14. Rapuh

1.1K 87 17
                                    

Sulli merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menempel dibibirnya. Ia menyipitkan matanya, tubuhnya juga terasa berat dan kebas karena seperti ada orang dengan berat badan berlebih sedang menindihnya.

Ia membuka matanya dan sukses membulat melihat Minho tengah menindihnya. Tubuhnya yang liat dan kekar sukses menempel erat dengan kulitnya yang sensitif. Ia merasakan keperkasaan Minho kembali menusuk intinya, ia yakin sekali pria itu menginginkannya lagi. Sial! Wajah memerah, Minho tahu kalau Sulli sudah bangun, ia melingkarkan tangan wanita itu kepundaknya dan kembali menciumnya dengan gairah yang tak padam.

Kulit dengan kulit, ia merasakan tubuhnya bergetar dibawah sentuhan Minho. Begitupun dengan Minho, mimpi erotis yang dialaminya dengan Sulli membuatnya ingin sekali menyentuh setiap jengkal permukaan kulit milik wanitanya. Seakan tak pernah puas ia kembali menyatukan dirinya dengan Sulli yang menerima nya sepenuhnya. 

Desahan halus nan merdu milik wanita nya membuat Minho kalap dan hilang akal. Ia semakin kuat dalam gerakannya, dan membuat tubuh wanitanya tersentak-sentak seiring pergerakan yang dilakukannya. Sulli memejamkan matanya dengan mulut terbuka sepenuhnya, ia tak mungkin bisa menutup rapat mulutnya sedangkan Minho terus menggodanya dengan gerakan-gerakan menggoda yang membuatnya mabuk kepayang.

Minho menggeram sambil menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh Sulli, wanita itu kembali mendesah pelan saat Minho menggigit kecil putingnya, tangannya menahan kepala Minho agar tetap berada didadanya. Minho terus bergerak didalam dirinya, semakin lama gerakan itu semakin tak terkendali membuat desahan tak berhenti lolos dari bibirnya. Minho mempercepat gerakannya tak lama mereka sama-sama sampai pada puncak kenikmatannya membuat Minho jatuh diatas tubuhnya.

Pelepasan yang selalu luar biasa, Sulli tak pernah mengecewakannya kalau urusan ranjang. Mereka sama-sama cocok terlebih sekarang ini Sulli tak pernah menolak sentuhannya dan hal kecil itu membuatnya tersenyum dalam hati.

Minho bangkit dari tubuh Sulli dan berbaring disampingnya, pria itu menarik tubuh wanitanya dan memeluknya, nafasnya masih memburu akibat pelepasan yang terjadi tadi , Bibirnya mencari dahinya untuk mengecupnya. Sulli terdiam dipelukan Minho, sekarang ia bahkan tak harus repot-repot memikirkan Chang Wook. Minho selalu saja berhasil mengalihkan perhatiannya hingga ia lupa kalau dirinya sudah menjadi wanita murahan tanpa disadari olehnya.

Jam masih menunjukkan pukul lima pagi, langitpun masih gelap, persis seperti hati Sulli , hujan pun terdengar rintik-rintik karena jendela besar mereka biarkan terbuka menambah hawa dingin kamar tersebut. Minho merapatkan selimutnya, membiarkan tubuh telanjang mereka saling berhimpitan. Minho menyukai kedekatannya ini , ia merasa seakan-akan Sulli adalah miliknya , hanya miliknya seorang.

" Tidurlah masih dini hari " Ucapnya, Sulli mendongak dan menatap dikedalaman mata Minho.

" Sekarang sudah pagi, apa kau mau dibuatkan sesuatu untuk sarapan ? " Tanya Sulli, Minho dengan cepat menggeleng.

" Tidak perlu, itu tidak tertulis didalam kontrak " Ungkapnya. Sulli menunduk dalam, ya benar, dia bahkan lupa kalau dirinya terikat kontrak dengan pria itu, tapi entah kenapa kenyataan itu membuat hatiny tertohok. Minho beringsut bangun , ia melepaskan Sulli yang tengah menatapnya dengan pandangan sayu. Bukannya Sulli bersikap seolah-olah dia adalah tuan rumah, ia hanya menghargai majikannya yang memberikannya tempat tinggal, ia sungguh tak bermaksud apa-apa.

Minho meraih pakaiannya dan memakainya dengan cepat, ada beberapa pekerjaan yang harus diurus dan hari ini Changmin baru kembali dari Incheon ia harus menemuinya. Ia menatap Sulli yang masih terdiam dalam posisinya.

" Ada beberapa pekerjaan yang harus aku urus, tidurlah kalau kau memang menginginkannya " Sulli menggeleng dengan cepat.

" Apa mau kubuatkan kopi? " Tawarnya. Minho menatapnya sambil menyipitkan matanya.

" Jangan bertindak seolah-olah kau istriku Sulli, kau harus ingat siapa dirimu " Katanya dengan dingin. Sulli menatapnya dengan sedih, ia tak pernah melupakan statusnya, ia selalu ingat darimana ia berasal dan juga kenapa ia bisa disini, dan mendengar sendiri ucapan itu dari mulut Minho entah kenapa hatinya merasa tercubit, ia berbalik dan menarik selimut untuk dirinya, ia meninggalkan Minho yang masih menatapnya dengan tajam saat dirinya menyeret selimut untuk masuk kedalam kamar mandi dan menguncinya.

Ia menurunkan selimut yang tadi dipakai untuk menutupi tubuhnya, Sulli berjalan kearah shower dan menyalakan nya, rasanya ia ingin menggosok seluruh tubuhnya dengan aroma percintaan antara dirinya dengan Minho. Ia benci direndahkan tapi nyatanya ia sudah menjadi wanita jalang yang tubuhnya siap disantap bulat-bulat oleh Minho, ia bahkan terang-terangan menerima sentuhan pria itu. 

Air matanya jatuh bersamaan dengan air dari shower yang jatuh ditubuhnya, ia menggosok seluruh permukaan kulitnya hingga memerah, ia sangat benci dengan dirinya sendiri, disaat Chang Wook sedang berjuang untuk sembuh dan bangun ia terang-terangan menikmati sentuhan dari pria yang katanya sangat dibencinya tapi ia bahkan mau tidur satu ranjang dan menikmati percintaan panas dirinya dan Minho.

Ia terisak sambil jatuh tertunduk, ia memeluk lututnya dengan tubuh telanjangnya yang sudah memucat karena terlalu lama berdiri dibawah air dingin. Tidak ada yang melindunginya lagi, dirinya sendiri pun bahkan tak bisa. Ia sendirian, menghadapi Minho yang dingin dan penguasa. Ia bisa apa? 

Hatinya menjerit sedih, ia tak tahu apa lagi yang harus dilakukan olehnya, menjerit dan menantang Minho pun ia tak bisa. Ia hanyalah wanita lemah yang berdiri dengan topeng yang sok kuat, padahal kenyataannya ia lebih rapuh. Sulli mendongak, , ia menghapus air matanya dan mematikan shower yang terus mengguyur tubuhnya, ia tak boleh lemah dan cengeng, masih banyak kenyataan yang harus dilaluinya, dan bagaimana kekasihnya bisa kuat kalau ia sendiri lemah.

Ia bangkit dan meraih bathrobe, ia keluar dari kamar mandi dan mencari pakaiannya, ia putuskan untuk memakai dress sederhana berwarna kuning. Matanya bengkak karena terlalu lama menangis, ia merapihkan tempat tidur yang berantakan. Bantal, pakaiannya dan Minho yang berserakan lalu terakhir selimut tebal yang biasa dipakai. 

Minho masuk dan membuat Sulli kaget, pria itu masih bertelanjang dada dengan celana yang menggantung dipinggulnya, menambah kesan seksi dirinya, Sulli kembali pada aktifitasnya, ia tak mau menatap pria itu terlalu lama karena ucapannya yang dingin membuat hatinya selalu saja menjerit nyeri. 

Namun siapa sangka kalau Minho ternyata memeluk tubuhnya dari belakang. Aroma buah-buahan yang menguar dari tubuh Sulli membuat Minho mabuk, ia menyerukan kepalanya dileher milik Sulli, mencium wanitanya yang baru selesai mandi dengan rambut basahnya. Minho menahan tangannya yang hendak merapihkan selimut, hingga kini tangannya pun berada dalam pelukan pria itu. Sulli sungguh tak mengerti, terkadang pria itu bisa begitu romantis dan manis, tapi Minho kadang kejam dan dingin. Entah kepribadian apa yang dimiliki oleh pria itu yang membuatnya bingung.

" Maafkan aku sayang, aku tak bermaksud apa-apa mengatakan hal seperti itu " Ucapnya. Sulli mengangguk, karena ia sendiri tak tahu harus merespon seperti apa ucapan Minho. Minho membalik tubuhnya hingga kini ia bisa menatap mata wanitanya yang terlihat bengkak, siapa lagi yang membuatnya seperti ini kalau bukan dirinya.

" Jangan menangis, kau membuatku menjadi pria yang paling tolol sayang. Maafkan aku, aku berjanji tak akan mengatakan hal seperti itu lagi, kau wanitaku, wanita yang paling aku inginkan didunia ini " Ucapnya lagi. Kali ini Minho membuat air mata Sulli merebak kembali, Minho meraih dagunya dan mendongakkan kepalanya. Jangan sampai Minho kembali membuat Sulli nya pergi karena kebodohannya.

" Kalau bisa aku ingin merobek kontrak itu, aku ingin kau menjadi milikku sepenuhnya " Sulli masih diam, tapi air matanya terus menetes. Minho membawanya kepelukannya, dan tangisnya pun semakin kencang membuatnya kelabakan. Minho mengelus rambutnya, jujur saja ia tak pernah menangisi seorang wanita , dan seorang Sulli bahkan sudah bisa membuat perasaannya kacau dan tak terkendali.

" Tidak perlu merobeknya, aku tak masalah dengan kontraknya karena kau sudah membantuku lebih dari cukup " Katanya parau, Minho mengeratkan pelukannya. Sejujurnya ia benci dengan kontrak yang mengikat mereka.

" Tidak! Aku tidak mau kita ada karena kontrak. Aku ingin hubungan yang murni, ada karena kau mencintaiku, bukan dengan kontrak dan uang "

..tbc..

Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang