Chapter 7- New Home

328 21 1
                                    

“Wow, mansion ini milikmu Kate?” Melody melotot melihat mansion mewah dari balik kaca mobil. Kate mengendarai mobilnya dengan lambat, mereka telah sampai di sebuah mansion mewah yang terletak di pinggir kota.

Kate menghentikan mobilnya tepat di depan pintu utama, “Kenapa? Tidak sebagus milikmu ya?” Ucap Kate sambil tersenyum, ia melepaskan safety belt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kate menghentikan mobilnya tepat di depan pintu utama, “Kenapa? Tidak sebagus milikmu ya?” Ucap Kate sambil tersenyum, ia melepaskan safety belt.

Melody menggelengkan kepalanya, “Aku tidak memiliki mansion, kecuali kakakku.” Ucap Melody ikut melepaskan safey belt, “Kamu yakin tinggal sendirian di sebuah rumah sebesar ini?” Tanya Melody.

“Ya, kadang kakak sepupuku sering mengunjungiku, ia sangat baik.” Kate keluar dari mobil, “Aku ingin memperkenalkannya denganmu, kalian sangat mirip.” Lanjut Kate.

Melody tersenyum, “Kenapa kami mirip? Dia berambut pirang juga?”

“Tentu saja tidak, Andrea punya rambut berwarna cokelat sama sepertiku.” Kate menggelengkan kepalanya.

Kate membuka pintu mansionnya, Melody mengikuti Kate masuk ke dalam, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Kate langsung menghempaskan dirinya ke sofa di ruang tamu, Melody duduk disebelahnya.

Seorang pelayan meletakkan dua jus jeruk dan biskuit di atas meja, “Maafkan saya, saya kira Miss Kate dan Miss Andrea yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pelayan meletakkan dua jus jeruk dan biskuit di atas meja, “Maafkan saya, saya kira Miss Kate dan Miss Andrea yang datang.” Ucapnya saat melihat Melody.

“Tidak apa- apa, Mrs. Jones.” Ucap Kate, pelayan itu langsung pergi meninggalkan Melody dan Kate.

“Tidak keberatan jika aku minum jus jeruk ini” Tanya Melody tersenyum menatap Kate.

Kate tertawa, “Silahkan saja.” Melody berdiri dari duduknya dengan membawa jus jeruk, ia mendekati salah satu meja yang terletak di bawa tangga, di sana terdapat sebuah foto yang menarik perhatian Melody, “Andrea dan tunangannya.” Ucap Kate singkat saat melihat Melody memandangi foto tadi.

“Dia dokter? Tunangannya dokter?” Tanya Melody. Foto tadi menunjukkan Andrea dan tunangannya berseragam baju dokter dengan balutan jas putih.

“Iya, mereka serasi bukan? Mereka akan menikah setelah natal.”

New year?”

Kate mendengus, “Sebelum itu.”

Melody mengerutkan keningnya, “Mereka akan menikah di musim dingin?”

Kate mengangkat bahunya, “Aku berharap mereka menggelar pesta pernikahan akhir musim ini.” Melody hanya tersenyum, Andrea dan tunangannya memang terlihat saling mencintai, raut wajah mereka sama- sama memancarkan kebahagian.

Melody mendekati sofa lagi, “Apa yang membuat aku dan Andrea terlihat mirip?” Tanya Melody.

“Kalian suka tersenyum dan membuat orang tersenyum.” Kate menghirup jus jeruknya. Melody memiringkan kepalanya menatap Kate, ia mengerutkan keningnya tidak mengerti, “Kau bisa memindahkan kopermu ke kamar.” Kate mengalihkan perhatian, ia menunjukkan sebuah pintu bercat cokelat yang terletak diujung ruang tamu, “Aku sudah meminta Mrs. Jones membersihkannya kemarin, semoga kau nyaman di sini.” Kate mendorong koper Melody menuju kamar yang ditunjuknya tadi.

“Terima kasih.” Ucap Melody tersenyum.

Mansion milik Kate memang cukup besar, kamar tamunya saja dilengkapi kamar mandi. Melody menata bajunya ke dalam sebuah lemari di ujung tempat tidur, ia lalu membuka pintu kamar mandi yang terletak tepat di samping lemari pakaian, ia membersihkan dirinya.

Kate mengajak Melody ke balkon di lantai dua, balkon itu menghadap ke belakang Mansion, di sana terdapat danau yang cukup besar yang disinari oleh sinar bulan, sangat sulit mendapat pemandangan seperti ini saat berada di kota sepadat New York. Melody duduk di samping Kate, memang tersedia dua kursi berwarna hijau mudah yang dipisahkan dengan meja ditengahnya. Kate memainkan Iphonenya sambil mendengarkan musik, sedangkan Melody membaca salah satu novel yang didapatnya di bawah meja di ruang tamu tadi, tidak ada percakapan diantara mereka.

Suara bel menyadarkan Melody, ia langsung memberitahu Kate, “Itu pasti Andrea, kau mau menemuinya?”

Melody mengangguk, “Tentu saja.”

Kate menyambut hangat Andrea, mereka terlihat akrab seperti saudara kandung, “Ternyata ada tamu?” Andrea melirik Melody.

Hello, I’m Melody.” Ucap Melody menjabat tangan Andrea.

Andrea tersenyum, “Andrea.”

Pintu utama terbuka lagi, seorang pria berambut hitam yang sedikit berantakkan masuk mendekati mereka, “Melody, ini Marcell.” Ucap Andrea tangannya langsung melingkar di lengan Marcell.

Melody membungkukkan tubuhnya, memberi hormat, “Melody, teman magang Kate.” Ucapnya singkat.

Mereka berempat makan malam bersama, Kate menceritakan banyak hal tentang pengalamannya di rumah sakit. Semua orang mendengarkannya dengan baik, Andrea juga banyak bertanya tentang Harvard University, ternyata mereka berdua lulusan dari sana juga.

Setelah makan malam, Melody pergi ke kamar lebih dulu, ia tidak mau menganggu suasana. Melody menelan dua butir obat yang biasa ia minum sebelum tidur, hidupnya memang tidak akan jauh dari obat- obatan terlebih lagi saat ini ia adalah calon dokter. Untungnya tidak ada masalah dengan jantungnya saat ia lupa meminum obat tepat waktu tadi siang, seharusnya ia lebih hati- hati saat menawarkan diri untuk membantu sebuah operasi.

Baru saja Melody ingin memejamkan matanya, Iphonenya berdering.

“Hei Angel, How are you?” Ucap seorang lelaki setelah Melody menerima panggilannya.

“Mike?” Melody mengerutkan keningnya, Kakaknya tidak pernah menelpon malam- malam, “I’m fine. Bagaimana denganmu? Kenapa kau menelpon malam- malam?” Tanya Melody.

Sorry, Aku akan ke sana setelah menyelesaikan kasus terakhirku, rawat dirimu dengan baik selama satu minggu ini ya.” Mike menasehati Melody, kakaknya memang selalu berkata seperti itu.

“Aku tahu kau dan Ana sangat sibuk. Please, jangan ke sini jika kalian masih memiliki pekerjaan.”

No problem Angel, kami akan mendapat libur panjang setelah ini, mungkin New York pilihan yang tepat untuk menghabiskan masa liburan.”

Melody mendengus, “Iya, iya. Aku masih menginap di rumah teman magangku, jadi jangan khawatir, aku tidak sendirian.”

I know, Dad sudah memberitahuku. Jaga dirimu Angel, aku masih ada pekerjaan sekarang, see you.” Marcell menutup telponnya lebih dulu.

To be continued
Vote dan komentarnya jangan lupa.
Terima kasih

Destiny of Love "Blue Eyes" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang