1. Pendekatan

1.4K 102 16
                                    



Sulli makan disebuah meja kecil beralaskan karpet seperti biasanya. Pria didepannya itu tampak nyaman sekali padahal tak sepantasnya pria itu ada disini dan makan dengan keadaan seadanya seperti ini.

Beberapa kali ia melayangkan pandangan tak enak hati, mungkin sekarang-sekarang ini ia belum bisa mentraktir pria itu makan enak, tapi yang lebih tak enak lagi adalah jutsru pria itu yang membawakan makanan untuknya bukannya dirinya.

Walaupun perkataan pria itu masih terbayang ia harus bisa menganggapnya angin lewat saja , ia tak mungkin menerima perasaan pria itu, walaupun dari awal ia tak menolak pesona Minho. Ia sudah memiliki kekasih yang begitu mencintainya, tak mungkin hanya karena ucapan pria itu yang mengatakan suka padanya ia langsung goyah.

" Kau tidak suka makanannya? " Tanya Minho yang hanya melihat Sulli mengaduk-aduk makanannya. Sulli menggeleng dan tersenyum tak enak hati, sejujurnya ia tidak nafsu makan apalagi setelah ucapan pria itu yang terus membayanginya.

" Ini enak sekali, terima kasih banyak "

" Tidak usah sungkan, makanlah yang banyak kau terlihat kurusan " Ungkapnya jujur. Sulli sampai menahan malu dibuatnya. Getaran diponselnya membuatnya menoleh, dilihat nama pemanggilnya yang sedari tadi ditunggu olehnya.

Ia pamit untuk mengangkat telfon, Minho berasumsi kalau kekasihnya itulah yang menelfon Sulli dan membuatnya meninggalkannya. Dilihatnya Sulli yang berdiri didekat jendela lalu menutupnya.

Sesekali wanita itu tersenyum sambil tersipu malu, ia diam sambil mengunyah makanannya. Dilihatnya makanan Sulli yang masih utuh, apakah ia terus memikirkan prianya selama bersamanya. Sial! Ia harus ekstra keras karena saingannya itu bukanlah pria sembarangan.

" Habiskan makan malammu Sulli, aku harus pulang " Ucapnya membuat Sulli menoleh dengan wajah membatu. Dalam hatinya ia tersenyum licik, suaranya yang keras mungkin saja bisa sampai sebrang dan membuat mereka bertengkar. Itulah sedari tadi yang ingin ia lakukan, ia tak suka dicueki dan terus-menerus diduakan oleh wanitanya. Ia i ngin Sulli sekali saja berpaling padanya.

Sulli berbalik setelah menurunkan telfonnya, ia menatap Minho dengan pandangan tak terbaca. Sedangkan Minho menatap lurus dikedalaman matanya, ia ingin Sulli merasakan bagaimana rasanya menjadi dirinya.

" Maaf Tuan, tapi tadi ... "

" Aku tak mau mendengar apapun, kuharap kau tak telat besok karena kita ada meeting. Terima kasih sudah mau menjamuku " Katanya, ia berdiri sambil merapihkan kemejanya.

" Tidak Tuan, seharusnya saya yang berterima kasih, atas makan malamnya dan juga semuanya " Ucapnya sebagai balasan. Minho maju selangkah untuk bisa melihat wanitanya dari dekat. Harum tubuhnya menguar diindra penciumannya membuat dirinya terusik. Ia begitu mendamba tubuh Sulli namun apa daya, ia harus bersabar, pertama-tama ia harus menyelidiki lebih dulu siapa pria yang menjadi kekasihnya itu.

Tangannya meraih pinggang Sulli dengan cepat, Sulli terkesiap saat dirinya benar-benar tak siap saat ia jatuh tepat diatas dada bidang Minho. Pria itu begitu keras dan berotot membuatnya harus menahan nafas. Matanya menatap Minho tak berani , pria itu punya mata setajam elang dan bak mencari mangsa. Namun tangannya tak tinggal diam karena ia harus cepat keluar dari rengkuhan pria dihadapannya ini.

" Diam Sulli, biarkan seperti ini dulu " Katanya. Ia ingin memeluk Sulli namun Sulli berusaha keras agar keinginannya itu tak terwujud.

" Akan ada berita tak mengenakan kalau ada yang melihatnya Tuan, kumohon lepaskan " Katanya masih sesopan mungkin. Tapi Minho malah makin mencengkram pinggangnya.

" Tidak ada yang gratis didunia ini sayang, setidaknya jadilah kekasihku " Sahutnya dan hal itu membuat pipinya terhempas begitu keras kesamping. Minho terkesiap saat Sulli mengangkat tangannya untuk menamparnya.

Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang