dengan selamat dan terbebas dari hukuman para guru yang piket hari ini. Ashila berharap jika ia dapat tepat waktu sampai disana.

Dan benar saja,harapan nya untuk sampai kesekolah tepat pada waktunya, ia pun setengah berlari menuju kelas nya di lantai dua.

"Tumben telat lu" sambar Gladys yang asik memainkan ponselnya.

"Iya tadi gue mampir kerumah Nando dulu" balas Ashila santai.

Gladys pun berpikir sejenak "ehh tapi gue tadi liat Nando deng kalo ga salah sebelum bell, di warung mbak Yati"

Ashila memutarkan bola matanya, mengapa Nando ada disana? Atau mungkin ia bolos sekolah? Sepagi apa Nando pergi sampai ia tak bertemu Ashila yang berdiri tepat di depan pagarnya?

"Lu liat,dia ama siapa? Dia lagi ngapain disana?" tanya Ashila penasaran

"Tadi itu gue ga sengaja liat, sebenernya mau liat Ayank Gaga,ehh taunya ga ada Gaga disana. Yang ada cuma Nando" jawabnya dengan suara yang dibuat-buat seperti orang bersedih

Ashila pun hanya ber O ria menanggapinya.
"Ihh lu mah kebiasaan,gue jelasin panjang kali lebar kali tinggi, lu cuman jawab O O O gitu aja! Bete gue" gerutu Gladys seraya memanyunkan bibirnya.

"Itu bibir naon atuh tehh,monyong-monyong pengen di cium? Ntar kalo mau di cium gue panggil Jono deng" goda Megan seraya menunjuk Siswa gemuk,berkacamata yang duduk di pojok kelas.

Mereka tertawa mendengar olokan Megan "Hahahahahahaha lucu beutttt"

Melihat suasana menjadi hening seketika, Ashila pun membuka pembicaraan di antaranya.

"Kalian harus tau guyss, kemarin gue nyelametin mak-mak mau lahiran uyy" seru Ashila antusias

Hening diantara mereka 1 detik... 2 detik... 3 detik...
"Hahahahahahahaha" tawa Gladys,Megan,Acha menggelegar di kelas,mereka tak memikirkan lirikan sinis murid-murid yang lain.

"Lu aneh-aneh aja Shil! Kucing gue mau lahiran aja lu kagak ngebantu, ehh tiba-tiba lu bilang lu ngebantu emak-emak?!" cibir Acha seraya tertawa terbahak-bahak.

"Iya lu Shil,gue inget beutt waktu kucing Acha mau lahiran udah diujung, lu nya ga ada gitu niat ngebantuin. Malahan kita yang bantu tu kucing ngeluarin buah hati nya hahahahahaha" sambar Megan menepuk-nepuk pundak Ashila.

Ashila hanya dapat memutar bola matanya malas, ia tau betul jika teman-temannya ini pasti tidak percaya dengan apa yang ia ucapkan.

"Udah ahh bete gue ama kalian, ga percayaan!" tukas Ashila kesal.

"Hahahahaha lawakan lu berhasil cyinnn, kita ketawa semua ni" seru Gladys.

Sesaat Gladys,Megan dan Acha masih tertawa terbahak-bahak, guru yang mengajar pelajaran pertama pun datang.
"Selamat Pagi anak-anak" sapa pak Wawan atau biasa murid SMA harapan sapa pak Kumis. Itu karena kumisnya yang lebat dan tebal.

"Pagi pak" balas murid-murid kelas Ashila kompak.

•••

Pukul 15.30

Rutinitas sekolah pada hari ini telah usai, sekitar 5 menit yang lalu Ashila telah keluar dari kelasnya. Ia berdiri di depan kelas Nando, menunggu Gaga,Ryan,dan Dandy yang sedari tadi kelasnya belum kunjung selesai belajar. Ia menjelajahkan matanya ke penjuru kelas Nando, Nando tidak ada di dalam sana.

Ashila rasa dugaan nya benar, jika Nando bolos sekolah untuk hari ini.

"Eh Shil, ngapain lu disini? Nando nya ga masuk" tukas Ryan yang sudah berada di hadapan Ashila,entah sejak kapan ia disini. Yang jelas Ryan datang pasti saat Ashila melamun.

"Ahh Ryan, kalo boleh tau Nando ga sekolah kenapa?" tanya Ashila.

"Ga tau" balas Dandy singkat yang tiba-tiba muncul dibalik punggung Ryan.

"Kita ga tau Shil,tapi seinget gue Nando kemarin abis tanding ga balik kerumah, ia langsung kerumah tante nya sih" jelas Gaga seraya mengucek-ucek matanya.

Tante nya? Tante yang mana?, batin Ashila.

"Gue ngantuk nyett,buruan pulang. Udah kangen gue ama bantal + guling gue" ajak Gaga kepada Ryan dan juga Dandy.

"Kuy lah gue mau nemenin emak gue kepasar nih" timpal Dandy.

"Yaudah,kita duluan ya Shil" ujar Ryan dan mereka pun berlalu begitu saja.

Ashila pun segera turun untuk pulang, karena awan sudah berubah menjadi hitam. Itu bertanda akan turunnya hujan sebentar lagi.

Ia segera menuju halte didekat sekolah, rintik demi rintik pun sudah turun membasahi jalanan. Banyak orang yang berteduh dibawah atap halte, banyak juga yang menerobos hujan begitu saja.

"Geseran dikit dong,gue masih kena rintikan nih" seru cowok yang disamping Ashila, kebetulan Ashila duduk dibangku yang paling ujung. Cowok itu bersura sedikit keras karena ia menggunakan helm full face.

Ashila pun berdiri,ia tidak bisa lagi bergeser kesamping, karena sudah tidak ada ruang untuk nya. Ia memutuskan untuk mengalah demi cowok berhelm full face itu.

Sedikit demi sedikit pun orang-orang yang ada dihalte pergi, karena hujan sudah mulai sedikit reda.
Ashila berdiri membelakangi duduknya cowok tadi, ia tak menyadari kalau sedari tadi cowok tersebut telah membuka helm nya.

Ashila berdecak kesal,karena sudah sedari tadi taxi belum juga lewat menghampiri.

"Neng,ojek neng?" sapa seseorang yang ada dibelakangnya.

"Ga Pak, makas--" ucapan Ashila terpotong sesaat ia menoleh kebelakangnya.

"Nan--do" ujar nya terbata-bata.

Cowok yang disebut Ashila Nando itu pun hanya tertawa gemas melihat tingkah Ashila.

"Beneran nih ga mau ojek? Ini udah sore lho" tawarnya lagi.

"D-o g ue minta ma--" ucapan Ashila pun terpotong untuk yang kedua kalinya,karena jari telunjuk Nando sudah membukam di mulut Ashila.

"Gue yang seharusnya minta maaf, gue ga dengerin penjelasan lu dari awal sih" ujar Nando acuh tak acuh.

"Ta-pi Do gue punya alasan tersendiri,kenapa gue ga bisa dateng" Tukas Ashila dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Dihh nangis-nangis,bayi amat sih lu. Gue udah tau semua apa alasan lu itu. Jadi udah dong jangan nangis,entar lu nambah jelek lagi" goda Nando seraya mencolek pipi Ashila gemas.

"Ihh lu mah" seru Ashila seraya memukul lengan Nando bertubi-tubi.

Nando hanya meringis pasrah "mau balik ga nih? Udah sore? Entar lu dimarahin Mama"

"Mama-mama,mama gue woii"

"Iya maksud gue,calon mama mertua gue hahahahaha"





2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang