TUJUH: Siapa dia?

1.7K 65 0
                                    

Author's Pov

Ashila memutuskan untuk kembali kerumah sakit dan menjenguk keadaan ibu yang ditolong yang tadi, ia sempat diberitahu Gaga bahwa Nando sudah lebih dahulu pulang darinya. Halte.
Disini lah tempat ia berdiri sekarang, sembari menunggu kendaraan umum untuk mengantarnya kerumah sakit.

Setelah menunggu tak begitu lama, Taxi pun datang sesaat Ashila ingin memasuki taxi tersebut tiba-tiba seorang gadis seumurannya menyerobot memasukinya lebih dulu "maaf ya gue mau buru-buru" ujarnya tanpa rasa bersalah. Ashila hanya berdengus kesal, ia harus menunggu taxi yang lain demi dapat melihat keadaan ibu tadi.

Setelah beberapa saat taxi pun akhirnya menghampirinya,ia sesegera mungkin masuk kedalam taxi agar tak ada lagi yang menyerobot taxi nya dengan asal. Selama di perjalanan ia membuka Aplikasi WhatsApp nya dan mengirim satu buah kata Maaf kepada Nando. Disela-sela ia memainkan ponselnya Ashila membuka Contact Raka, terlihat disana foto Profil Raka dan seorang perempuan di kursi roda, terlihat jika perempuan itu sedang sakit. Bibirnya terlihat pucat pasi,dan wajahnya cekung.

Ashila bertanya didalam benaknya siapa dia? Ada hubungan apa perempuan itu dengan kak Raka?
Semua itu berkecamuk didalan pikiran Ashila. Tapi ia mencoba untuk tidak memikirkan itu saat ini, yang ia harus lakukan sekarang menjenguk ibu yang ditolongnya dan juga meminta maaf kepada Nando.

"Makasih ya pak" seru Ashila seraya memberikan satu lembar uang 20 ribuan kepada supir Taxi, "sama-sama,dek" balasnya.

Ashila segera turun dan langsung menuju ke meja resepsionis dan menayakan dikamar berapa ibu itu dipindahkan, setelah perawat rumah sakit memberi tahu letak kamar, Ashila pun langsung menuju kesana.
Terlihat disana,jika ibu itu telah berada di ruangan Mawar.

Tok tok tok "Assalamualaikum" ujar Ashila pelan agar tak ada siapapun yang terganggu dengan kedatangan nya "Masuk" seru seseorang yang berada didalam. Ashila tersenyum manis melihat ibu dengan seorang bayi yang ada disampingnya,terbaring lemah.

"Gimana keadaannya,buk?" tanya Ashila sopan seraya mendudukan dirinya dikursi samping ranjang rumah sakit.
Ibu yang dapat diketahui Ashila namanya adalah Rose ini tertawa haru "mungkin jikalau ga ada kamu yang menolong saya tadi,saya tak tahu apa jadinya saya saat ini. Terima kasih banyak ya nak" ujarnya.

Ashila pun tersenyum "iya buk sama-sama,udah tugas saya sebagai makhluk Allah,agar saling tolong menolong" seru Ashila sambil melirik sekilas bayi yang tertidur pulas disamping ibunya, "Ayahnya udah mau pulang dari luarkota,ga usah dipikirkan. Kamu sudah menolong ibu saja,ibu sudah sangat berterima kasih kepadamu. Siapa nama kamu nak?" tanya ibu itu seraya menggengam tangan Ashila.

"Ashila,buk" ujarnya. Ibu itu pun tersenyum, mereka pun berbincang-bincang kecil sampai bayi yang tadinya tertidur pun terbangun. Ashila juga sempat menggendong bayi perempuan itu,awalnya ia menolak karena ia belum berpengalaman dalam menggendong bayi yang tubuhnya masih lembut ini. Tapi ibunya memaksa agar ia menggendong itung-itung belajar menggendong bayi ujar ibu itu.

Tak terasa jam sudah berputar menunjukan pukul 8 malam, Ashila pun memutuskan untuk berpamitan kepada ibu beserta bayi nya untuk pulang kerumah, dikarenakan hari sudah cukup malam. Setelah ia keluar dari ruangan yang bertulisan Ruangan Mawar itu, ia memutuskan untuk pergi ketoilet sebentar,pikirnya membasuh sedikit wajahnya mungkin akan lebih baik.

Saat ia akan menuju ketoilet berlabelkan Perempuan, Ashila menabrak seorang gadis seumurannya "Duh jalan tu pakek mata dong" cibirnya seraya menepuk-nepuk jeans yang ia kenakan, Ashila yang sedikit mundur karena tertabrak perempuan yang memiliki poster tubuh yang sedikit besar dari nya "Maaf" ujar Ashila, tapi ia merasa ia tak asing melihat wajah seorang perempuan ini, tapi siapa?

Ahh dan benar saja ia perempuan yang menyerobot taxi Ashila saat mau kesini tadi, perempuan itu pun berdesis dan berlalu meninggalakan Ashila.

Tapi apa yang ia lakukan disini?

Rasa penasaran Ashila pun lebih besar dibanding yang lain nya,jadi ia memutuskan untuk mengikuti perempuan tersebut. Terlihat disana ia memasuki ruangan yang Ashila ketahui namanya Ruangan Melati. Ashila pun ikut menuju keruangan itu, ia tak mungkin memasukinya, ia hanya mengintip melalui jendela pintu ruangan.

Pengelihatan Ashila sedikit tertutupi,karena ditutupi oleh tubuh perempuan tadi. Akan tetapi perempuan itu langsung merubah posisi nya menjadi berdiri disamping seorang yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Ashila membelangakan mata nya tak percaya apa yang ia lihat sekarang "Kak Raka" gumamnya yang tak bisa menutupi rasa keterkejutannya.

Raka Dalfian Irsyad terbaring dengan kaki yang diperban,tangan nya yang ia letakan diatas keningnya. Mungkin itu dapat meredakan rasa nyeri dikaki nya.

Ashila tak sengaja mendorong pintu tersebut,dan mengakibatkan tubuhnya melambung kedepan. Mata kedua orang yang didalam ruangan itu pun langasung terarah ke Ashila yang terjatuh dilantai.
Raka pun tak dapat menutupi rasa terkejutnya

Kenapa ada Ashila?

Raka mencoba beranjak dari ranjangnya, tetapi ada genggaman tangan perempuan itu seolah berkata jangan beranjak. Perempuan itu pun langsung menghampiri Ashila "lu yang tadi nabrak gue kan? Ngapain lu ada disini? Ngikutin gue? Lu ga ada kerjaaan?" ia mengeluarkan pertanyaan yang bertubi-tubi kepada Ashila.

Ashila pun tak dapat mengatakan apa-apa lagi,ia malu diperlakukan seperti ini oleh seseorang yang notabene sedang bersama Raka. Ashila pun bangkit dan mengucapkan perkataan Maaf lalu pergi begitu saja.

Siapa dia?

Apa yang terjadi dengan Kak Raka?

Kenapa Kak Raka sangat nurut kepada perempuan itu?

Semua itu berkecamuk di dalam hati Ashila, ia tak mengharapkan menggantikan posisi perempuan itu disana. Ia hanya ingin tau dia siapa,dan apa yang terjadi dengan kak Raka. Hanya itu.

Buliran Air mata jatuh begitu saja dari pelipis mata Ashila,ia tak dapat menahannya lagi... Ia malu dengan perlakuannya tadi,dan juga ada rasa sakit dihati nya melihat Kak Raka bersama perempuan lain.

Sejujurnya ini tak pantas ia cemburui,karena ia mungkin bukan lah bagian terpenting bagi kak Raka. Ashila hanya perempuan yang kak Raka ajak pergi bersamanya tadi pagi, Tidak lebih dari itu.

Tapi mengapa sakit...




2nd Story
Budayakan Voment
Thx

Fall In Love With SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang