3. Aku membutuhkanmu

1.2K 95 14
                                    

Ia tak peduli walaupun kakinya merah dan bajunya sudah basah karena tertimpa hujan deras, bahkan ia ingin menggosokkan seluruh tubuhnya diaspal kala mengingat pelecehan yang dilakukan Minho padanya.

Lima kilometer lebih ia berjalan demi bisa sampai didepan kantor kekasihnya, Chang Wook. Sulli terdiam saat merasakan lututnya sangat lemas, tinggal beberapa meter lagi, tinggal menyebrang ia sudah sampai didepan gedung tiga lantai yang tak lain adalah Bank swasta tempat kekasihnya itu bekerja.

Saat lampu untuk pejalan kaki menyala ia harus merasakan lututnya yang terasa kebas, dingin nya air hujan yang merasuk kepori-pori kulitnya sama sekali tak ia pedulikan. Yang akan dilakukannya adalah minta maaf pada Chang Wook dan berharap pria itu masih mau menerimanya.

Didepan salah seorang penjaga keamanan ia berdiri dengan senyum masam, bibirnya biru karena dingin, tangannya sudah keriput dan juga matanya sembab karena menangis, pria paruh baya itu membawakan payung padanya dan menyuruhnya masuk ke Pos keamanan. Pria itu memberinya segelas air hangat pada Sulli membuat wanita itu menunduk lemah. Pria itu menatap wajah cantik yang pucat didepannya. mulutnya sudah tak sabaran ingin bertanya.

" Ada yang bisa saya bantu Nona? " Tanyanya, Sulli mengangguk dengan cepat sambil menurunkan gelasnya.

" Bisakah aku bertemu dengan Chang Wook, bantulah aku ini penting sekali " Pintanya dengan sungguh-sungguh. Pria itu mengangguk lalu ia dengan cepat bangkit dan tangannya meraih gagang telfon.

" Tolong telfon Tuan Chang Wook, ditempatku adalah seorang wanita mencarinya " Sulli mendengarkan dengan seksama.

" Ya, kurasa kekasihnya. Tolong katakan untuk membawakannya jaket, pakaiannya basah " Ucapnya lagi. sulli meneliti penampilannya, benar! Persis seperti kucing yang tercebur diselokan. Pria itu mematikan telfonnya ,Sulli tersenyum kecil padanya.

" Terima kasih Tuan "

" Tidak masalah selama aku masih bisa membantu, tunggulah sebentar priamu akan segera turun " Katanya. Sulli memerah , prianya? Kenapa ia mesti malu sudah sering Sulli mendengar panggilan itu. Pria paruh baya itu permisi untuk kekamar kecil, Sulli mengangguk sambil mengucapkan terima kasih kembali.

Matanya terpejam sebentar, kepalanya sudah sangat pusing, ia harus kuat, ia harus menjelaskan semuanya pada Chang Wook perihal telfon semalam atau pria itu akan salah paham. Dan mengingat pria yang sudah memporak-porandakkan hatinya membuat matanya memanas, ia masih belum percaya kalau Minho, bisa bertindak seperti tadi, padahal pria itu adalah bos yang sangat dihormatinya, ia akan menurut kalau pria itu masih berlaku sopan, tapi melakukan hal seperti tadi membuat kepalanya hampir pecah, bukan hanya menjatuhkan harga dirinya saja tapi pria itu sudah merobek hatinya.

Sulli terdiam, lalu matanya menangkap sosok yang begitu ditunggu-tunggu olehnya, ia berdiri saat melihat Chang Wook berlari menembus hujan menghampirinya dengan cepat. Tubuh kekarnya menubruk tubuh Sulli dengan cepat, Sulli memejamkan matanya sambil membalas pelukannya, inilah yang dibutuhkannya, seorang yang mampu meraihnya dan melindunginya.

Pria itu melepaskan pelukannya, meneliti wajah kekasihnya yang memucat, untung dia mendapat izin untuk bisa pulang. Karena ia khawatir sekali saat mendengar ada seorang wanita yang menunggu dibawah dalam keadaan pakaian yang basah kuyub. Dan benar saja, kekasihnya tengah duduk sambil memejamkan matanya, ia merasa bersalah sekali karena tak bisa melindungi Sulli. Tangannya menangkup wajah wanita yang begitu dicintainya, matanya terlihat sembab walau ia bisa menutupi dengan setetes air hujan yang hampir mengering diwajahnya.

" Apa yang kau lakukan? Kau tidak tahu sedang hujan deras kenapa pergi kesini? " Tanyanya. sulli menunduk lemah, bisakah pria itu membawanya pulang lebih dahulu baru bertanya, kakinya sudah sangat sakit dan bahkan berdiri lama saja tidak mampu.

" Aku.. Aku ingin pulang. Aku tidak akan bekerja disana lagi kalau Oppa tidak suka. Maafkan aku sudah menerima tamu semalam, tapi aku berani bersumpah kalau itu adalah Tuan Choi, bosku sendiri. Kami tak melakukan apapun " Ucapnya, Chang Wook menghela nafas, ia menghapus air mata kekasihnya yang ada diwajahnya.

" Aku memang marah, tapi sekarang tidak lagi. Maafkan aku juga yang tak bisa mengertimu. Tapi kau harus tetap bekerja sayang "

" Tidak! Aku tidak akan bekerja lagi disana, bisakah kita pulang dan membuat surat nya sekarang " katanya membuat Chang Wook semakin bingung. Ia merasa semuanya ada kaitannya dengan kekasihnya yang tiba-tiba saja datang kesini padahal masih jam kerja. Chang Wook mengangguk, ia menyampirkan jaket untuk Sulli. Mereka keluar menembus hujan, tangannya merangkul bahu Sulli, melindunginya dari satu sisi, sedangkan tangan satunya menyetop taksi yang lewat.

Setelah menyebutkan alamatnya taksi melaju menembus hujan yang turun semakin deras, tubuh Sulli mendekat pada kekasihnya mencari kehangatan. Pria itu memeluknya dengan erat , ia sama sekali tak takut kalau pakaiannya akan ikut basah karena memeluk kekasihnya. Dan sesuatu membuatnya sadar, ia menatap Sulli membuat kening wanita itu mengkerut.

" Dimana tas dan ponselmu ? "

" Aku meninggalkannya disana, aku sungguh-sungguh akan surat pengunduran diriku. Aku janji akan mencari pekerjaan baru lagi dan tak akan kembali lagi kesana " Ungkapnya. Chang Wook tidak mau mendengarkan itu, ia ingin Sulli jujur akan apa yang sudah terjadi.

" Apa dia menyakitimu sayang? " Tanyanya membuat Sulli menoleh, Sulli menggeleng sambil menghela nafas. Ia tak ingin mengingatnya lagi, biarkan yang tadi menjadi angin yang berlalu. Ia membenci Choi Minho, membenci semua perlakuan buruk pria itu padanya.

" Katakan maka aku akan menemuinya "

" Aku baik-baik saja, sungguh " Katanya bersikukuh untuk tak berkata jujur. Ia tak ingin ada pergolakan lagi karena mengadu hal-hal yang membuat prianya berada dalam masalah. Minho punya kekuasaan biarlah semuanya terbawa oleh derasnya air hujan yang turun. Ia pasti bisa melupakan kejadian tadi.

Tak berapa lama taksi berhenti didepan gedung apartemennya. Kakinya yang terasa linu membuatnya sedikit susah berjalan. Namun ia tetap memaksakannya dan berjalan hingga sampai pada pintu apartemennya.

Chang Wook membawa Sulli masuk , wanita itu langsung masuk kedalam kamarnya dan mandi untuk mengganti pakaiannya. Ia menyuruh wanita itu memakai sesuatu yang hangat karena cuaca sedang dingin. Chang Wook masuk kedapur untuk membuat dua gelas teh hangat untuk mereka berdua, ia pun sama dinginnya dengan Sulli.

Tangannya dengan cekatan membuatnya seakan hal itu sudah menjadi hal yang biasa untuknya. Ia duduk diruang tamu sambil menyalakan penghangat ruangan, sebelah tangannya meraih remote untuk menyalakan televisi. Tak lama Sulli keluar dengan pakaian rumahan sederhana dengan sweater kebesaran miliknya yang memang sengaja ditinggal untuknya.

Sulli duduk disampingnya, pria itu merentangkan tangannya untuk merangkul Sulli , wanitanya menelusupkan kepalanya didadanya yang bidang.

" Sudah cukup hangat ? " Tanyanya, Sulli mengangguk sambil menatap Chang Wook dengan mendongakkan kepalanya.

" Karena Oppa disini jadi aku sudah cukup hangat " Godanya, Chang Wook menyentuh hidungnya dengan jarinya. 

" Apa bosmu tidak marah kau pergi dari kantor ? "

" Aku sudah tak peduli, aku hanya membutuhkanmu disini " Katanya sambil menarik rahang Chang Wook, ia menuntun bibir pria nya langsung pada bibirnya, Mendapat respon baik Chang Wook mulai berani mencium Sulli dengan dalam, memejamkan matanya ia mulai menikmati lumatan kecil dari kekasihnya.

Tangannya merangkum wajah Sulli untuk memperdalam ciuman mereka. Sulli melenguh pelan , tangannya melingkar erat dipinggang milik kekasihnya. Namun suara bel yang terdengar tak sabaran membuatnya sedikit tak suka. Mereka melepaskan ciumannya saat nafas mereka sama-sama habis.

Sulli meraih udara sebanyak-banyaknya, sedangkan Chang Wook segera bangkit saat mendengar bel masih terdengar. Sulli merebahkan dirinya pada sofa empuk diruang tamunya, ia menyentuh bibirnya dua kali selama sehari ini dia dicium oleh pria yang berbeda dan semuanya membuat perasaannya makin campur aduk. Ia memejamkan mata, ia merasa yang datang adalah seseorang dari binatu yang mengantar pakaiannya.

 Sedangkan Chang Wook dibuat kaget  dengan siapa tamu yang datang, seorang pria?  Dan pria itu membawa tas serta ponsel yang ada ditangannya. Semuanya milik kekasihnya.

" Bisakah saya bertemu Sulli, dia meninggalkan semua barang-barangnya dan juga pergi dijam kantor " Katanya.

..tbc..

Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang