9. (Season 2) Ending

1.3K 85 25
                                    


" Sayang.." Minho berteriak saat ia memasuki rumah besarnya. Dilihatnya keadaannya gelap dan tak ada tanda-tanda kehidupan satu orangpun disana. Ia masuk kedalam kamarnya, tapi sama sekali tak dilihat olehnya wajah istri cantiknya. Ia melempar tas kerjanya, membuka ikatan dasi yang terasa mencekiknya seharian ini, Ya, dia baru saja pulang setelah empat hari pergi ke Incheon untuk meninjau pembangunan swalayan baru, bisnisnya berkembang pesat dan mengalami kemajuan.

Maka dari itu ia meninjau langsung pembangunannya disana,ia tidak pulang membuat kekhawatiran sendiri karena harus meninggalkan istrinya yang tengah hamil. Ya, memasuki usia enam bulan dengan perut membesar membuat Minho semakin khawatir karena meninggalkannya. Apalagi kehamilannya begitu rentan, Sulli adalah wanita paling cengeng saat dirinya tengah hamil.

Ia sempat mengamuk saat Minho meminta izin untuk pergi , ia memang mengatakan padanya kalau dirinya akan pergi selama sepuluh hari , tapi ia bersyukur karena bisa pulang lebih cepat dari jadwal, ia tak tega meninggalkannya sendirian, apalagi istrinya itu tak mau menginap di rumah Donghae, Kakaknya. Ia rasa kedua suami istri itu bisa menjaganya , tapi istrinya menolaknya dan mengatakan ia akan baik-baik saja, walaupun ia meninggalkannya dalam keadaan kesal. Ia harap istrinya tak pergi lagi dari hidupnya.

" Sulli .. " Teriaknya lagi karena tak mendapatkan siapapun didalam kamarnya. Minho membuka pintu kamar mandi, sama sekali tak ada orang. Ia keluar dari kamarnya dengan terburu-buru, matanya mencari kepenjuru dapur,bersih seperti tak tersentuh. Ia kembali berlari lagi kesayap kanan rumahnya, ia hanya takut istrinya benar-benar pergi meninggalkannya. Ia berhenti saat menangkap suara televisi yang menyala. Ia berbalik dan melihat ruang menonton sama sekali tak ada orang tapi kondisi televisinya menyala. Apakah istrinya menontonnya? Tapi kemana dia?

Ia meraih remote untuk mematikannya, namun matanya menangkap sosok wanita cantik dalam balutan gaun tidur tengah berbaring dengan begitu pulasnya disofa besar. Minho terseyum, ia mendekati istrinya setelah mematikan televisi besarnya. Duduk diatas karpet lembut sambil mengusap kepala istrinya. Huh! Ternyata ia sangat merindukan wanita hamil ini, nyatanya perasaannya memang sama sekali tak bisa ditahan olehnya. Sulli selalu punya cara sendiri untuk menariknya, pergerakan tangannya membuat Sulli mengerjapkan matanya. Minho mengecup pipinya saat mata itu terbuka sempurna, ia tersenyum kecil, sedangkan Sulli seakan merasakan mimpi karena suaminya ada dihadapannya.

" Minho "

" Ya sayang "

" Kenapa sudah pulang? " Tanyanya. Minho mengusap rambutnya sambil membantunya bangun. Sial! Sesuatu mendesak dalam dirinya, apakah istrinya berusaha menggodanya dengan pakaian tidur setipis itu.

" Kamu tidak suka?" Baliknya. Sulli menggeleng dengan cepat lalu memeluk tubuh suaminya dengan erat. Minho membulatkan matanya, hei! Ia pria normal, dan dipeluk wanita cantik yang tengah dirindukannya, bagaimana darahnya tidak berdesir hebat, apalagi ia bisa merasakan dada bidangnya menempel erat pada bagian dadanya, ia akui semakin besar kehamilannya, ukuran payudaranya juga ikut membesar , mungkin karena istrinya akan menyusui nanti , begitulah pikirnya.

" Kenapa tidak tidur dikamar? " Tanyanya. Sulli melepaskan pelukannya, Minho duduk sambil mengelus perutnya yang tak rata lagi. Setelah malam itu, Minho lebih mencintai bayinya, setiap saat dirinya bersama istrinya ia akan menyempatkan waktu untuk mengelusnya, walau tak jarang ia akan berbicara didepan perutnya. Tiba-tiba rasa haru kembali hinggap dihatinya, ia mengelus rambut lembut suaminya. Minho menyelipkan tangannya diantara leher dan belakang tumitnya, ia menggendong istrinya kekamar mereka.

" Kalau tidur dikamar rindunya lebih terasa, aku tak mau tidur bertemankan bantalmu dan juga bajumu lagi " Akunya. Minho mendesah kecil lalu dirinya mendudukkan istrinya dipinggir ranjang.

Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang