(Season 2) PROLOG

680 85 31
                                    


" Ueekkk! " Sulli berlutut diatas toilet duduk sambil memegangi perutnya. Sudah satu bulan berlalu sejak Sulli meninggalkan Minho. Kekasihnya pun belum sadarkan diri. Dan sudah tiga hari ini nafsu makannya menurun drastis, ia seperti kehilangan dirinya dan berat badannya. 

Ia terdiam cukup lama sebelum menutup penutup toilet diapartemennya. Matanya buram karena air matanya mengumpul. Ini tidak mungkin, ia bahkan tak berani melakukannya karena tak ingin menerima kenyataan. Apa benar dia hamil? Ia tak pernah berfikir untuk memakai pengaman saat bersama Minho, nafsu membutakan mereka berdua hingga mereka selalu saja kehilangan kendali. Ia yang bersikap seperti jalang dan MInho yang mempunyai nafsu kelewatan.

Mengingat Minho sudah sebulan ini mereka kehilangan kontak, bukan kehilangan. Sulli mengganti nomer ponselnya dan membiarkan laki-laki itu tak terobsesi padanya lagi. Ia lelah, sangat lelah berada diantara hati dan pikiran yang terus bercabang karena nya. Tapi tak bisa ia pungkiri kalau ada sebuah perasaan terselip untuknya, ia tak menyangkal, Minho memang hadir diantara rasa sakit dan keputus asaan yang menderanya, pria itu mengisinya dengan perasaan hangat yang mengalir kala jari mereka bersentuhan, kala diri mereka menyatu dalam pusara gairah yang tak ada hentinya, dan diantara mata berkilat marah saat Sulli membantah keinginannya. Ia merindukannya.


" Kamu  bahkan membelengguku, aku membencimu Choi Minho " Isakannya lolos semakin kencang, tak bisa dipungkiri kalau dirinya menolak keras dipenjara dalam apartemennya. Ia tak suka kala Minho menghukumnya, dengan tatapan tajam, dengan ucapan setajam pisau dan juga bibirnya yang terus merapal makian untuknya.

" Tapi aku mencintaimu bodoh! Ya, kamu yang bodoh Sulli "

Ia terisak begitu pilu, menyisahkan kenangan-kenangan indah yang pernah dilewatnya bersama pria kejam itu. Sampai kejadian sebulan yang lalu terpatri jelas dibenaknya, saat pandangan terluka itu terlihat sewaktu dirinya pergi dari ruangannya. Walaupun Minho mengancam , ia yakin Minho masih punya belas kasihan padanya.


" Bagaimana ini? Bagaimana kalau aku hamil? " BIbirnya merapal kata-kata yang sama sekali tak ingin ia ucapkan. Ia takut. Tubuhnya bergetar kala hatinya terus meneriakkan nama Choi Minho, bukan nama Chang Wook yang kini masih terbaring lemah diranjang perawatannya. Sudah dua minggu ia tak kesana. Ia takut, ia takut kalau pria itu bangun tatapannya berubah padanya, ia takut pria itu tak akan mencintainya lagi saat dirinya tahu kalau Sulli, wanitanya sudah menjual dirinya pada pria lain.

" Aku harus bagaimana? " Ia bangkit dari posisinya dan keluar menuju toilet, bau harum masakan yang sangat khas tercium diindra penciumannya. Sulli menutup hidungnya, ia bersiap ingin muntah lagi tapi suara gagang pintu yang diputar membuatnya waspada. Wanita itu terlihat sangat cantik dengan apron yang menggantung dilehernya, ia berdehem dan menetralkan detak jantungnya. Buru-buru ia menghapus air matanya yang tadi sempat meleleh kembali kala nama pria itu masih terpatri jelas dibenaknya.

" Selamat pagi! Kau pucat sekali Sulli, astaga " Terburu-buru ia mendekati Sulli, sudah satu bulan ia tinggal bersama wanita cantik dihadapannya ini. Yoona mengenalkannya Karena wanita itu adalah adiknya.

" Aku bawakan roti panggang dan beberapa buah. Kau tidak keluar kamar semalaman dan aku khawatir sekali " Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan friendly membuat Sulli nyaman bersamanya. Krystal, siapa tahu kalau wanita itu seumuran dengannya. Walaupun begitu ia tetap saja malu-malu kalau melihat wajah cantiknya yang selalu berbinar dengan senyum diwajahnya.


" Eonni bilang akan mampir kesini, aku menelfonnya karena khawatir padamu yang tidak keluar kamar. Mandilah dan sarapan aku ada dikamar kalau kamu membutuhkanku " Ucapnya sambil menaruh baki yang berisi buah, roti dan Susu, Sulli menatapnya tanpa minat. Ia menatap Krystal yang hampir pergi.

" Tunggu "

" Ya "

" Terima kasih banyak, maaf aku belum bisa membalasnya " Ucapnya sendu.

" Cukup dengan menjadi temanku, itu sudah membuatku senang sekali " Sahutnya. Krystal hampir pergi tapi langkah terburu-buru dan gebrak pintu yang terdengar begitu nyaring membuatnya berbalik, ia menatap Sulli yang tengah berjongkok didepan toilet. Sialan! Dia mual-mual, apakah dia hamil?


Krystal membantu Sulli dengan memijat tengkuknya, wanita itu pernah mengalaminya, maka dari itu ia bisa menebaknya dengan tepat. Sulli mendongak saat muntahannya sudah memenuhi toilet, persetan! Itu bukanlah muntahan, melainkan cairan dari dalam perutnya yang terus bergejolak. Sulli menatap Krystal dengan raut wajah tak terbaca, wanita itu meneliti Sulli yang masih diam dan saling pandang.

Krystal sudah punya seorang anak yang lucu dan menggemaskan, umurnya masih satu tahun dan namanya Jae Hwan. Kini anaknya sedang berada di New York bersama suaminya, sedangkan dia yang bekerja sebagai model tengah kembali kekampung halamannya untuk beberapa pemotretan dan menjalankan misi penting dari kakaknya. Ya, dia sudah sepenuhnya mengetahui kondisi Sulli, sampai hubungannya dengan ipar kakaknya itu. Tapi dirinya tak tahu kalau wanita sepolos Sulli bisa begitu arogan mengambil keputusan seperti itu. Oh tentu saja, ia pasti akan melakukan hal yang sama kalau ada diposisi wanita itu.

" Kamu hamil? " Pertanyaan dari wanita itu membuat Sulli menegang, refleks tangannya menyentuh perutnya yang rata. Rasa mualnya sudah berangsur hilang tapi tidak dengan perasaan tegang yang selalu datang menghampirinya.

" Aku tidak tahu " Cicitnya membuat wanita cantik itu menghela nafas panjang.

" Kamu tidak pernah pakai pengaman, atau pil pencegah kehamilan? " Sulli memerah. Kapan ia dan Minho memakainya. Pria itu bahkan tak pernah menyuruhnya mengomsumsi pil pencegah kehamilan , dan kejadian waktu dirinya dibelenggu Minho setelah mengetahui semuanya membuat darahnya mengalir deras. Sial! Masa suburnya. Sulli menggeleng dengan cepat.

" Kamu bodoh yah? Pasti dia jadi " Tunjuknya pada perutnya. Sulli keluar dari kamar mandi, tangannya menyentuh pipinya yang basah dengan air mata, entah kapan ia menangis tapi ia sudah tak bisa menahannya lagi. Krystal meraih tangannya dan menggenggamnya, Sulli menunduk takut-takut, ia tak pernah sebingung ini, ia tak pernah segalau ini, dan ia bahkan lebih rapuh dibandingkan saat dirinya kehilangan kedua orang tuanya.

" Temui Ayahnya "

" Tidak mungkin! "

" Dia harus bertanggung jawab Sulli, habiskan sarapanmu. Aku menunggumu diruang tengah " Ucapnya dengan nada ancaman kental. Sulli menciut, ia memegangi perutnya yang tadi terus bergumul dengan tak menyenangkannya. Ia duduk ditepi ranjang, tangannya meraih ponselnya yang bergetar. Sebuah pesan muncul dilayar ponselnya, semua pesan yang masuk berasal dari nomer yang sama, nama yang sama dan pengirim yang sama. Yoona.

>>Pasien Chang Wook sudah sadar, tapi ia bersikeras ingin pulang Sulli.

Sulli kaku ditempatnya, belum masalah satu selesai kini datang masalah kembali. Lalu , bagaimana bisa ia menghadapi kekasihnya itu? Ditambah ia belum tahu benar bagaimana kondisinya, apakah benar dia hamil sepertinya yang diduganya. Kalau memang iya, berarti ini adalah anak dari Choi Minho. Ia memejamkan matanya, apakah ia siap berperang dengan batinnya lagi?




..

Hai guyss... Aku hadir nih sebagai awalan Season 2 . Terima kasih banyak yang sudah menunggu. 25 Komentar aku tunggu untuk next partnya. Jangan lupa vote juga. Salam minsullians^^




Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang