Happy Reading :)
-
-
-
Melody berhambur ke arah pintu, ia akan memastikan jika itu memang Luhan ia akan mengusir lelaki itu sebelum bertemu dengan Keana. Kate dan Keana heran melihat Melody tergesa-gesa kearah pintu melewati Kate.Melody memasang wajah lega saat melihat orang yang ada dibalik pintu, ternyata itu adalah Mike, kakaknya sendiri, "Apa yang ingin kau lakukan sepagi ini?" Tanya Melody.
"Menjemput tunanganku." Mike melambaikan tangan kepada Keana yang masih ada di dalam mansion.
Keana berjalan mendekat sambil membawa tasnya, "Aku akan pergi bersama Mike hari ini, aku tahu kau akan seharian di rumah sakit."
"Kau tidak ingin masuk dulu dan minum kopi buatan Keana?" Tawar Kate.
Mike menggeleng, "Maaf merepotkanmu Kate dan terimakasih telah menampung dua manusia ini." Ucap Mike tersenyum.
"Tidak masalah." Jawab Kate, lalu memberi ruang untuk Keana melewatinya. Ketika Mike dan Keana pergi, Melody baru bernafas lega, "Kau baik-baik saja Melody?" Tanya Kate.
Melody mengangguk, "Kau akan terkejut jika aku bilang Luhan dan Keana adalah mantan kekasih." Mata Kate melotot, ia tidak bisa bersuara. Melody memijat keningnya, "Gosh¸Sialnya aku."
Kate kebingungan, "Bagaimana kau tahu?"
"Aku akan gila ketika mereka bertemu nanti. Cerita mereka sangat rumit, dan sialnya aku baru memulai hubunganku dan Luhan kemarin." Jelas Melody, ia berjalan kembali ke meja makan.
Kate mengikuti, "Itu bukan salahmu, kau baru mengetahuinya."
"Itu salahku, aku tidak mencari tahu lebih dulu." Melody cemberut.
"Luhan tidak akan cemburu kepada kakakmu Melody, dan Keana juga tidak mungkin cemburu kepadamu." Ucapan Kate mengambang, "Kecuali jika mereka masih saling menyukai." Lanjut Kate.
Melody menunduk menatap kopi yang ada digenggamannya, "Oh Kate, apa yang harus kulakukan."
....
Melody masuk ke ruangan dokter, ia tengah memegang sebuah sandwich yang tadi belinya di kantin. Sebenarnya Melody malas untuk makan, tapi waktu sudah menunjukkan jam 12.15, ia harus meminum obatnya.
Luhan masuk ke dalam ruangan, ia hanya mendapati Melody yang sedang makan. Gadis itu makan sambil melamun, apa yang sedang dipikirkannya. Luhan mendekat lalu mengelus rambut Melody, sontak gadis itu berdiri dari duduknya, "Apa yang sedang kau lakukan disini sendirian?"
Melody duduk lagi lalu menghabiskan makanannya, "Kau tidak lihat?"
Luhan memangku tangannya sebelah dan menatap Melody, gadis ini menggemaskan saat sedang makan, "Ada acara nanti malam?" Tanya Luhan.
"Aku ingin pergi ke rumah Rachel." Jawab Melody.
Luhan menyipitkan matanya curiga, "Kenapa?"
Melody menyilangkan tangannya kedepan dada, "Apa yang akan kau lakukan jika bertemu dengan Keana?" Tanya Melody, nada suaranya sedikit hati-hati.
Luhan sedikit berpikir, "Aku tidak tahu." Jawabnya singkat.
Melody mengernyit apa maksudnya tidak tahu? "Jika aku dan Keana tenggelam siapa yang ingin kau selamatkan lebih dulu?" Tanya Melody lagi.
"Kau." Jawab Luhan cepat, Melody merona, sepenting itukah dirinya sekarang dibanding Keana, "Karena Keana bisa berenang dengan hebat." Lanjut Luhan.
Melody terbelalak tidak percaya,"Terserah kau saja." Ucapnya kesal.
Luhan tertawa lalu mengacak rambut Melody, "Kau lucu sekali ketika sedang cemburu."
Melody menyingkirkan tangan Luhan dari kepalanya, "Jangan lakukan ini, kita sedang dirumah sakit." Lalu tiba-tiba Melody menatap serius Luhan, "Tadi kau bisa menyebut nama Keana." Ucap Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love "Blue Eyes" [END]
Lãng mạnMelody Angeline, gadis berambut pirang yang jauh- jauh magang di salah satu rumah sakit ternama NYU Langone Medical Center New York, Amerika Serikat. Ia adalah seorang mahasiswa kedokteran dari Harvard University, Melody tidak pernah berfikir untu...