DUAPULUHTUJUH: Sakit Tetaplah Sakit

1.3K 54 0
                                    

Author's Pov

Ashila berlari dengan mata yang mengeluarkan air. Rasanya ia ingin menghilang saat ini juga dan tak mau melihat siapapun, ia memutuskan untuk kembali ke kamar hotel. Pikirannya saat ini sangat kacau, hatinya pun ikut-ikutan kacau.

Ia masih bingung dengan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Ashila mengusap buliran air matanya yang jatuh begitu saja membasahi pipi mulusnya.

Cobalah kamu bayangkan menjadi aku. Merasakan perih dari luka yang merajam hati secara paksa. Dan tak bisa dipungkiri, luka tetap lah luka. Dan sakit tetap lah sakit.

Sepandai-pandainya senyuman menutupi bagian luka yang menganga. Air mata akan menjadi bukti jelas bahwa hati jelas sedang terluka.

Coba bayangkan lah kamu menjadi aku!!!
Jika tak bisa.
Kumohon mengertilah.

Ashila menutup pintu kamarnya dengan dentuman yang cukup keras. Ia langsung menuju kekamar mandi dan merendam tubuhnya didalam Bathup dengan air dingin...

Pakaian yang ia kenakan nya pun sudah basah kuyup akibat guyuran air. Ia menangis meluapkan rasa yang bercampur aduk didalam benaknya.

Susah untuk dijelaskan apa perasaannya kali ini.

•••

"Rat,kamu masuk aja. Ganti baju kamu, entar masuk angin!" ucap Raka yang masih merengkuh tubuh Ratih.

Ratih tertawa didalam hati, ia dapat membayangkan bagaimana perasaan Ashila saat ini.

"Kakak ga mau masuk?" tawar Ratih dengan suara yang dibuatnya bergetar.

Raka menggeleng "ga!!! Ga enak liat orang!!! Kamu masuk aja, aku nunggu dilobby" .
Ratih mengangguk dan masuk kedalam kamarnya.

Raka dengan emosi yang menggebu-gebu turun ke bawah dan menemui teman-temanya.

Ia tak abis pikir jika Ashila melakukan hal keji seperti itu, dia mengira Ashila gadis polos yang tidak mungkin berbuat semena-mena seperti tadi.

Tapi dugaan Raka salah!!!

Glan yang duduk di sofa lobby hotel pun bangkit saat melihat Raka dengan tangan terkepal erat.

"Brooo gimana jadi?" tanya Glan.

Raka Mendudukan tubuhnya di sofa "gue ga nyangka sama sifat asli Ashila" cercanya. "Andai dia anak cowok, udah abis dia di tangan gue!"

Glan yang mendengarnya hanya terkekeh melihat tingkah aneh Raka "lu jatuh cinta ama Ratih? Segitu marah nya lu!!!" sahut Glan.

"Enggak!!! gue ga suka aja liat anak yang sok menindas orang yang ga salah sama sekali!!!" sewotnya.

Glan pun hanya terkekeh.

•••

Diko bangkit dari duduknya,karena sudah melihat Ratih selesai mengganti pakaian nya yang basah tadi.

"Hahahahaha,pinter juga lu akting!!!" Diko antusias seraya bertepuk tangan girang.

Ratih pun tersenyum licik "ya iyalah, Ratih gitu lhoo" balasnya membanggakan diri.

"Gue harap,setelah kejadian ini Raka bakal benci banget sama Ashila hahahaha" tambah Ratih lagi.

Diko pun ikut tertawa "iya gue harap juga begitu!!! Sesuai perjanjian kita. Gue miliki Ashila, dan lu berhasil miliki Raka".

Diko pun keluar dari kamar Ratih, ia berencana ingin mencari perhatian dari Ashila. Ini kesempatan gemilang untuknya.

Datang disaat Ashila terpuruk,mungkin itu sangatlah baik.

Ia sengaja tidak menghampiri Raka terlebih dahulu, ia takut jika Raka akan berpikir yang aneh-aneh, dan rencana nya pun gagal.

Diko mengetuk pintu kamar Ashila, tapi tak ada tanda-tanda Ashila untuk membukakannya.

Diko tak pantang menyerah mengetuk pintu kamar Ashila, sampai pada akhirnya Ashila membukakan pintu tersebut dengan hidung yang memerah, serta mata yang membengkak.

"Shil, gue ga tau kalo Raka seperti itu!" ujar Diko sudah seperti orang yang sok suci.

Ashila pun mendengus-denguskan nafasnya "l-u tau dari siapa?"

Diko terkekeh. Ya iyalah gue tau! Gue dalang nya!!!

"Banyak anak-anak bahas masalah ini diluar" sahut Diko.

Ashila pun berhasil meneteskan air mata nya kembali. "Haha bener dugaan gue! Anak-anak bakal gosipin gue pasti!" cerca Ashila bergetar. Diko pun menatap Ashila dengan tatapan senduh.

"Bentar lagi makan malam, lu ga mau keluar?" tawar Diko.

Ashila menggeleng "entar gue keluar, bareng temen-temen kelas gue!" balasnya. "Lu duluan aja, gue masih pingin sendiri" tambah Ashila.

Diko pun mengangguk paham.
"Yaudah kalo gitu gue duluan"

Diko kembali turun dan meninggalkan Ashila seorang diri. Ada sensasi tersendiri yang ia rasakan,percayalah rasa senang melihat Raka dan Ashila bertengkar itu melebihi apapun.





2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang