7. Bingung

995 91 22
                                    

Saat pintu ruang operasi terbuka Sulli langsung menerjang Dokter yang tadi menyapanya sebelum operasi berlangsung. Sudah satu jam ia menunggu didepan ruangan tersebut dan berdoa demi kesadaran kekasihnya. Ia mendekati dokter paruh baya itu dan hendak menanyakan kabar perihal kekasihnya lagi.

" Bagaimana keadaannya Dokter? " Tanyanya. Dokter itu tetap tersenyum padanya, tidak tahukan dia kalau Sulli cemas setengah mati menanti kabar kekasihnya sedari tadi.

" Benturannya cukup keras, pendarahannya tidak berhenti, tapi kami sudah menanganinya. Dan tinggal menunggunya sadar " Ucapnya. Sulli tersenyum dengan lega. Ia hampir jatuh terduduk lagi kalau tidak menopang dirinya pada pintu dibelakangnya.

" Apa dia sudah sadar ? " Tanyanya lagi. Wanita itu menghela nafas, ia menatap Sulli dengan serius sekali.

" Begini, apa pasien pernah bercerita padamu kalau dia pernah mengalami kecelakaan sebelumnya? " Sulli menggeleng, ia menatap dokter lebih serius lagi.

 " Kami memeriksanya dan melihat ada pembengkakkan diotaknya, mungkin sedikit lebih lama untuknya sadar, dan juga kita harus segera mengoperasi ginjalnya karena ia juga mengalami benturan diperutnya "

" Ginjal Dokter? " Dokter wanita itu mengangguk.

" Pasien dalam kondisi yang tidak stabil ditambah dia dalam keadaan kritis. Tapi lebih berbahaya lagi kalau tidak segera dilakukan tidakan " erang Dokter wanita itu. Sulli menghela nafas dengan lemah. 

" Berapa biayanya? " Cicitnya.

" Untuk prosedur operasi dan penanganan tadi beserta ruang perawatan , sekiranya anda harus punya uang sekitar dua ratus juta " Katanya membuat Sulli memejamkan matanya dengan sedih. Sulli lemas seketika, ia berhenti bekerja,dan mungkin siang ini ia harus kekantor Chang Wook untuk mengambil gaji pria itu.

" Tim kami sudah mengambil sampel darahnya untuk diperiksa lebih lanjut. Setelahnya dia akan dipindahkan lebih dahulu diruang intensif untuk tindakan lebih lanjut . Saya permisi" Terang Dokter wanita itu dan undur pamit, 

Tidak akan mudah melewati ini semuanya, ia sudah berhenti bekerja lalu dari mana pemasukannya. Memejamkan matanya, ia menatap ruang operasi yang belum terbuka. Ia harus pulang dan mengganti bajunya, setelah ini ia akan mengambil uang ditempat kerja prianya dan juga uang simpanannya. Walaupun tak seberapa ia harap masih bisa menutup biaya rumah sakit.

Ia berjalan melewati lorong dan membuat orang-orang disekitarnya menjadi takut karena penampilannya.Rambutnya sudah tak tertata rapi, ia pergi tanpa alas kaki dan juga matanya sembab dengan baju berlumuran darah, apalagi yang dipikirkan orang-orang selain menyebut dirinya gila. Ia tak peduli, Ia berdiri didepan loket administrasi dan memintanya slip pembayaran atas prianya.

" Tolong untuk dilunasi sore ini juga Nona, Pasien akan langsung ditangani untuk tindakan selanjutnya, dan juga anda perlu menyiapkan uang sebesar dua ratus juta untuk operasi ginjal yang harus segera dijalaninya " Ucapnya. Sulli mengangguk sambil tersenyum miris, ia keluar dan hendak mencari taksi , ia harus pulang dan membersihkan dirinya.

Didalam taksi pikirannya terus berputar, penyakit? Pria itu tak pernah mengeluh apapun, lagipula prianya selalu kelihatan bugar dan sehat tak pernah ada yang dikeluhkan apalagi soal penyakit. Chang Wook adalah pria tertutup, ceritanya hanya sekitar dia yang pernah tinggal dipanti asuhan saat orang tuanya kecelakaan waktu dirinya masih umur delapan tahun. Masa-masa mudanya dihabiskan untuk belajar walaupun harus tinggal di Panti Asuhan dengan penuh kekurangan.

Kini justru air matanya yang jatuh, apa yang harus ia lakukan, mencari pekerjaan tidak mungkin. Ia akan meminjam sedikit uang diperusahaan Chang Wook kalau memang bisa, walaupun ia sendiri tidak yakin , meminjam pada teman diperusahaannya ia tak berani karena tidak terlalu dekat, menjadi sekertaris seorang Choi Minho membuatnya jarang bergaul karena terlalu sibuk mengurusi jadwal pria itu.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang