Happy reading :)
.
.
Luhan berdiri di samping pintu Unit Gawat Darurat, Melody sedang diperiksa didalam, karena Luhan tidak memiliki izin masuk dan bukan dokter di rumah sakit ini, Luhan dilarang masuk. Rachel masih menangis dikursi ruang tunggu, di sana juga ada Keana dan Ayahnya. Ayah Melody juga duduk di samping Rachel, ia menangkup wajahnya, setelah kehilangan anak pertamanya mana mungkin ia akan baik-baik saja jika kehilangan anak bungsunya.
Liana keluar dari pintu Unit Gawat Darurat, sontak semuanya langsung berdiri dan mendekat untuk mengetahui kondisi Melody. Kebetulan lokasi kecelakaan dekat sekali dengan rumah sakit tempat Liana berkerja, "Kondisi Melody sudah lebih baik." Ucap Liana menenangkan, ia melihat Ayah Melody, "Mr. Alex, apa kita bisa bicara sebentar?" Tanya Liana. Ayah Melody langsung mengikuti Liana ke ruangan dokter. Luhan ingin sekali mengetahui lebih jelas kondisi Melody, namun saat ini ia tidak berhak untuk itu.
Rachel menatap Luhan, "Kau sudah puas sekarang?" Tanya Rachel, Luhan langsung tertegun, "Aku tahu ini akan terjadi jika kau bertemu dengan Keana."
Keana menyela, "Kami tidak melakukan apapun Rachel."
"Aku tahu kalian tidak akan melakukan hal yang bisa menyakiti Melody, tetapi Melody pasti melakukan hal yang bisa membahagiakan kalian." Rachel melihat Keana dan Luhan bergantian, "Luhan aku tahu, kau tidak mudah menyukai seseorang, tetapi kau juga tidak mudah melepaskan. Aku tahu kau sedang bingung, di satu sisi ada Melody yang datang dalam hidupmu dan di sisi lain ada Keana yang hadir dengan keadaan seperti ini, kehilangan tunangannya." Rachel mengelap sisa air matanya, "Kau tidak bisa menjaga keduanya seperti yang Mike lakukan. Sekalipun kau berusaha pasti ada yang tersakiti, kau, Keana ataupun Melody." Jelas Rachel lalu pergi.
Keana ingin mencegah, namun ia melihat Luhan terpaku di tempat, "Luhan kau bisa jelaskan jika Rachel salah paham, diantara kita tidak ada apapun." Ucap Keana lalu pergi menyusul Rachel.
Luhan menyenderkan tubuhnya di dinding rumah sakit. Perkataan Rachel membuatnya sadar diri. Apakah ia seegois itu? Semua yang Rachel katakan benar, ia ingin sekali menghibur Keana, memeluk gadis itu saat pertama kali melihatnya dan tidak bisa dipungkiri ia sangat merindukan Keana. Jelas saja, selama ini Keana sangat berarti bagi dirinya. Luhan hanya bingung dengan perubahannya beberapa waktu lalu. Saat melihat keadaan Keana dipemakaman membuat luka baru di hati Luhan, setidaknya setelah meninggalkan Luhan, Keana harus kembali dalam keadaan bahagia.
Melupakan seseorang bukan hal mudah, apalagi ia pernah menjadi bagian terpenting dalam hidup. Melody datang dengan banyak harapan baru, mata gadis itu mengingatkan Luhan pada masalalu yang kelam juga pada Keana, gadis yang pernah begitu berharga dalam hidup Luhan. Mengetahui Melody juga menderita selama hidupnya, menahan sakit yang Luhan sendiri tidak tahu bagaimana rasanya. Kelainan jantung adalah penyakit serius, dan naasnya ia harus melihat Melody dalam kondisi berlumuran darah seperti tadi pagi.
Rachel salah, bukan diantara mereka yang akan terluka, yang benar adalah mereka bertiga sedang terluka sekarang. Luhan, Melody dan Keana sama-sama terluka sekarang, luka yang mereka tahan satu sama lain, dan luka itu meminta mereka untuk saling menguatkan. Luhan tidak pernah berpikir akan meninggalkan Melody, dihatinya Keana sudah tidak ada. Luhan hanya menghargai gadis masa lalunya itu tidak lebih. Namun, Luhan tahu Melody tidak akan percaya bahwa kedatangannya telah merubah Luhan. Mereka bahkan baru kenal.
Ayah Melody telah kembali dari ruangan Liana, Luhan langsung berjalan mendekat, "Apa yang dikatakan dr. Liana?" Tanya Luhan. Ayah Melody menceritakan kondisi Melody, mereka harus menemukan donor jantung untuk Melody secepat mungkin. Kecelakaan yang terjadi pagi tadi membuat kondisi jantung Melody tidak bisa berfungsi dengan baik lagi. Jika dipaksakan Melody akan menahan sakit yang teramat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love "Blue Eyes" [END]
RomansaMelody Angeline, gadis berambut pirang yang jauh- jauh magang di salah satu rumah sakit ternama NYU Langone Medical Center New York, Amerika Serikat. Ia adalah seorang mahasiswa kedokteran dari Harvard University, Melody tidak pernah berfikir untu...