Chapter 4- The Past

372 21 1
                                    

Soundtrack : Say something- A great big world ft. Christina aguilera.

------

Melody tidak sanggup menahannya lagi, hatinya seakan mau melompat keluar batasnya, ia mengerjap dalam gelap. Hanya ada deruan nafas Luhan saja, lelaki itu tidak menyentuhnya.

Luhan menyusuri setiap sudut wajah Melody, untungnya gadis itu menutup matanya. Luhan bisa melihatnya dengan jelas, kurang dari dua puluh empat jam ia mengenal gadis ini tapi jarak diantara mereka sekarang seperti tidak ada batas sama sekali. Mata Luhan berhenti menatap bibir merah jambu milik Melody, gadis itu menggigit bagian bawah bibirnya. Luhan hendak menyentuh dagu Melody, ia ingin membebaskan bibir bawah itu.

“Apa yang sedang kalian lakukan?” Tanya Rachel setengah berteriak, ia masih berada di dapur, jarak dapur dan ruang tamu tidak terlalu jauh hanya dipisahkan oleh meja bar ditengahnya. Rachel bisa melihat jelas apa yang sedang dua sahabatnya ini lakukan, sebelum itu terjadi Rachel harus menghentikannya. Sontak Melody membuka matanya dan menjauh dari Luhan. Lelaki itu menarik sudut bibirnya membentuk senyuman yang dingin.

Wajah Melody merona, ia menyentuh kedua pipinya yang  terasa panas. Apa yang Luhan lakukan kepadanya? Lelaki itu bisa mengontrolnya? Melody tidak bisa melarikan diri saat didekatnya.

Rachel menyipitkan matanya saat Melody sudah tiba di dapur, “Apa yang terjadi?” Tanyanya, Melody masih mengipas wajahnya dengan tangan.

Belum sempat Melody menjawab, Luhan menyela, “Maaf Rachel, tadi aku mendapat telpon darurat dari rumah sakit, aku harus pergi.” Rachel menatap sinis ke arah Luhan, namun ia tidak mengatakan apapun, ia hanya menganggukkan kepalanya, Luhan menatap Melody sebentar lalu bergegas pergi. Gadis itu membeku di samping Rachel, tidak bisa merespon sama sekali sampai suara pintu apartemen berbunyi terbuka lalu tertutup lagi, pertanda bahwa lelaki itu sudah tidak berada di ruangan ini.

Tangan Melody meraih keningnya dan memijatnya sebentar, lalu berpindah kedadanya, Apa yang lelaki itu lakukan padanya? Jantung Melody berdebar keras namun tidak berirama, itu mengkhawatirkan, namun ia tidak merasakan sakit di sana. Rachel mengerutkan keningnya melihat tingkah Melody, “Ada apa Melody?” Tanyanya sampil meraih piring kosong.

Melody melompat dari pikirannya, ia menarik nafasnya dalam- dalam, mencoba menenangkan pikirannya sebelum menjawab pertanyaan Rachel, “Tidak terjadi apa- apa.” Melody menatap Rachel dengan ragu. “Tadi aku hanya memaksanya menatapku saat kami berbicara, dari awal dia sangat tidak sopan, menghindari tatapanku seakan- akan ada yang salah dengan wajahku.”

Piring yang tadinya ada digenggaman Rachel langsung diletakkannya kembali di meja dapur lalu ia menatap Melody dengan serius, “Lalu? Apa yang terjadi? Ia menatapmu.”

Melody mendelik, kenapa Rachel begitu serius, “Sepertinya begitu, aku sampai tidak bisa bernafas, kau pasti melihatnya.”

“Iya, aku melihat kalian sedang berciuman di ruang tamuku.” Ucap Rachel tegas lalu memindahkan rebusan kentang ke dalam piring dan berjalan menuju oven melihat panggangan dagingnya tadi.

Melody mengernyit mendengar ucapannya, “Kami tidak berciuman.” Sergah Melody.

Rachel memutar bola matanya, meletakkan daging pagang ke atas meja bar, “Aku yakin kalian tidak akan melakukan itu.” Ucapnya.

Melody mengerutkan keningnya, “Kenapa?” Ia berjalan mengelilingi meja bar lalu duduk di depan meja menopang dagunya menatap Rachel.

Destiny of Love "Blue Eyes" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang