SEMBILANBELAS: Kenyataan

1.6K 62 0
                                    

Author's Pov

"Perkenalkan nama saya Daniel Diko Irsyad, saya pindahan dari Bandung. Dan saya juga sepupu dari teman-teman kalian lebih tepatnya si Raka"

"Huuuuuuuu,bawa-bawa nama gue lu" sorak Raka.

Diko pun melanjutkan Introduction nya "Dan semoga kalian mau menerima saya menjadi keluarga dikelas ini" lanjut Diko.

Diko mendapatkan kelas yang sama dengan Raka. Yaitu kelas 12 IPA 4. Raka merasa ini kesialan baginya karena ia tak bisa lebih leluasa melakukan aktivitasnya, ia takut Diko mengadu kepada mamanya kalau ia berbuat yang aneh-aneh.

"Oke Diko, kamu duduk di bangku yang kosong ya!" perintah Buk Parmi guru Bahasa Indonesia yang sedang mengajar kelas 12 IPA 4.

"Sini, Dik samping gue aja" ajak Natasha si wanita centil dikelas Raka.
"Ehh lah gue mau dikemanain?" desis Bevan selaku ketua kelas plus teman sebangku Natasha.

Diko pun tak menghiraukan ajakan Natasha, ia lebih memilih bangku kosong disebelah Glan.

"Alhamdullilah Ya Allah engkau turunkan hamba jodoh, jadi hamba ga kesepian lagi duduk disini" tutur Glan bersyukur.

Diko pun bergidik ngeri melihat tingkah Glan barusan, Arsen dan Raka pun memutar badan nya menghadap kebelakang yaitu bangku Glan dan juga Diko.

"Dik, lu harus nerima kenyataan. Lu harus tahan amarah ya ama ni kadal jantan!" seru Raka memberitahu.

Arsen pun berpikir sejenak... Akhirnya ia ingat dengan sosok dihadapannya ini, Diko adalah orangnya. Ialah yang mengantar Ashila kemarin, ia juga baru menyadari kalo Diko adalah sepupu kandung Raka.

Arsen pun memutuskan untuk tidak memberi tahu Raka.

"Lu sirik ya sama gue? Iyalah pasti lu sirik, karena yang duduk samping lu itu satpam komplek hahaha tegang beuttt" Glan mengejek Arsen. Arsen pun menggeleng-gelengkan kepalanya "serah-serah lu deh,Sapi jantan!!!" balas Arsen kesal.

Pelajaran pun dimulai seperti biasa lagi. Banyak siswa maupun siswi kelas 12 IPA 4 yang mengantuk. Tapi Buk Parmi pun maju terus pantang mundur, walau para muridnya ini sudah lelah dengan ocehan-ocehan nya.

"Kita keluar yuk guyss" ajak Glan seraya mencolek-colek bahu Arsen dan Raka.

Arsen memutar tubuh nya agar menghadap Glan "lu duluan gihh,misalkan lu ga dapet tabokan dari Buk Parmi kita nyusul. Beneran deh" balas Arsen.

Pukkk "lu mah ga solid, Sen. Masa gue jadi bahan percobaan" seru Glan seraya menoyor kepala Arsen.
"Ehh lu!!! potong kerbau dua emak gue. Dan lu asal dorong kepala gue aja" oceh Arsen kesal.

Raka pun tak tahan mendengar ocehan-ocehan kedua temannya. Ia pun ikut memutarkan tubuhnya "kalian ga bisa apa sih, diem bentar aja. Bawel mulu perasaan!!!" kesal Raka.

"Tau nih!!!" sahut Diko ikut-ikutan.

Arsen dan Glan pun menoleh kearah Diko "Diem!!!" kompak mereka. Diko pun mengusap wajahnya gusar.

Sabar Dik sabar, batin Diko.

Setelah ditunggu-tunggu akhirnya istirahat pun telah tiba.

Percayalah menunggu itu tidak enak, apalagi menunggu sesuatu yang tidak pasti. Sakit.

"Dik,lu ikut kita aja ya" ajak Raka yang mau ke kantin.

Diko pun berpikir sejenak "ah gausah gue mau nemuin seseorang dulu, kalian duluan aja sono" balas Diko, ia berencana untuk menemui Ashila dan mengajak Ashila kekantin bersamannya.

Rasa penasaran Raka pun tiba-tiba muncul dibenaknya. Tapi rasa lapar diperut Raka mengalahkan rasa penasarannya, itu sebabnya ia harus membuang rasa penasarannya itu demi rasa lapar diperutnya. Haha.

Raka,Glan,dan Arsen pun meninggalkan Diko sendirian dikelas. Begitu pun Diko, ia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkatnya kepada Ashila.

Daniel Diko
Nik,  lu kelas berapa sih? Gue mau kekelas lu nih.

Send.

•••

"Hahahaha dasar Ratu Gosip,lu" cibir Ashila kepada Acha yang sibuk bergosip.
"Hahaha kayak ga tau Acha aja lu!" tambah Megan seraya tertawa.

Gladys pun selesai menyalin catatan yang ada dipapan tulis "ngantin yuk, laperr nih!!!" ajak Gladys.

Mereka berempat pun bangkit dari duduknya " kuy lah, gue juga laper nih" balas Acha.

Drttt drtt

"Ehh bentar-bentar" tahan Ashila seraya merogoh ponsel yang ada di saku bajunya.

Daniel Diko
Nik, lu dikelas berapa sih? Gue mau kekelas lu ni.

Ashila pun segera mengetik sesuatu untuk ia balas pesan dari Diko tadi.

Ashila Niki
11 IPA 3 kak, kalo ga tau letak ny. Ama Nando aj. Emang kk dapet kelas mn?

"Kayaknya kalian aja deh, gue lagi nungguin sepupunya kak Raka" ujar Ashila memberitahu teman-temannya.

Teman-temanya pun membelongakan matanya "maksud dari sepupunya?" tanya Megan meyakinkan.
Ashila pun tertawa kecil "iya sepupu, sepupu nya baru pindah ke sini. Sepupunya itu kakak kelas gue SMP dulu" jelas Ashila.

Acha meberengutkan mukanya "kok gue ga tau,berita se-hot ini sih" gerutunya.

"Yaudah deh kita ke kantin dulu ya"

Mereka pun berlalu kekantin. Ashila pun duduk dibangku depan kelasnya menunggu Diko.

Sembari ia menunggu Diko, ada rasa rindu dihatinya terhadap Raka, semenjak kejadian di UKS kemarin, Raka tak menghubungi atau pun menemuinya. Berat jika Ashila harus memulainya duluan.

"Heiii" tegur Nando yang dikuti oleh Diko dibelakangnya.
"Nungguin gue ya hehe" tambah Nando dengan pedenya.

Ashila pun menggeser tubuhnya agar mereka dapat duduk dibangku samping Ashila.
"Dihh pedeee banget lu, Najiss ahh" desis Ashila tajam.

"Nik, kantin yok!!! Lu ga laper?" ajak Diko.
Ashila pun menggeleng lemah "kalian aja gih, gue males" tukas Ashila.

Nando sudah tahu,jika Ashila kurang mood untuk kemana-mana saat ini, karena kejadian pagi tadi yang cukup membuat batinnya terkejut.

"Yaudah kita aja kuy broo, lu bilang tadi mau nraktir gue kan?" goda Nando mencoba mencairkan suasana.
"Sumpahh,kapan gue bilang gitu?" tanya Diko bingung, ia tak merasa bilang ingin mentraktir Nando.

"Yaudah deh kalo lu ga mau, gue duluan aja deh" seru Nando dan langsung pergi meninggalkan Diko dan Ashila yang masih mematung.

Merasa situasi ini sangatlah Awkward, Diko pun memutuskan membuka pembicaraan diantara mereka.

"Nik, gue jadi penasaran sama lu deh" ucap Diko mencoba mencari tahu kembali tentang Ashila.
Ashila pun menaikan alisnya seolah bertanya 'penasaran kenapa'

Diko tersenyum "lu punya pacar?" tanya Diko antusias. Ashila pun menggeleng lemah.

"Kalo gebetan?" tanya nya lagi. Dan sekarang Ashila mengangguk mengiyakan.
Dengan rasa penasaran yang tinggi Diko pun kembali bertanya "kalo boleh tau siapa?"

Ashila pun menoleh ke arah Diko "Raka Dalfian Irsyad" celetuk Ashila.

Diko pun membelangkan matanya tak percaya, ia tak menyangka jika perempuan yang ia suka menyukai sepupunya sendiri.

Tersadar dengan apa yang ia katakan Ashila pun menepuk-nepuk mulutnya secara bertubi-tubi

Astaga Ashila, lu bodoh banget sih, gerutu Ashila.

Diko pun mencoba bersikap biasa saja, ia menetralkan mukanya.

"Hahahaha Raka? Sepupu gue? Yaudah tenang aja, ga bakal gue kasih tau kok hehe" ujar Diko berbohong.

Gimanapun caranya lu harus gue dapetin, Nik.



2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang