2. Masalah

1.2K 98 20
                                    

  " Habiskan makan malammu Sulli, aku harus pulang "  

 Ucapan seorang pria dari ujung telfon kekasihnya membuat ia tak terlelap semalaman. Ia tahu kalau Sulli menelfonnya bahkan sampai puluhan kali namun sengaja ia tak mengangkatnya. 

Hatinya menuntut penjelasan namun egonya lebih kuat menguasainya, ia tak ingin sesuatu yang sedang dipikirkannya menjadi kenyataan. Sulli tak mungkin berpaling darinya, mereka sudah merencanakan masa depan bersama dan ia tak ingin hanya karena masalah ini semuanya berantakan.

Ia membuka sebuah kotak beludru berwarna merah yang ada ditangannya , sebuah cincin manis yang akan dihadiahkan olehnya di Anniversary ke tiga mereka tepatnya dua hari lagi. Ia berniat melamar kekasihnya, yang tak lain adalah Sulli. Walaupun hanya berkerja sebagai pegawai biasa dibank swasta tapi uang yang didapatkannya selalu berhasil ia tabung walaupun sedikit dan memakan waktu.

Kalau ia anak dari keluarga berada mungkin ia sudah melamar Sulli dari saat-saat pertama mereka bertemu, sayang sekali takdirnya tak semulus itu. Ia harus bekerja keras hingga mengambil part time tanpa diketahui Sulli dimalam hari. Ia ingin segera meresmikan hubungan mereka.

Ponselnya bergetar, ia harus kembali menelan pahit kala kata-kata itu masih terus terngiang. Sulli menelfonnya, seharusnya ia memang mengantarnya berangkat bekerja. Tapi ia yakin Sulli bisa sendiri, wanita itu cantik, pintar dan mandiri . Namun saat melihat hujan yang turun sedikit deras membuatnya mendesah pelan. Bunyi pesan masuk terdengar, itu dari Sulli, ia membukanya dengan cepat.

" Aku minta maaf karena masalah semalam, aku berani bersumpah kalau itu adalah Bosku yang mampir kerumah karena ada beberapa pekerjaan, tolong angkat telfonku, aku merindukanmu Oppa " Bunyinya. Pekerjaan? Pekerjaan kenapa suara itu terdengar begitu mendominasi, seakan-akan Sulli adalah miliknya. Ia meninggalkan pesan Sulli tanpa membalasnya sedikitpun. Ia memasukkan lagi ponselnya kedalam tasnya dan kembali pada pekerjaannya.

Sulli harus menelan kecewa saat Chang Wook hanya membaca pesannya tanpa mau membalasnya. Ia diam dimeja kerjanya. Sudah hampir jam istirahat tapi ia sama sekali tak mau bersemangat. Ia menaruh ponselnya sambil menaruh pipinya dimeja kerjanya. Hari ini sangat melelahkan, dia tak ikut meeting karena pakaiannya kotor dan hal itu membuat Minho marah. Ia berusaha tenang, pria itu memang pria bertempramen buruk tapi ia sengaja menjauhinya, ia tak ingin kejadian yang kedua kalinya terulang. 

Suara pintu terbuka terdengar, ia mencoba memejamkan matanya. Ia tak ingin melihat Minho, pria itu pasti akan mencari-cari alasan untuk mencercanya. Mungkin berpra-pura tidur membuat pria itu sadar kalau ia memang sedang tak ingin diganggu sama sekali.

Minho melihat sekelilingnya yang sudah sepi, jam memang sudah menunjukkan pukul dua belas lewat dan bisa dia asumsikan kalau orang-orang pasti sedang mengantri untuk makan dibawah. Ia melirik Sulli, wanita itu sama sekali tak bisa membohonginya, ia mendekat dan berjongkok didekat wanita itu, nafas memburu wanita itu membuat Minho sangat yakin kalau Sulli memang sedang berpura-pura demi menghindarinya, dan mengetahui itu Minho semakin gencar membuat wanita itu benar-benar bertekuk lutut padanya.

Minho mengusap lembut dahi Sulli, tubuh menegang wanita itu membuat Minho tersenyum dalam hati. Tangannya makin berani mengelus pipi halus nan putih milik Sulli. Darah berdesir didalam tubuhnya, bukan hanya membuat perasaannya bergetar , Sulli pun membuat sesuatu dalam dirinya bangkit. Sial! Ia mendekatkan wajahnya, bibir ranumnya yang berwarna pink membuat Minho ingin sekali menciumnya , hanya tinggal beberapa inci lagi ia meraihnya namun ia harus dihadapkan pada mata sayu milik wanita itu yang tengah melebar menatapnya.

Minho harus jatuh terduduk saat Sulli mendorong bahunya menjauh. Ia menatapnya tajam, tak berbeda dengan Sulli yang kini menatap Minho dengan pandangan tak percaya. Ia tak tahu kalau Minho bisa senekat itu, apalagi sekarang mereka sedang dikantor dan perlakuan kurang ajar Bosnya itu membuat Sulli tak yakin bisa terus mempertahankan posisinya disini. Ia lebih baik mengajukan surat pengunduran diri daripada harus mendapat pelecehan dari Minho, Yang tak lain adalah bosnya sendiri.

Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang