LIMABELAS: Martabak Permohonan Maaf

1.6K 59 0
                                    

Author's Pov

Raka sedari tadi duduk diranjangnya dengan gusar, ia merasa bersalah terhadap Ashila. Ia juga tadi telah mengusir Ratih dengan sopan agar ia pulang.

Tok tok tok

"Masuk,ga di kunci!" pekik Raka. Luna pun menghampiri putra bungsunya, ia pun duduk disamping Raka.

"Ma,Raka boleh keluar ga?" tanya Raka kepada mamanya. Luna pun berpikir sejenak, mengingat kondisi Raka yang berjalan saja harus dibantu.
Luna pun menggeleng "emang mau keluar kemana?"

"Kerumah Ashila,ma" jawab Raka santai.

Mamanya pun tertawa kecil melihat Raka,yang menurutnya lucu "Kamu mau minta maaf ?" tanya Luna kembali.
Raka pun mengangguk lemah, ia merasa tak enak kepada Ashila. Jujur baru kali ini ia memiliki rasa tak enak kepada seseorang yang Notabene adalah adik kelasnya.

"Kondisi kamu kan lagi begini, gimana kalo kita kirim sesuatu aja kerumah Ashila,sebagai ucapan maaf dari kamu" Luna memberi saran yang cukup masuk di akal. Raka mencoba mencerna maksud dari mama nya ini.

"Gimana kalo kita pesen makanan aja? Atau mungkin barang? Tapi menurut Raka makanan aja ya,Ma. Soal nya kalo barang rada etnis gitu... Kan Raka bukan siapa-siapanya" Raka menjelaskan apa maksudnya.

"Hm... Jadi kalo udah jadi siapa-siapa nya,kamu baru mau gitu... ngasih doi barang?" goda Luna cengingisan. Sudut bibir Raka pun terangkat "udah tua,tapi masih aja godain anaknya" cibir Raka.

Luna pun tertawa mendengar penuturan anaknya yang sedang mengejek dirinya. "Yaudah mau makanan apa? Buruan pesen! Entar keburu malem lagi!?" tukas Luna seraya bangkit meninggalkan Raka dikamar.

Raka pun mengambil ponselnya dan membuka Apk Pesan Antar, ia memilih menu makanan Appetizer. Ia sibuk menscroll satu persatu menu makanan yang cocok untuk ia kirim ke Ashila.

Akhirnya ia menjatuhkan pilihan ke satu kotak Martabak Spesial. Ia segera menuliskan alamat yang akan dituju,serta meminta untuk meletakan kopelan kecil diatas kotak Martabak dengan tulisan 'Jangan jadikan aku seperti Martabak,yang sesuka hati kamu kacangin. Aku minta maaf'.

Bagi Raka membuat Quote-quote seperti ini sangat lah mudah, tak perlu lagi baginya untuk membuka TimeLine atau pun kumpulan Quotes rayuan di Google. Bukan hanya Ashila yang baru mendapatkan Quote seperti ini, melainkan banyak perempuan diluar sana yang sudah termakan rayuan-rayuan ulung Raka.

Setelah selesai, ia mencoba menghubungi kembali Ashila. Tapi tak ada respon sedikit pun dari yang bersangkutan.

Ia melempar ponselnya kesembarang,untungnya ponsel itu tidak terjatuh kelantai, melainkan hanya terlempar kekasur samping Raka.

•••

"Ga mau mampir dulu kak?" tawar Ashila berbasa basi terhadap Diko yang telah mengantarnya pulang kerumah dengan selamat.

Diko pun tersenyum "ga usah,udah malem. Lagian gue mau mampir kerumah Nando bentaran"

Ashila pun mengangguk paham. "Yaudah sana masuk,gue pulang ya" suruh Diko kepada Ashila. Ashila pun masuk dan meninggalkan Diko seorang diri. Ia merasaa perasaannya saat ini sangat lah tak karuan.

Ia berjalan dengan gontai, seraya menundukan kepalanya.

"Woii cabe-cabean dari mana aja lu?" tegur Caca yang entah dari mana sudah tepat berdiri dihadapan Ashila.
Ashila tak menghiraukan pertanyaan dari Caca barusan. Ia menerobos Caca begitu saja, ia segera menuju kekamarnya.

"Kak... Dikamar kamu ada kiriman,mama udah tarok di meja belajar kamu" pekik Fera yang berada diruang keluarga.

"Kiriman dari siapa?" gumam Ashila.

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang