Chang Wook menutup payung yang digunakan mereka untuk melindungi diri dari gerimis. Sebenarnya hanya gerimis kecil, anggaplah ia berlebihan karena ia hanya tak ingin wanita yang dicintainya sakit , Sulli adalah wanita yang gampang terserang demam. Tangannya terangkat untuk mengelus rambut kekasihnya yang berantakan, Sulli tersenyum , kini mereka sudah sampai didepan apartemen kecil yang disewanya untuk tinggal, hanya apartemen murah yang sesuai dengan gajinya perbulan.
Pria itu mengangsurkan kantung plastik yang diambilnya dari tasnya, hanya makanan kecil untuk mengganjal perut saat lapar, ia sebenarnya ingin mampir dan melakukan makan malam kecil bersama kekasihnya namun ada sesuatu yang harus ia urus dan sedikit memakan waktu membuatnya tak bisa melakukan demikian.
" Mampirlah sebentar " Tawar Sulli , pria itu menggeleng kecil. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh dan satu jam lagi tempat yang ditujunya segera tutup jadi ia harus bergegas.
" Besok pasti aku akan mampir, jangan lupa makan malammu sayang " Ucapnya. Sulli mengangguk lalu tubuhnya maju untuk memeluk tubuh tegap kekasihnya yang sudah dikencaninya selama dua tahun itu. Ia sebenarnya masih ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama kekasihnya itu tapi sepertinya pria itu tengah sibuk.
" Janji kan kau akan mampir "
" Janji seorang pelaut, cepatlah masuk. Jangan lupa memakai jaketmu cuacanya sedang dingin aku tak mau kau terserang demam " Ucapnya sambil melepaskan pelukannya. Sulli mengerti dengan sikap cerewet kekasihnya itu, ia berjinjit untuk meraih bibir kekasihnya itu melumatnya pelan lalu tak lama melepaskannya hal itu membuat Chang Wook tersenyum senang.
" Aku mencintaimu Oppa "
" Aku lebih mencintaimu sayang, cepat masuk. Aku akan menelfonmu nanti " Janjinya. Sulli mengangguk, ia melambaikan tangannya pada kekasihnya dan Chang Wook membalasnya dengan perasaan senang luar biasa.
Sulli masuk kedalam apartemennya dengan perasaan luar biasa bahagia, ia menaruh tasnya ditempat biasanya ia taruh, langkahnya menuju lemari pakaiannya untuk mencari pakaian tidur yang hangat karena cuacanya sedang dingin, ponselnya bergetar ia langsung menekan tombol hijau sambil menarik pakaian tidur untuknya. Ia menjepit ponselnya diantara pipi dan pundaknya.
" Apalagi Oppa, kau tadi menyuruhku untuk makan malam dan .. "
" Oppa? " Suara disebrang sana terdengar berat dan dalam, Sulli meneguk ludahnya, pakaiannya dijatuhkan begitu saja dan ia melihat siapa yang tengah berada dalam panggilannya. Itu adalah Bosnya.
" Maaf Tuan Choi, saya tidak tahu kalau anda yang menelfon " Katanya dengan nada menyesal.
" Kukira panggilan itu cukup bagus untukku " Ucapannya membuat Sulli tercengang namun ia berdehem untuk mengusir kegugupannya.
" Maaf Tuan Choi saya sungguh tidak tahu, jadi apa ada yang bisa saya bantu ? " Tanyanya sesopan mungkin. Pria itu tertawa kecil, sedangkan Sulli terus saja dibuat bingung.
" Kebetulan sekali aku lewat didepan apartemen kamu, bisakah aku mampir dan aku juga membawakan beberapa makanan untuk makan malam " Ucapnya. Sebenarnya tak enak kalau menolak ajakan dari Minho, apalagi dia adalah bosnya, tapi Chang Wook akan marah kalau tahu Minho berada disini padahal pria itu sudah berpesan setelah makan malam ia harus tidur.
" Sulli, kalau kau memang kau tak memperbolehkanku mampir aku tak masalah " Ucapnya lagi , nadanya terdengar kecewa membuat Sulli tak tega.
" Saya akan menjemput Tuan dibawah " Katanya sambil mematikan ponselnya.
Minho tersenyum dalam hati, usahanya mengikuti mereka berdua memang tak sia-sia. Setelah melihat pria itu pergi ia terburu-buru melancarkan rencananya. Dan disinilah dia sekarang didepan apartemen sederhana dan terlihat biasa saja dimana wanita yang diam-diam mencuri perhatiannya itu tinggal.
Ia tersenyum saat melihat wanita itu berjalan kearahnya , bisa ia asumsikan kalau Sulli belum membersihkan dirinya karena ia masih mengenakan Rok diatas lutut dan kemejanya persis seperti pakaian yang dikenakannya tadi. Minho berjalan dengan karisma yang dimilikinya, ia menghampiri Sulli yang tengah menunduk hormat padanya, apakah ia harus seformal itu saat diluar kantor?
" Apa aku mengganggumu Sulli ? " Tanyanya pada wanita cantik itu, Sulli menggeleng dengan cepat.
" Tidak sama sekali Tuan, ayo masuk " Ungkapnya, mereka masuk kedalam lift , suasana disana terasa canggung apalagi ini pertama kalinya ia berhadapan dengan bosnya sendiri diluar kantor apalagi bosnya itu sedang dalam kunjungan ke Apartemen kecilnya.
Mereka keluar saat lift sampai dilantai dua, mereka berdua keluar dengan Sulli yang menuntun jalan. Setelah menscan card Sulli mempersilahkan Minho masuk, Minho bisa mencium langsung wangi tubuh Sulli didalam apartemen kecil tersebut, Saat Sulli menutup Pintu ia mempersilahkan duduk Minho disofa kecil miliknya sedangkan dirinya menuangkan air minum untuk pria itu.
Minho meneliti ruang tamu sederhana itu, foto kedua orang tuanya yang terlihat usang, foto Sulli saat kecil dan saat dia masih berseragam sekolah. Tak ada satupun foto milik orang tuanya saat ia beranjak dewasa. Dan matanya menangkap potret Sulli dengan kekasihnya itu, ia membuang wajahnya mengusir rasa panas dihatinya. Sulli kembali dengan segelas air ditangannya, ia menyerahkannya pada Minho dan pria itu tersenyum sangat tampan membuatnya berdebar. Bagaimana tidak, pria itu sudah menanggalkan jasnya sehingga menyisahkan kemeja putih polos dengan ukuran yang sudah sempit sehingga mencetak dadanya yang bidang.
Sulli menggeleng berusaha mengusir keterpesonaan yang sedang hinggap itu, ia sudah memiliki seorang kekasih, tak sepantasnya ia berpikiran seperti itu.
" Maaf untuk tempat yang kurang layak untuk anda Tuan, inilah apartemen kecil saya " Ucapnya. Minho menggeleng, karena menurutnya walaupun tempat ini kecil dan sederhana ia akui kalau dirinya merasa nyaman apalagi ruangan ini penuh dengan parfum yang dipakai oleh Sulli.
" Tolong jangan seformal itu, cukup Minho saja. Atau kalau kau mau memanggilku Oppa, aku tak masalah " Katanya , Sulli memerah, wajahnya memanas sambil tersenyum malu pada Minho, sedangkan Minho mengulas senyum, ia menyukai Sulli yang tersipu karena ucapannya. Namun rahangnya kembali mengetat kala mengingat Sulli mungkin tak hanya tersenyum malu pada pujiannya tapi juga kekasihnya.
" Saya merasa tak enak hati Tuan, maaf untuk yang ditelfon tadi "
" Tapi sejujurnya aku suka, apalagi kalau kau memanggil namaku seperti itu tepat didepanku " Katanya, Sulli menatapnya hingga pandangan mereka beradu, Minho yang tengah menatap intens Sulli membuat jantungnya kian berdebar.
Sulli menunduk lemah, ia tak boleh terpesona, terburu-buru ia membuang pandangannya. Ia harus menguatkan hatinya kalau masih ada Chang Wook, pria yang sangat dicintainya.
" Saya.. Saya sudah mempunyai seorang kekasih Tuan, tidak sepantasnya Tuan membicarakan hal itu " Kilahnya, anggaplah ia tak sopan, tapi ia ingin Minho tak terlalu menaruhnya pada situasi sulit. Ia sangat mencintai Chang Wook, kekasihnya, prianya.
" Aku tidak peduli , selama kau belum menikah masih banyak kesempatan kan? " Ucapnya membuat Sulli membisu.
..tbc..
![](https://img.wattpad.com/cover/120264902-288-k110626.jpg)