TIGABELAS: Broken Heart

1.6K 64 0
                                    

Author's Pov

Ashila memegang kotak makan yang berisi Brownise buatan nya, ia tak henti-henti nya tersenyum selama di dalam Taxi menuju kerumah Raka.

Benar kata orang, perempuan akan tidak henti berbicara ketika bahagia,dan akan diam seribu bahasa ketika ia kecewa.

"Kiri ya,Pak" seru Ashila dari belakang supir Taxi. Supir itupun memberentikan mobilnya dikiri jalan.
"Berapa Pak?" tanya Ashila seraya mengeluarkan dompetnya di tas.

"23 ribu,Mbak" balas supir Taxi menyebutkan tarifnya.
Ashila pun mengeluarkan selembar uang 20 ribuan dan selembar uang 5 ribuan.

"Makasih ya" ucap Ashila seraya keluar dari Taxi.

Ia sudah mengetahui letak rumah Raka,jadi ia tak perlu repot untuk mencari nya kesana kemari lagi.
Jangan tanya Ashila tau dari mana, Ashila sudah seperti agen FBI yang menyelidiki semuanya yang berbau Raka, jadi mudah saja bagi Ashila mengetahui letak Rumah Raka.

Ashila pun memasuki kompleks perumahan,yang hampir mirip dengan kompleks perumahannya. Banyak anak-anak kecil berlarian kesana kemari ditaman kompleks. Banyak juga para muda mudi yang Jogging disekitaran Kompleks.

Ashila pun berdiri didepan pagar berCat cokelat dengan nomor rumah 15.
Pagar rumah Raka sudah terbuka entah sejak kapan, yang pasti bukan hanya pagar yang terbuka, melainkan pintu rumah Raka pun terbuka.

"Assalamualaikum" ucap Ashila seraya mendongangkan kepalanya kedalam rumah.

Tak ada jawaban dari sang pemilik rumah. "Assalamualaikum" ulang Ashila lagi.

"Waalaikumsalam" balas seorang perempuan paru baya seraya berlari kecil menghampiri Ashila.

"Cari siapa,dek?" tanyanya, Ashila sudah dapat memastikan bahwa perempuan paru baya dihadapan nya ini adalah pembantu dirumah ini.

"Ah,saya temennya Raka Buk, Raka nya ada?" Ashila balik bertanya.
Perempuan itu pun menunjukan seulas senyum yang tak dapat diartikan "ada diatas,naik aja" ucapnya ragu.

Ashila pun memasuki ruangan utama yang bernuansa putih. Ia mengekori Perempuan paru baya itu menuju kelantai dua.

"Itu kamarnya,dek. Masuk aja ga apa-apa. Bibi mau kesana dulu, kalau ada apa-apa panggil bibi aja" tukasnya kepada Ashila seraya meninggalakan Ashila sendirian

Ashila pun menuju kepintu yang bercat putih, ia berjalan dengan santai menuju kesana. Pintu kamar Raka pun sedikit terbuka, Ashila sedikit mengintip menongolkan kepalanya dibalik pintu.

Ashila merasa ada air dipelupuk matanya yang akan jatuh membasahi pipi. Ia pun tak sengaja menjatuhkan kotak makan yang berisikan Brownisenya, sampai Brownise yang tadinya berbentuk seperti biasa,dan sekarang berubah menjadi luar biasa.

Ia berlari keluar dengan sakit didadanya. Ia tak menghiraukan semuanya lagi, yang ia rasakan sekarang adalah perasaan sakit bercampur menjadi kesal.

Bagaimana tidak sakit, kalau jelas-jelas Ashila melihat dengan matanya sendiri kalau ada Ratih yang sedang membopong Raka, seolah sedang membantu Raka berjalan.

Ia menuju ketaman kompleks Raka, ia meringis menangkup wajahnya yang terlihat sangat kacau di bangku taman.

"Aghhhh" gumam Ashila seraya mengusap air matanya gusar.

Ashila tak menghiraukan tatapan-tatapan aneh dari orang-orang sekitar, ia merutuki dirinya sendiri Yang bisa-bisa nya bertingkah manis terhadap laki-laki seperti itu.

"Ashila kamu kenapa,sayang?" tanya perempuan seraya menangkup wajah Ashila.

Ashila pun menyadari hal itu, ia segera mengusap bersih matanya yang masih memerah.
"Tan-te, kok ada disini?" tanya Ashila dengan suara yang bergetar.

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang