7. (Season 2) Kawan Lama

918 77 23
                                    

Bibirnya melengkung membuat sebuah senyum yang membuat wajahnya berpancar begitu cantik. Sulli tak bisa menahan rasa gembiranya saat melihat dirinya tengah berada dalam dekapan erat Choi Minho, pria yang kini menjadi suaminya. Ia mencoba melepaskan tangannya yang berada diatas pinggangnya tadi, berarti ia tak bermimpi saat seorang pangeran membawanya tidur dalam dekapannya yang begitu hangat, dan nyatanya Minho memang melakukannya.

Sulli mengelus wajahnya, rahangnya ditumbuhi beberapa rambut halus yang menambah kesan seksi pada pemiliknya. Ia rasa Minho jarang bercukur akhir-akhir, kesibukannya ditambah dengan masalahnya mungkin membuatnya lupa kalau dia juga harus mengurus dirinya.

" Morning, Love "  Sapanya. Suara erangan halus terdengar dari bibirnya. Sulli melebarkan matanya, ia tak siap kalau harus berhadapan dengan Miinho yang kembali menatapnya dengan tajam. Dengan pelan ia mencoba melepaskan dirinya dari dekapan pria itu, namun bukannya senang ia malah takut sekarang ini. Dan saat mata itu terbuka Sulli dibuat terkesiap, ia menutup matanya sejenak untuk menarik nafas berat. Mata besar itu kembali terbuka dan ia benar-benar tak siap.

Ia melepaskan tangannya dari Sulli, wanita itu berbalik dengan wajah menahan malu, Sulli menarik selimut setinggi dadanya, rasanya ia ingin berguling dilantai untuk menutupi rasa malunya. Minho menatapnya dengan pandangan heran, apa ada yang salah dengannya? 

Ia merubah posisinya menjadi duduk, jam menunjukkan pukul tujuh dan sekarang adalah hari sabtu, Bersyukur karena ia bisa sedikit bersantai barang sejenak karena kesibukannya minggu ini, mulai dari terguncangnya perasaan karena Sulli kembali, pernikahan mereka dan sekarang ia harus satu ranjang dengan wanita yang memporak-porandakkan hatinya. Matanya mengekori wanita itu, ia tampak terburu-buru masuk kedalam kamar mandi, Minho segera turun dari ranjang. Ia mengikuti Sulli masuk kedalam kamar mandi.

Dilihatnya wanita itu tengah berjongkok didepan kloset, Minho menarik rambutnya yang menutupi wajahnya ke tubuhnya, tangannya juga memijat halus tengkuknya membuat Sulli meremang, Sama sekali tak jijik ia menatap Sulli dengan wajahnya yang memerah menahan malu, tangannya mendorong kecil tubuh besarnya namun Minho sama sekali tak beranjak dari tempatnya. Ia tak mau Minho  melihatnya dalam keadaan seperti ini, ia sangat malu hingga wajahnya memerah.

" Sudah baikan? " Tanya Minho. Sulli menggeleng lalu mendorong tubuhnya lagi.

" Pergilah, aku bisa mengatasinya sendiri " Bukan bermaksud mengusir hanya saja ia tak mau Minho melihatnya dalam keadaan seperti ini.

" Aku akan menungguimu sampai selesai " Ucapnya samar-sama dan sangat pelan. Sulli tersenyum kecil , Minho melepaskan rambutnya lalu menatapnya yang berlari kecil kearah wastafel, wanita itu mencuci wajahnya dan membasuh mulutnya juga. Minho mendekatinya dan menatapnya dari belakang tubuhnya.

" Kamu masih disini? " Tanya Sulli, tiba-tiba hatinya menghangat karena Minho tak beranjak dari sisinya.

" Jangan lari-lari seperti itu,bagaimana kalau nanti terjatuh? " Katanya dengan tajam, bukannya takut Sulli malah berbalik lalu menubruk tubuhnya yang bidang. Minho terkesiap saat Sulli memeluknya lalu berjinjit mengecup bibirnya. Ia menegang ditempatnya, tubuhnya kembali dikejutkan oleh kecupan tak terduga seperti semalam. Sulli memeluknya dengan erat tak peduli kalau pria itu akan marah karena kelakuannya yang terpenting sekarang hatinya menjerit senang karena keinginannya berhasil diwujudkan walaupun Minho sama sekali tak membalas pelukannya.

" Kamu liburkan hari ini? Bisa antar ke supermarket, aku ingin membeli beberapa bahan " Ucapnya. Minho mengangguk lalu Sulli melepaskan pelukannya.

" Sudah sana keluar, kamu mau ikut mandi bersamaku? " Tanya Sulli dengan berani, walaupun begitu hatinya bergetar dan wajahnya ikut memerah karena ucapannya sendiri.

Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang